Laba Emiten Menara Telekomunikasi 2025 Melambat: Peluang Investasi?

Posted on

Sektor menara telekomunikasi di Indonesia menunjukkan ketahanan yang solid pada semester I-2025, dengan mayoritas emiten membukukan kinerja positif. Meskipun demikian, pertumbuhan laba bersih dan pendapatan sebagian besar perusahaan masih berada di kisaran satu digit, menandakan pasar yang kian kompetitif.

Salah satu pemain kunci, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL), berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 4,59 triliun pada paruh pertama tahun 2025, menunjukkan pertumbuhan 2,17% secara tahunan (yoy). Seiring dengan itu, laba bersih MTEL juga mengalami kenaikan tipis 2,85% menjadi Rp 1,09 triliun, dibandingkan Rp 1,06 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.

Senada, PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) turut mencatatkan performa positif. Pendapatan TOWR meningkat 3,91% yoy mencapai Rp 6,39 triliun, yang kemudian menopang kenaikan laba bersih TOWR sebesar 2,93% menjadi Rp 1,65 triliun.

Laba Bersih Dayamitra Telekomunikasi (MTEL) Pada Semester I-2025 Naik 2,85%

Namun, di tengah pertumbuhan satu digit para pesaingnya, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) tampil menonjol dengan mencatat pertumbuhan laba bersih dua digit pada paruh pertama tahun 2025. Kinerja impresif ini didorong oleh ekspansi bisnis organik yang kuat, terlihat dari penambahan 431 penyewaan kotor, meliputi 236 situs telekomunikasi baru dan 195 kolokasi. Per 30 Juni 2025, TBIG telah mengelola portofolio infrastruktur digital yang masif, dengan total 42.663 penyewaan dan 24.056 situs telekomunikasi. Angka ini mencakup 23.945 menara telekomunikasi dan 111 jaringan Distributed Antenna System (DAS).

  TBIG Chart by TradingView  

Menanggapi tren positif ini, CEO TBIG, Hardi Wijaya Liong, menegaskan bahwa performa perusahaan mencerminkan resiliensi industri telekomunikasi di tengah gelombang konsolidasi pelanggan. TBIG, lanjutnya, tetap teguh pada komitmennya sebagai penyedia infrastruktur digital terkemuka.

Dari sudut pandang analis, Equity Research Analyst KB Valbury Sekuritas, Steven Gunawan, menilai kinerja MTEL pada semester pertama 2025 sudah sesuai dengan ekspektasi pasar dan konsensus. Menurutnya, hal ini ditopang oleh biaya tunai yang rendah dan efisiensi operasional yang baik.

Persaingan Sengit, Cek Rekomendasi 3 Saham Emiten Telekomunikasi dari Analis

Steven Gunawan juga menyoroti bahwa risiko hilangnya potensi sewa dari PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk (EXCL), yang merupakan hasil merger antara XL Axiata dan Smartfren, kini semakin kecil. Kondisi ini dipandang sebagai peluang positif bagi MTEL, terutama melalui pengembangan agresif segmen fiber to the tower (FTTF).

Sementara itu, kinerja TOWR juga dinilai sejalan dengan perkiraan, berkat efisiensi operasional yang terjaga. Steven Gunawan menyatakan optimisme terhadap strategi ekspansi serat optik TOWR, khususnya pasca-rampungnya akuisisi 40% saham PT Remala Abadi Tbk (DATA) senilai Rp 535,7 miliar pada April 2025. Dengan mempertimbangkan prospek tersebut, KB Valbury Sekuritas merekomendasikan ‘beli‘ untuk saham TOWR dengan target harga Rp 800, serta ‘beli‘ untuk saham MTEL dengan target harga Rp 750 per saham.

Cermati Rekomendasi Emiten Telekomunikasi di Tengah Pelemahan Daya Beli

Pada perdagangan hari Jumat (8/8), pergerakan harga saham TOWR dan MTEL terpantau stagnan dari hari sebelumnya, masing-masing bertahan di level Rp 620 dan Rp 625 per saham.

Ringkasan

Sektor menara telekomunikasi di Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang melambat pada semester I-2025, meskipun mayoritas emiten mencatatkan kinerja positif. MTEL dan TOWR mengalami pertumbuhan pendapatan dan laba bersih satu digit, sementara TBIG menonjol dengan pertumbuhan laba bersih dua digit berkat ekspansi bisnis organik yang kuat.

Analis KB Valbury Sekuritas menilai kinerja MTEL dan TOWR sesuai ekspektasi, didukung efisiensi operasional dan potensi pengembangan FTTF untuk MTEL serta akuisisi saham DATA untuk TOWR. KB Valbury Sekuritas memberikan rekomendasi ‘beli’ untuk saham TOWR dengan target harga Rp 800 dan MTEL dengan target harga Rp 750 per saham.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *