mellydia.co.id Legenda Timnas Belanda, Wesley Sneijder, menunjukkan pemahaman mendalam mengenai keputusan Federasi Sepak Bola Indonesia (PSSI) memecat jajaran kepelatihan asal Belanda setelah kegagalan Timnas Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026.
Pernyataan Wesley Sneijder tersebut muncul di tengah perbincangan hangat dalam program kenamaan Ziggo Sport, Rondo, pada Senin, 20 Oktober 2025. Dalam acara tersebut, mantan gelandang Inter Milan ini turut berdiskusi dengan Alex Pastoor, mantan asisten pelatih Timnas Indonesia, serta sejumlah pundit dan legenda sepak bola Belanda lainnya seperti Marco van Basten dan Raphael van der Vaart.
Ketika sebagian besar pundit mempertanyakan langkah Timnas Indonesia melepas Patrick Kluivert dan stafnya, termasuk Alex Pastoor, meskipun performa tim dianggap cukup baik, Wesley Sneijder justru memberikan pembelaannya. Ia berusaha memahami sudut pandang suporter dan federasi sepak bola Tanah Air.
Alex Pastoor sendiri sebelumnya pernah menyoroti bahwa Pemain Indonesia Punya Teknik Bagus Bahkan saat Bermain di Lapangan Jelek, yang Kurang Hanya Kompetisi.
“Ya, mereka (suporter Timnas Indonesia) bereaksi dengan emosi,” terang pemilik satu gelar Liga Champions bersama Inter Milan itu. “Ada ekspektasi besar karena kami datang dengan nama besar dan pendekatan profesional. Tetapi, ketika hasilnya tidak langsung terwujud, reaksi emosional itu muncul dengan sangat cepat.” Sneijder menggarisbawahi tekanan yang ada pada staf pelatih.
Di sisi lain, Alex Pastoor menjelaskan bahwa ekspektasi besar dari suporter Timnas Indonesia memang dengan cepat bisa berubah menjadi tekanan luar biasa ketika target tidak tercapai. Menurutnya, Indonesia menghadapi lawan-lawan yang jauh lebih kuat di putaran keempat kualifikasi, seperti Arab Saudi dan Irak, sehingga hasil yang diharapkan tidak selalu mudah terwujud.
“Kami juga menerima banyak pesan positif, namun jumlah pesan yang menunjukkan antusiasme besar itu juga bisa dengan cepat berubah menjadi tekanan dan ekspektasi,” kata Pastoor. Ia menambahkan, “Kadang ekspektasi itu tidak realistis; mereka berpikir mengalahkan negara besar itu mudah, padahal jelas tidak.”
Wesley Sneijder kemudian mencoba menilik lebih jauh dari sudut pandang Timnas Indonesia. Ia memahami betul kekecewaan yang mendalam ketika peluang besar untuk tampil di Piala Dunia, yang sudah di depan mata, harus sirna hanya dalam dua laga penentuan. “Tapi mungkin mereka juga berpikir, empat tahun lagi terlalu lama?” ujarnya, menyoroti keinginan suporter untuk meraih hasil instan. “Orang-orang ingin serba cepat, mereka tidak mau menunggu.”
Dengan format Piala Dunia yang kini melibatkan 48 negara, peluang memang menjadi lebih besar. “Mereka akan melakukan segala cara untuk mencapainya, tetapi kalau gagal tentu saja mengecewakan,” jelas Sneijder, mengakui besarnya target dan ambisi sepak bola Indonesia.
Dalam kesempatan tampil di program Rondo Ziggo Sport ini, Alex Pastoor menandai kemunculannya kembali di media Belanda setelah diberhentikan dari posisinya sebagai asisten pelatih Timnas Indonesia. Ia juga secara terbuka membuka peluang untuk kembali bekerja sama dengan Patrick Kluivert di masa mendatang. “Saya berbicara dengan agen Patrick siang ini. Mereka pasti sedang merencanakan sesuatu,” ungkap Pastoor. “Selalu ada kemungkinan kami akan tetap bersama,” pungkasnya, memberikan isyarat tentang potensi kolaborasi di proyek selanjutnya.
Ringkasan
Wesley Sneijder membela keputusan PSSI memecat pelatih asal Belanda setelah Timnas Indonesia gagal lolos ke Piala Dunia 2026. Sneijder memahami kekecewaan suporter dan federasi karena ekspektasi tinggi yang tidak terpenuhi, meskipun mengakui tekanan besar yang dihadapi staf pelatih.
Alex Pastoor, mantan asisten pelatih, menjelaskan ekspektasi tinggi bisa berubah menjadi tekanan jika target tidak tercapai. Sneijder menambahkan bahwa suporter menginginkan hasil instan dan PSSI akan melakukan segala cara untuk mencapai tujuan lolos Piala Dunia.