Masa Depan Francesco Bagnaia di Ducati Lenovo Terancam? Performa Jeblok Jadi Sorotan
Euforia kemenangan ganda di GP Jepang seolah sirna ditelan bumi. Francesco Bagnaia, sang juara bertahan, kini kembali terperosok dalam performa yang mengkhawatirkan. Mimpi buruk itu kembali menghantui.
GP Indonesia dan GP Australia menjadi saksi bisu kembalinya Ducati Lenovo dalam performa yang mengecewakan. Setelah kemenangan gemilang di Motegi yang sempat membangkitkan harapan, Bagnaia justru tak berdaya di dua seri terakhir.
Banyak pengamat bahkan berspekulasi bahwa performa buruk inilah wajah asli Bagnaia yang selama ini tersembunyi. Kekuatan sebenarnya, yang diharapkan muncul pasca-Motegi, ternyata hanya ilusi sesaat.
MotoGP Malaysia 2025: Mampukah Alex Marquez Mengamankan Posisi Runner-up?
Sayangnya, kedigdayaan Bagnaia hanya berlangsung sekejap. Pembalap asal Turin, Italia, itu kembali terpuruk, dan hasil minor ini memicu spekulasi mengenai masa depannya di Ducati Lenovo.
Rumor liar mulai bertebaran di paddock, menambah tekanan bagi Bagnaia yang tengah berjuang. La Gazzetta dello Sport Italia bahkan melaporkan bahwa hubungan antara Ducati dan Bagnaia mulai merenggang.
Komentar-komentar Bagnaia yang sering bertentangan dengan pihak Ducati, terutama terkait kinerja kru tim, semakin memperburuk situasi. Bagnaia terus mengeluhkan berbagai masalah pada motor, sementara Ducati dikabarkan mulai kehilangan kesabaran.
Penting untuk diingat bahwa Desmosedici GP25 tidak hanya digunakan oleh Bagnaia, tetapi juga oleh Marc Marquez dan Fabio Di Giannantonio (VR46). Ironisnya, Diggia berhasil meraih podium di GP Australia, sementara Bagnaia justru terdampar di posisi buncit.
“Bukan kebetulan jika Borgo Panigale sedang mempertimbangkan beberapa pembalap muda yang berpotensi menggantikan juara dunia MotoGP dua kali tersebut,” tulis La Gazzetta dello Sport dalam analisisnya.
Setidaknya ada empat nama pembalap yang diyakini bisa menggoda Ducati untuk menggantikan Bagnaia di kursi pabrikan. Nama pertama yang paling santer disebut adalah Pedro Acosta dari Red Bull KTM.
Nama kedua adalah Fermin Aldeguer, seorang rookie yang menunjukkan potensi besar. Selain itu, dua nama lain juga mencuri perhatian: David Alonso dari kelas Moto2, dan Fabio Quartararo, andalan Monster Energy Yamaha.
“Pertama dan terutama, Pedro Acosta, yang dianggap sebagai calon superstar MotoGP; Fermin Aldeguer, sebagai taruhan langsung yang sebagian telah membuahkan hasil; atau David Alonso sebagai investasi jangka panjang,” ulas La Gazzetta.
“Belum lagi, sebagai tujuan bergengsi dan sedikit berjangka panjang, prospek merekrut Fabio Quartararo, yang terikat kontrak 12 juta euro per tahun dengan Yamaha hingga akhir 2026, tetapi semakin tidak puas dengan minimnya peningkatan performa dari pabrikan garpu tala tersebut, bisa jadi opsi yang menarik.”
MotoGP Malaysia 2025: Misi Bezzecchi Mendobrak Dominasi Ducati di Sepang
Ringkasan
Performa Francesco Bagnaia yang menurun setelah GP Jepang memunculkan spekulasi tentang masa depannya di Ducati Lenovo. Rumor perpecahan antara Bagnaia dan Ducati semakin kuat, terutama terkait keluhan Bagnaia terhadap motor sementara pembalap lain dengan Desmosedici GP25 menunjukkan performa lebih baik.
Beberapa nama pembalap muda dipertimbangkan sebagai pengganti Bagnaia, termasuk Pedro Acosta, Fermin Aldeguer, dan David Alonso. Fabio Quartararo juga menjadi opsi menarik, meskipun terikat kontrak dengan Yamaha hingga 2026, karena ketidakpuasannya terhadap performa Yamaha.