mellydia.co.id Sepuluh tahun telah berlalu sejak insiden yang mengguncang dunia balap motor, “Sepang Clash” di MotoGP. Sejak saat itu, perdebatan tak kunjung usai dan pertanyaan besar masih menggantung: kapankah dua ikon olahraga ini, Valentino Rossi dan Marc Marquez, akan mencapai perdamaian?
Tanggal 25 Oktober 2015, di Sirkuit Sepang, Malaysia, terukir sebagai salah satu momen paling kontroversial dalam sejarah MotoGP. Dua pembalap fenomenal itu terlibat dalam duel sengit yang penuh tensi sejak awal balapan. Ketegangan memuncak ketika Valentino Rossi, merasa terganggu oleh manuver Marc Marquez yang agresif, memutuskan untuk melebar dan mengadangnya. Sebuah insiden tak terhindarkan terjadi, Marquez terjatuh dari motornya. Meskipun Rossi berhasil finis di podium, ia dihukum harus memulai balapan terakhir di Valencia dari posisi paling buncit. Penalti itu menjadi pukulan telak bagi peluang Rossi yang kala itu berusia 36 tahun untuk meraih gelar Juara Dunia kesepuluh kalinya. Sang The Doctor tergusur secara tragis dari puncak klasemen di balapan pamungkas, dan sejak saat itu, ia menyimpan “dendam kesumat” terhadap si “Alien”.
MotoGP Buka Kotak Pandora 10 Tahun setelah Sepang Clash, Ini Kejadian Sebenarnya
Bahkan satu dekade setelah peristiwa hitam tersebut, Marc Marquez masih menjadi sasaran cemoohan setiap kali ia berlaga di Italia, negara asal Rossi. Situasi ini bahkan membuat tim Ducati, yang notabene dari Italia namun kini menaungi Marquez dan bekerja sama dengan tim VR46 milik Rossi, merasa muak. Sayangnya, tidak ada tanda-tanda rekonsiliasi. Marquez dan Rossi masih saling membuang muka ketika berpapasan di trek, seperti yang terlihat baru-baru ini di GP Austria.
Mantan pembalap asal Italia, Louis Reggiani, berpendapat bahwa mendamaikan kedua sosok dengan total sembilan gelar Juara Dunia bukanlah hal yang sulit. Namun, dengan kecenderungannya untuk menunjuk Marquez sebagai pihak yang bersalah, Reggiani merasa si “Semut dari Cervera” lah yang harus mengambil langkah pertama. “Musim itu mengubah segalanya. Marquez mencederai balap motor, dia kehilangan kredibilitas sebagai seorang pria,” ucap Reggiani kepada Fanpage, yang dikutip via AS.com. “Saya dulu penggemarnya. Jujur saja, saya lebih senang Marc daripada Valentino. Saya sangat senang ketika dia tiba di MotoGP dan mengalahkan semuanya dengan talentanya. Tidak ada yang bisa mengambilnya dari dia.” Reggiani menambahkan, “Namun, nama Marquez telah kehilangan banyak hal. Saya tidak terkejut mereka mencemooh dia. Semua yang perlu dilakukannya adalah meminta maaf, meski 10 tahun kemudian.”
Mungkin Marquez sendiri sudah tidak peduli. Ketika tahun lalu Rossi kembali menyebutnya sebagai “pembalap paling kotor” dalam sebuah siniar Mig Babol, Marquez memilih untuk tidak menanggapi. Ia diyakini tidak berniat sengaja menghalangi Rossi seperti yang dituduhkan dalam konferensi pers sebelum GP Malaysia 2015. Aksi Marquez menahan ritme pada balapan sebelumnya lebih didasari strategi. Namun, karena merasa terlanjur dipermalukan, ia pun “memberontak” dengan caranya sendiri. Kini, Marquez membalas melalui performanya di lintasan. Setelah memenangi GP San Marino bulan lalu, yang merupakan balapan kandang Rossi, Marquez merayakan kemenangannya di podium dengan merentangkan baju balapnya, sebuah selebrasi ikonik ala Lionel Messi di kandang Real Madrid.
Lantas, bagaimana dengan prospek perdamaian dengan Rossi? “Ketika sesuatu tidak sepenuhnya bergantung pada Anda, Anda tidak bisa berkata bahwa Anda mau,” ucap Marquez mengenai keinginan berdamai, dilansir dari Mundo Deportivo. “Tidak. Kembali, saya hanya ingin orang-orang dalam hidup saya yang memberi arti kepada saya,” tambah eks bocah ajaib yang kini sudah berusia 32 tahun.
Marquez kini menikmati masa kejayaannya. Setelah kembali merebut gelar Juara Dunia, ia juga menyaksikan kesuksesan adiknya, Alex Marquez, untuk bersama-sama mencetak sejarah baru di MotoGP musim ini. Marc dan Alex Marquez menjadi kakak beradik pertama yang mampu merebut peringkat 1 dan 2 kejuaraan dalam 77 tahun diselenggarakannya ajang balap motor grand prix. Marc mengunci gelar pada GP Jepang, sementara Alex menyegel peringkat kedua setelah menjadi runner-up Sprint GP Malaysia pada Sabtu (25/10/2025).
MotoGP Malaysia 2025 – 77 Tahun dan Cuma Marquez Bersaudara yang Bisa, Pesan Haru Alex usai Segel Peringkat 1-2 bareng Marc



