Pada perdagangan Selasa (21/10/2025), sentimen positif menyelimuti lantai bursa, terutama bagi emiten perbankan kelas kakap atau big banks. Empat saham raksasa perbankan di Indonesia – Bank Central Asia (BBCA), Bank Mandiri (BMRI), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), dan Bank Negara Indonesia (BBNI) – kompak ditutup menguat, menandai hari yang perkasa bagi sektor keuangan.
Performa BBCA menjadi sorotan utama, memimpin penguatan sektor perbankan dengan lonjakan signifikan 7,62% ke level Rp 8.475 per saham. Sepanjang sesi perdagangan, saham BBCA bahkan sempat menyentuh puncak harian di angka yang sama, menunjukkan minat beli investor yang begitu kuat terhadap bank dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia ini.
Tak ketinggalan, Bank Mandiri (BMRI) juga mencatatkan penguatan impresif. Harga saham BMRI ditutup di level Rp 4.350, naik 1,16% dari hari sebelumnya, setelah sempat mencapai Rp 4.390 dalam perdagangan intraday. Sementara itu, Bank Rakyat Indonesia (BBRI) turut menambah optimisme di sektor ini dengan kenaikan 2,17% menjadi Rp 3.760 per saham. Penguatan BBRI ini melanjutkan tren positif yang telah berlangsung sepekan terakhir, seiring dengan meningkatnya aktivitas perdagangan di sektor keuangan.
Melengkapi deretan big banks yang berkinerja apik, Bank Negara Indonesia (BBNI) juga berhasil mengukir kenaikan, meskipun relatif lebih terbatas dibandingkan tiga emiten lainnya. Pada penutupan sesi sore, saham BBNI menguat 0,25% ke level Rp 4.050 per saham dari posisi penutupan Senin (20/10/2025), menunjukkan konsistensi positif di tengah euforia pasar.
Menganalisis fenomena ini, Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia, Miftahul Khaer, mengungkapkan bahwa kenaikan serentak saham big banks pada awal pekan ini dipicu oleh sentimen positif dari Menteri Keuangan. Rencana penambahan likuiditas untuk mempercepat dan menstabilkan laju pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) disambut antusias oleh pasar.
Miftahul menjelaskan bahwa pasar merespons positif rencana tersebut, dengan bank-bank BUMN atau Himbara (termasuk BMRI, BBRI, dan BBNI) turut merasakan dorongan signifikan. Ia menambahkan, peluang kenaikan harga saham perbankan masih sangat terbuka, terutama setelah mengalami koreksi yang cukup dalam sebelumnya. Kendati demikian, koreksi jangka pendek setelah reli ini dianggap sebagai hal yang wajar. Mengenai porsi investor asing, Miftahul menilai bahwa meskipun ada sedikit delusi, situasinya belum sampai pada titik mengkhawatirkan.
Lebih lanjut, Miftahul menyampaikan bahwa prospek untuk kembali masuk ke pasar dalam periode mendatang sangat besar, didukung oleh sentimen yang suportif dan indikasi kinerja yang mulai membaik. Oleh karena itu, langkah akumulasi dapat menjadi opsi strategis bagi investor. Dalam rekomendasinya, Miftahul menyarankan akumulasi saham BBRI dengan target harga Rp 4.720 dalam jangka panjang, serta akumulasi saham BMRI dengan target harga Rp 6.300 untuk prospek jangka panjang.
Ringkasan
Pada Selasa, 21 Oktober 2025, saham-saham perbankan besar seperti BBCA, BMRI, BBRI, dan BBNI mengalami penguatan signifikan. BBCA memimpin dengan kenaikan 7,62%, diikuti oleh BMRI dan BBRI yang juga mencatatkan pertumbuhan positif, sementara BBNI mengalami kenaikan yang lebih moderat.
Kenaikan ini dipicu oleh sentimen positif dari Menteri Keuangan terkait rencana penambahan likuiditas untuk menstabilkan IHSG. Analis merekomendasikan akumulasi saham BBRI dengan target harga Rp 4.720 dan BMRI dengan target Rp 6.300 dalam jangka panjang, melihat peluang kenaikan setelah koreksi sebelumnya dan sentimen pasar yang suportif.