Islam Makhachev: Rekor Bantingan Kontroversial & Dominasi Klan Nurmagomedov

Posted on

Penampilan Merab Dvalishvili di UFC 320 sukses mencuri perhatian, terutama melalui serangkaian bantingan luar biasa yang ia daratkan kepada lawannya. Dvalishvili, yang sebelumnya dikenal karena berhasil menumbangkan Umar Nurmagomedov, menunjukkan dominasinya dengan tampil bak mesin pembanting saat menghadapi Cory Sandhagen.

Menurut data dari UFC Stats, Merab Dvalishvili tercatat berhasil mendaratkan 20 bantingan sukses kepada Cory Sandhagen. Pencapaian impresif ini nyaris memecahkan rekor bantingan terbanyak dalam satu duel UFC, hanya selisih satu bantingan dari rekor 21 bantingan yang masih dipegang oleh legenda tak terkalahkan, Khabib Nurmagomedov.

Namun, parade bantingan spektakuler Dvalishvili ini justru memicu perdebatan dan mendapatkan sorotan tajam dari mantan petarung sekaligus analis kondang, Daniel Cormier. Cormier merasa bahwa jumlah bantingan yang dicatatkan “Si Mesin” seharusnya tidak sebanyak itu, dan ia menuding kesalahan terletak pada cara perhitungan bantingan dalam pentas MMA.

“Apa yang dia lakukan adalah bantingan MMA… Bantingan seperti itu tidak akan dihitung dalam olahraga gulat,” ungkap Cormier, seperti dilansir dari MMA Junkie. Ia melanjutkan, “Saat Khabib mencetak 24 bantingan, itu juga bantingan MMA. Sama saja, itu juga tidak dihitung dalam gulat.” Cormier menjelaskan bahwa banyak aksi Merab kepada Cory tersebut lebih tepat disebut sebagai mat returns atau pengembalian ke matras.

Mantan juara UFC itu menambahkan, “Dia (Cory Sandhagen) belum pernah benar-benar membuka pertahanannya. Tangannya selalu saja dikunci. Saat Cory berdiri, dia akan langsung berusaha menjatuhkannya kembali. Cory sadar betul bahwa saat terjatuh lagi, maka itu dihitung sebagai bantingan.” Cormier menegaskan bahwa ia telah lama tidak sepakat dengan metode perhitungan bantingan ini.

Meskipun demikian, kritikan Daniel Cormier ini tentu tidak bisa mengubah catatan resmi yang telah dilakukan oleh UFC. Namun, jika dihitung menggunakan metode yang dianggapnya lebih akurat, Cormier memperkirakan Dvalishvili hanya mencatatkan sekitar lima sampai enam bantingan sukses yang sebenarnya.

“Bantingan dalam MMA adalah masalah,” tegas Cormier. “Cara mereka melakukan bantingan adalah kesalahan…. Bantingan harusnya dihitung saat lawan benar-benar jatuh di matras. Bantingan harusnya tidak dihitung saat lawan bisa berdiri lalu dijatuhkan lagi… Dia (Sandhagen) tidak pernah kehilangan kontrol.” Cormier menyimpulkan, “Kalau dihitung dengan benar, Merab tidak melakukan 20-an bantingan. Dia mungkin hanya sekitar lima atau enam bantingan. Kemudian, 14 di antaranya adalah mat returns.”

Ringkasan

Merab Dvalishvili mencuri perhatian di UFC 320 dengan dominasi bantingan, mencatatkan 20 bantingan sukses melawan Cory Sandhagen. Angka ini nyaris memecahkan rekor 21 bantingan yang dipegang Khabib Nurmagomedov, namun memicu perdebatan mengenai cara perhitungan bantingan dalam MMA.

Daniel Cormier mengkritik perhitungan tersebut, berpendapat bahwa banyak aksi Dvalishvili lebih tepat disebut mat returns, bukan bantingan sesungguhnya. Cormier menilai perhitungan bantingan seharusnya dihitung saat lawan benar-benar jatuh dan kehilangan kontrol, dan memperkirakan Dvalishvili hanya melakukan sekitar lima atau enam bantingan sukses yang sebenarnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *