Peningkatan performa impresif Marco Bezzecchi, sang murid Valentino Rossi, di ajang MotoGP belakangan ini ternyata menyimpan kisah unik. Menurut pengamat MotoGP terkemuka, Carlo Pernat, lonjakan performa Bezzecchi justru lahir dari sebuah nasib yang kurang beruntung, sebuah paradoks yang menarik perhatian.
Bezzecchi memang telah menampilkan penampilan yang sangat solid dalam dua balapan terakhir. Setelah berhasil mengamankan posisi terdepan pada sesi sprint race di Indonesia, ia kembali menunjukkan taringnya dengan performa luar biasa di seri Australia.
Meskipun mampu memenangkan sprint race, pembalap bertalenta ini menghadapi rintangan besar pada balapan utama. Ia harus menjalani hukuman double long lap penalty sebagai konsekuensi dari insiden tabrakan tak disengaja dengan Marc Marquez di Indonesia sebelumnya.
Namun, dengan aksi yang brilian dan penuh keberanian, hukuman tersebut seolah tak berarti di hadapan Bezzecchi. Dengan menggeber sepeda motor Aprilia-nya secara maksimal, ia tetap berhasil mengamankan posisi podium, membuktikan ketangguhan mental dan keterampilannya meski harus berjibaku dengan penalti yang menjegal.
Performa yang kian meroket ini menjadi sorotan utama Carlo Pernat. Pengamat veteran MotoGP tersebut menyoroti bagaimana kombinasi Aprilia dan Bezzecchi yang disebutnya “duet maut” ini justru terbentuk dari sebuah rangkaian nasib buruk yang tak terduga.
UFC 321 – Menanti Bentrokan Seru Jagoan dengan Ilmu Bela Diri Ala Militer Rusia
Pernat menjelaskan bahwa absennya Jorge Martin yang kerap berkutat dengan cedera parah, secara tidak langsung justru mendorong perkembangan sang murid Valentino Rossi. “Ini adalah seri yang berfokus pada Aprilia, Aprilia dan Bezzecchi adalah duet maut,” ungkap Pernat, seperti dilansir Juara.net dari GP One. “Menariknya, duet ini malah datang dari sebuah nasib yang buruk…”
Ia melanjutkan, “Semua orang tahu bahwa Martin mendapatkan beberapa masalah. Hingga saat ini, dia masih belum bisa tampil normal di lintasan. Ditinggal sendirian ternyata malah bagus untuk Marco. Mungkin itu juga yang membuatnya semakin baik. Baik secara talenta dan personal, dia benar-benar meningkat…” Ini menunjukkan bahwa tantangan justru menjadi katalisator bagi pertumbuhan Bezzecchi, baik dari segi bakat maupun kedewasaan sebagai pembalap.
Pernat juga mengakui bahwa Bezzecchi sejak awal telah memiliki talenta luar biasa dan keterampilan apik di atas lintasan. “Satu hal yang mungkin dia kurang bagus adalah pengalaman sebagai pembalap penguji,” kata Pernat. “Tetapi, dia malah menunjukkan kemampuannya dengan membawa sepeda motor itu ke depan sendirian. Dia berhasil mengembangkan sepeda motor itu hingga memang belum lebih baik dari Ducati, namun sudah seimbang.” Kemampuannya dalam mengembangkan motor tanpa pengalaman penguji yang mumpuni membuktikan kematangan dan insting balapnya.
Pelatih Islam Makhachev Bongkar Titik Kelemahan Ilia Topuria
“Pada balapan terakhir, satu-satunya pembalap yang bisa bertarung melawan Marquez yang sangat dominan akhirnya tetap sama yakni, Marco Bezzecchi,” tambah Pernat, menegaskan bahwa Bezzecchi adalah penantang serius. Hal ini membuktikan bahwa Bezzecchi memiliki kapasitas untuk bersaing di level teratas, bahkan dengan pembalap sekaliber Marc Marquez.
Melanjutkan prediksinya, Pernat meyakini bahwa performa solid Aprilia akan terus berlanjut hingga musim MotoGP 2026. Ia bahkan sudah membayangkan duel sengit antara Marc Marquez dengan Ducati-nya, melawan Bezzecchi dan Jorge Martin yang akan menunggangi Aprilia mereka. Sebuah prospek yang menjanjikan persaingan ketat di masa depan.
“Dia tidak pernah absen dari konfrontasi, sebaliknya dia malah terus mencarinya,” tukas Pernat mengacu pada karakter Bezzecchi. “Dia mencari bentuk terbaik untuk menghormati Marquez, di mana itu memang harus dilakukan. Saya pikir, hal ini akan menjadi cerita dari tahun depan, duel Aprilia lawan Ducati dengan Bezzecchi dan Martin, untuk mengalahkan Marquez.” Ini menggambarkan semangat kompetitif Bezzecchi yang tinggi dan ambisinya untuk menjadi yang terbaik.
Sayangnya, insiden yang dialami Bezzecchi baru-baru ini membuatnya diragukan bisa tampil di empat seri tersisa musim ini. Namun, ada secercah harapan baginya untuk kembali di Valencia dan berpartisipasi dalam sesi pengetesan. “Yang jelas, dengan segala hak konsesi yang didapatkan tim manufaktur lain, satu-satunya yang bekerja sangat baik adalah Aprilia,” pungkas Pernat, memberikan pujian tertinggi kepada kinerja tim dan motor Aprilia secara keseluruhan.