Nada keputusasaan menyelimuti pembalap andalan Ducati Lenovo, Francesco Bagnaia, menjelang gelaran seri ke-19 MotoGP Australia 2025. Performa sang juara dunia dua kali itu justru menunjukkan penurunan drastis, menimbulkan kekhawatiran besar di kubu Borgo Panigale.
Francesco Bagnaia harus kembali menghadapi lintasan setelah dihantui mimpi buruk dalam penampilan terakhirnya di GP Indonesia. Di sirkuit Mandalika, Bagnaia seolah kehilangan tajinya, terdampar di posisi buncit dan tertinggal jauh bahkan dari seorang rookie seperti Somkiat Chantra dari Idemitsu Honda LCR, yang musim ini pun gagal bersaing.
Performa Bagnaia di GP Indonesia menjadi sorotan tajam, mengingat sebelumnya ia selalu mampu finis setidaknya di grup tengah, bahkan dalam kondisi terburuk sekalipun. Kontrasnya, hanya sepekan sebelumnya, “Pecco” tampil memukau di Grand Prix Jepang, mencetak rekor waktu lap untuk pole position dan meraih kemenangan dominan dalam balapan Sprint maupun Grand Prix di sirkuit Motegi.
Melihat inkonsistensi yang mencolok ini, Bagnaia pun sudah “angkat tangan” dan menyerahkan nasibnya pada performa kuda besinya, Ducati Desmosedici GP25. Ia menegaskan bahwa akhir pekannya di Australia akan sangat bergantung pada motornya, melanjutkan sentimen yang muncul pasca-GP Indonesia bahwa ia merasa hanya “menumpang” motor, bukan mengendarainya.
Jadwal MotoGP Australia 2025 – Bagnaia Jadi Sorotan dengan Absennya Marc Marquez, Bezzecchi dan Gresini Mengancam
“Menurut saya, ekspektasinya akan tergantung dengan feeling yang saya rasakan di atas motornya,” ujar Bagnaia jelang MotoGP Australia pada Kamis (16/10/2025), seperti dilansir dari GPone.com. Ia menambahkan, “Kalau feeling-nya seperti di Motegi (GP Jepang), saya bisa bersaing untuk podium atau kemenangan.”
Namun, jika sensasi yang dirasakan seperti di Mandalika, pembalap berjuluk “Nuvola Rossa” itu pesimis, “Itu akan menjadi akhir pekan yang sulit dan tujuannya adalah finis.” Pernyataan yang hanya berharap finis ini jelas mencerminkan hilangnya semangat juang dalam diri Francesco Bagnaia, sebuah kondisi mental yang patut diwaspadai.
Kondisi mental Bagnaia saat ini dapat dibandingkan dengan rekan setimnya, Marc Marquez, sebelum ia mengambil keputusan mengejutkan untuk hengkang dari Honda pada MotoGP 2023. Setelah kepercayaan dirinya hancur lebur usai tak mampu bersaing di GP Jerman—sebuah balapan yang hampir selalu ia menangkan—Marquez juga menunjukkan gelagat menyerah.
Marquez kala itu telah mengerahkan segala daya upaya, mulai dari membuntuti lawan untuk slipstream hingga mengambil risiko ekstrem yang berujung pada beberapa kali terjatuh. Kerasnya usaha Marquez membuatnya tak pernah finis dalam balapan utama di sembilan seri pertama MotoGP 2023, dengan GP Jerman sendiri merupakan seri ke-8 musim tersebut.
“Di kualifikasi 1, saya hanya akan mencoba untuk sedikit mendorong agar tidak start dari baris belakang,” tutur Marc Marquez di sela-sela gelaran seri ke-9 GP Belanda, dikutip dari Crash. “Saya akan mencoba untuk start dari baris kedua dari belakang mungkin, atau ketiga dari belakang, dan menyelesaikan akhir pekan.” Kata-kata ini serupa dengan Bagnaia, menggambarkan kondisi mental yang sangat tertekan.
Keputusan Marquez meninggalkan Honda saat kontraknya masih tersisa satu musim pun menjadi sejarah. Sementara itu, Bagnaia belakangan santer diterpa isu serupa. Namun, berbeda dengan Marquez, tidak ada perubahan tim untuk tahun depan bagi Bagnaia karena semua kursi di tim pabrikan telah terisi. Masa baktinya bersama tim Ducati di Borgo Panigale akan berlanjut hingga 2026, sesuai kesepakatan awal.
Menurut pengakuan Francesco Bagnaia, periode sesulit musim ini belum pernah ia alami setidaknya sejak bergabung dengan tim pabrikan Ducati. Mengenai problem grip bagian belakang motor yang terlalu kuat sehingga mengurangi cengkeraman depan, Bagnaia menunjuk kejadian serupa yang pernah terjadi pada 2023, namun sensasi berkendara dengan motor saat itu masih tetap sama. Oleh karena itu, ia meyakini ada masalah fundamental pada setelan motornya saat ini.
Pembalap asal Chivasso itu juga menepis anggapan bahwa sorotan lebih besar terhadap Marc Marquez yang tampil digdaya hingga mengunci gelar juara MotoGP musim ini adalah penyebab masalahnya. “Saya pikir di Motegi semua orang fokus terhadap Marc untuk (memastikan) gelar juara dan saya menang di kedua balapannya,” jelas Bagnaia.
“Saya pikir bukan itu masalahnya, tetapi bagaimana motornya bekerja,” tambahnya. “Motor yang sama bekerja dengan sangat baik di Motegi dan tidak pada akhir pekan berikutnya di Indonesia. Itulah sesuatu yang perlu kami pahami.” Bagnaia hanya bisa berharap agar Ducati Desmosedici GP25 miliknya akan “berperilaku” sesuai harapannya saat seri MotoGP Australia 2025 bergulir pada 17-19 Oktober di Sirkuit Phillip Island, Phillip Island, Australia.
Meski Mandalika Disalahkan, Bezzecchi Akhirnya Dihukum karena Blunder yang Sebabkan Marquez Cedera