Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) kini berada di persimpangan jalan, terancam tagihan fantastis miliaran rupiah jika bersikeras melanjutkan kasus dugaan pemalsuan dokumen naturalisasi ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS). Peringatan keras ini datang seiring estimasi biaya yang bisa mencapai setidaknya satu juta Ringgit, sebuah angka yang berpotensi melumpuhkan.
Menurut Zhafri Aminurashid, seorang pengacara olahraga terkemuka di Malaysia, biaya yang dibutuhkan FAM untuk menempuh jalur hukum di CAS bisa berfluktuasi di sekitar angka tersebut, tergantung pada kompleksitas kasus. Ia merinci bahwa besaran anggaran ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor krusial, meliputi biaya banding awal, biaya hukum yang substantif, honorarium konsultan ahli, serta pembayaran di muka yang wajib disetorkan sebelum proses persidangan dimulai.
Zhafri lebih lanjut menjelaskan rincian biaya yang akan dihadapi. “Biaya banding ke CAS sendiri mencapai sekitar 1.000 CHF atau setara dengan Rp20 juta, dan angka ini bersifat non-refundable,” ungkap Zhafri seperti dikutip dari nst.com.my. Selain itu, ada pula biaya hukum yang diperkirakan antara 100-200 ribu Ringgit, ditambah lagi dengan biaya saksi ahli yang bisa mencapai 10-50 ribu Ringgit untuk setiap saksi yang dihadirkan.
Aspek penting lainnya adalah biaya arbitrase yang harus dibayar di muka, sebuah prasyarat mutlak agar kasus dapat disidangkan. Tanpa pembayaran ini, proses hukum tidak akan berjalan. Jumlah uang muka atau biaya pendaftaran total ini tidak main-main, mencapai 50.000 CHF, yang jika dikonversikan setara dengan sekitar 265.717 Ringgit Malaysia atau sekitar Rp1,04 miliar.
Federasi Malaysia Butuh Biaya Besar untuk Ajukan Banding ke CAS, Nyaris Setara Denda FIFA
Zhafri juga menekankan bahwa, meskipun umumnya biaya di Pengadilan Arbitrase Olahraga Internasional dibagi rata antara kedua belah pihak, ada pengecualian signifikan dalam kasus ini. FIFA, sebagai pihak terkait, diyakini tidak akan menanggung sebagian pun dari biaya tersebut. Ini berarti seluruh beban finansial, dari awal hingga akhir, akan sepenuhnya menjadi tanggung jawab FAM.
Kondisi ini menempatkan FAM dalam posisi genting. Jika mereka gagal melunasi pembayaran uang muka tersebut, persidangan dipastikan tidak akan digelar dan otomatis dibatalkan. Konsekuensi langsungnya adalah banding yang diajukan FAM akan secara mutlak ditolak oleh Pengadilan CAS. “Biaya-biaya semacam ini umumnya ditanggung kedua belah pihak, namun FIFA biasanya tidak akan terlibat,” tegas Zhafri. “Artinya, FAM harus menanggung seluruh biaya di muka, dan jika gagal, banding mereka akan ditolak,” pungkasnya, menggarisbawahi beratnya situasi ini.
Meskipun demikian, ada spekulasi bahwa beban finansial ini mungkin tidak akan menjadi kendala besar, asalkan FAM mendapatkan sokongan dana dari sosok berpengaruh seperti Tunku Ismail Idris (TMJ), anak Sultan Johor. Kehadiran TMJ di kancah sepak bola Malaysia memang sering kali menjadi penentu, baik sebagai “donatur” utama timnas maupun sebagai figur sentral dalam berbagai isu.
Banding Tak Guna, Nasib Malaysia di Tangan FIFA! Orang Dalam AFC Sampai Pasrah Lihat Sepak Bola Negaranya Hancur
Seperti yang telah banyak diketahui, TMJ selama ini dikenal sebagai “donatur” utama yang kerap menyuntikkan dana besar bagi Timnas Malaysia. Oleh karena itu, nominal biaya banding yang miliaran rupiah ini mungkin terkesan kecil di mata beliau. Namun, di sisi lain, Tunku Ismail Idris juga santer disebut sebagai aktor utama di balik pusaran kasus naturalisasi yang kini sedang diselidiki. Publik Malaysia menyadari keterlibatannya, namun ada indikasi bahwa pemerintah terkesan menutupi atau mencoba melindunginya dari jerat konsekuensi hukum, menambah kompleksitas permasalahan ini.
Dengan segala kompleksitas dan pertaruhan yang ada, mata publik kini tertuju pada tanggal 30 Oktober mendatang, yang akan menjadi momen krusial pengumuman putusan FIFA terkait banding FAM. Masyarakat Malaysia saat ini dipenuhi spekulasi dan kegelisahan, menerka-nerka nasib masa depan sepak bola negara mereka akibat dampak dari kasus dokumen naturalisasi palsu ini. Meskipun banyak yang berharap Malaysia terbebas dari sanksi berat, tumpukan bukti yang ada tampaknya tidak menempatkan Negeri Jiran dalam posisi yang menguntungkan.
Ringkasan
Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) terancam tagihan miliaran rupiah jika melanjutkan kasus dugaan pemalsuan dokumen naturalisasi ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS). Biaya yang dibutuhkan untuk menempuh jalur hukum di CAS bisa mencapai satu juta Ringgit, meliputi biaya banding, biaya hukum, honorarium konsultan ahli, dan pembayaran di muka. FIFA diperkirakan tidak akan menanggung sebagian pun dari biaya tersebut, sehingga seluruh beban finansial akan menjadi tanggung jawab FAM.
Jika FAM gagal melunasi pembayaran di muka, banding mereka akan ditolak oleh Pengadilan CAS. Meskipun demikian, ada spekulasi bahwa FAM mungkin mendapat sokongan dana dari Tunku Ismail Idris (TMJ), yang selama ini dikenal sebagai “donatur” utama Timnas Malaysia. Putusan FIFA terkait banding FAM akan diumumkan pada 30 Oktober, menentukan nasib masa depan sepak bola Malaysia akibat kasus dokumen naturalisasi palsu.