Sanksi FIFA Malaysia: Misteri Belum Terpecahkan, Apa yang Terjadi?

Posted on

mellydia.co.id Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) telah berjanji untuk membuka seluas-luasnya terkait sanksi FIFA yang menimpa tujuh pemain naturalisasi mereka. Namun, konferensi pers berdurasi satu jam yang digelar pada Jumat lalu justru menyisakan lebih banyak tanda tanya daripada pencerahan bagi publik.

Meskipun mengawali sambutannya dengan komitmen terhadap keterbukaan, para pejabat FAM memilih untuk mengelak dari pertanyaan-pertanyaan krusial seputar akuntabilitas, garis waktu investigasi internal mereka, dan juga ruang lingkup penyelidikan yang akan dilakukan.

Wakil Presiden FAM, Datuk S. Sivasundaram, menegaskan bahwa asosiasi tersebut memikul tanggung jawab penuh atas kelalaian administratif yang terjadi. Meski demikian, ia meminta kesabaran dari semua pihak karena sebuah panel independen masih dalam proses pembentukan. “Kami tidak menyembunyikan apa pun,” ujarnya. “Sebuah badan independen akan menelaah setiap dokumen, setiap langkah dalam proses pendaftaran, dan mereka yang bertanggung jawab akan menerima konsekuensinya. Namun, kami tidak bisa terburu-buru dan membahayakan integritas proses ini.”

FAM Ancam Tuntut ke CAS jika Bandingnya Ditolak FIFA, Malaysia Ikuti Kesalahan Timor Leste?

Pertanyaan tentang siapa yang akan mengisi panel tersebut, kapan panel akan mulai bekerja, atau apakah hasilnya akan dipublikasikan, hanya dijawab dengan pernyataan bahwa strukturnya ‘sedang diselesaikan’ dan FAM ‘ingin melakukannya dengan benar’. Jawaban yang diberikan FAM masih dirasa kurang transparan.

Penasihat hukum FAM, Serge Vittoz, memperjelas bahwa kasus yang diajukan ke FIFA murni bersifat administratif. Menurutnya, masalah ini bermula dari perbedaan dalam pencatatan dan pengunggahan dokumen naturalisasi para pemain. “Ini bukan tentang pemalsuan atau penyalahgunaan identitas. Ini tentang bagaimana dokumen diajukan dan dicocokkan dalam sistem FIFA,” jelas Vittoz, seperti yang dikutip SuperBall.id dari New Straits Times. “Terdapat ketidakkonsistenan dalam cara memasukkan rincian tertentu, dan karena proses FIFA sangat ketat, kesalahan administrasi sekecil apa pun dapat memicu sanksi yang serius.”

Vittoz menambahkan bahwa banding resmi FAM telah diajukan dengan bukti-bukti yang kuat, dan federasi terus menjalin komunikasi yang terbuka serta konstruktif dengan departemen hukum FIFA. “Kami yakin informasi yang kami sampaikan memberikan konteks yang lengkap,” tegasnya. “Tidak ada niat untuk menyesatkan. Ini adalah kesalahan prosedural, dan fakta-fakta akan menunjukkannya dengan jelas.” Vittoz, seorang pengacara olahraga berkualifikasi Swiss dari firma Charles Russell Speechlys yang berbasis di London, memiliki rekam jejak mewakili federasi dan pemain nasional dalam kasus-kasus di FIFA dan Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS). Pengalamannya membela tim dan pemain yang kemudian berlaga di turnamen Piala Dunia dianggap FAM sangat krusial dalam pembelaan hukum mereka.

Di sisi lain, Sekretaris Jenderal FAM, Noor Azman Rahman, yang bertanggung jawab mengawasi proses pendaftaran, telah diskors dari jabatannya. Ketika ditanya apakah penangguhan ini mengindikasikan adanya kesalahan, Sivasundaram bersikeras bahwa itu adalah langkah prosedural. “Ini masalah tata kelola. Sampai penyelidikan selesai, kami tidak akan membuat keputusan apa pun,” tandasnya.

FAM telah mengajukan banding resminya pada tanggal 14 Oktober lalu, dan keputusan dari FIFA diperkirakan akan diumumkan pada 30 Oktober mendatang. Hingga saat ini, janji-janji transparansi yang diumbar FAM belum juga diterjemahkan menjadi kejelasan yang diharapkan. Hampir dua minggu setelah sanksi diumumkan, FAM masih berada di bawah sorotan tajam mengenai apa yang akan diungkapkan dan apa yang mungkin akan tetap disembunyikan.

Sebagai informasi, FIFA secara resmi menjatuhkan sanksi kepada FAM dan tujuh pemain naturalisasi Timnas Malaysia pada 6 Oktober 2025. Ketujuh pemain tersebut adalah Hevel, Joao Figueiredo, Rodrigo Holgado, Imanol Machuca, Facundo Garces, Jon Irazabal, dan Gabriel Palmero. Masing-masing pemain dijatuhi denda sebesar 2.000 franc Swiss (sekitar Rp41,7 juta) dan dilarang beraktivitas di dunia sepak bola selama 12 bulan. Sementara itu, FAM sendiri menerima denda yang jauh lebih besar, yakni 350.000 franc Swiss (setara dengan Rp7,3 miliar).

Ringkasan

Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) berjanji membuka informasi terkait sanksi FIFA terhadap tujuh pemain naturalisasi, namun konferensi pers justru menimbulkan lebih banyak pertanyaan. FAM menyatakan bertanggung jawab atas kelalaian administratif, tetapi meminta kesabaran karena panel independen sedang dibentuk untuk menelaah dokumen pendaftaran pemain. Penasihat hukum FAM menjelaskan bahwa masalahnya bersifat administratif, terkait ketidakkonsistenan dalam pencatatan dan pengunggahan dokumen, bukan pemalsuan identitas.

FAM telah mengajukan banding resmi ke FIFA dan yakin informasi yang disampaikan memberikan konteks lengkap. Sekretaris Jenderal FAM telah diskors dari jabatannya. FIFA menjatuhkan sanksi denda dan larangan beraktivitas kepada tujuh pemain dan FAM, karena kesalahan administratif dalam proses pendaftaran pemain naturalisasi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *