Mantan pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong kini menjadi sorotan tajam setelah dituduh melakukan kekerasan fisik dan verbal terhadap para pemainnya. Tuduhan mengejutkan ini mencuat tak lama setelah pemecatannya dari klub kasta teratas Liga Korea Selatan, Ulsan HD, beberapa waktu lalu.
Pelatih asal Korea Selatan ini tidak hanya dituding melakukan perlakuan kasar kepada anak asuhnya, tetapi juga diduga tidak profesional dengan gemar bermain golf pada jam kerja, khususnya selama pertandingan tandang. Kontroversi yang menyelimuti Shin Tae-yong ini semakin menambah daftar panjang polemik dalam karier kepelatihannya.
Petualangan Shin Tae-yong bersama Ulsan HD memang terbilang singkat. Ia resmi dipecat pada 9 Oktober lalu, hanya dua bulan setelah penunjukannya sebagai pelatih kepala. Awalnya, kehadirannya diharapkan mampu mendongkrak performa tim, namun harapan itu pupus seiring dengan munculnya serangkaian tudingan negatif. Sosok Shin Tae-yong yang dikenal tegas, kini digoyang isu ketidakakuran dengan para pemain senior Ulsan HD, hingga dugaan kekerasan fisik dan verbal.
Salah satu bukti yang beredar di media sosial untuk mendukung tudingan ketidakprofesionalan adalah foto tas peralatan golf milik Shin Tae-yong yang terlihat diangkut oleh bus tim Ulsan HD. Momen ini menjadi viral dan memicu spekulasi bahwa pelatih berusia 55 tahun itu kerap bermain golf saat seharusnya fokus pada tugasnya.
Menanggapi semua tuduhan tersebut, Shin Tae-yong tidak tinggal diam. Ia dengan tegas membantah semua klaim miring yang dialamatkan kepadanya. “Sama sekali tidak benar, foto tersebut diambil pada akhir Agustus saat tim bertanding di Seoul,” jelas Shin Tae-yong dalam wawancaranya dengan KBS.
Lebih lanjut, ia menjelaskan konteks di balik foto tas golf tersebut. “Saya tidak punya alasan bermain golf di Ulsan, jadi saya menaruh tas golf di bus tim untuk dikirim ke rumah saya di Seongnam,” terangnya. Menurut Shin Tae-yong, insiden itu bermula ketika ia dan tim naik KTX menuju Seoul. Ia kemudian meminta putra keduanya untuk mengambil tas golf dari penginapan tim di Sangnam dan membawanya pulang. Namun, seorang pemain yang lebih dulu tiba melihat tas golf tersebut saat diturunkan dari bus tim. Pemain itu lantas memotretnya dan melaporkan ke pihak klub, sebelum akhirnya foto tersebut bocor dan tersebar luas di media sosial.
Pada kesempatan yang sama, Shin Tae-yong juga menepis keras tudingan kekerasan fisik dan verbal terhadap pemain Ulsan HD. Ia bahkan menyinggung gaya kepemimpinannya saat masih melatih Timnas Indonesia. “Filosofi sepak bola saya adalah ‘Saya tidak mengumpat atau menyerang pemain’,” tegasnya, sembari menyebut gaya kepelatihannya sebagai ‘kepemimpinan ala kakak’.
Ia memberikan contoh pendekatannya saat di Indonesia, di mana ia gemar menggoda dan bercanda dengan para pemain untuk membangun kedekatan, bahkan hingga dilemparkan ke air sebagai bentuk keakraban. “Selalu seperti itu,” ujarnya. Di Ulsan pun ia mengakui adanya interaksi serupa. “Ketika kami pertama kali tiba karena kami semua agak canggung, saya mengakui saat wawancara dengan klub, untuk lebih dekat dengan mereka, saya akan mengatakan hal-hal seperti, ‘Hei, dasar brengsek,’ dan bahkan menarik telinga mereka,” pungkas Shin Tae-yong, menegaskan bahwa itu adalah bagian dari usahanya membangun jembatan emosional dengan para pemain.
Ringkasan
Shin Tae-yong dituduh melakukan kekerasan fisik dan verbal terhadap pemain Ulsan HD setelah dipecat dari klub tersebut. Selain itu, ia juga dituding tidak profesional karena bermain golf saat jam kerja, yang dibuktikan dengan foto tas golf di bus tim. Tuduhan ini mencuat setelah pemecatannya hanya dua bulan setelah penunjukannya.
Shin Tae-yong membantah semua tuduhan tersebut, termasuk soal bermain golf dan melakukan kekerasan. Ia menjelaskan bahwa foto tas golf diambil saat tim bertanding di Seoul dan tas tersebut hendak dikirim ke rumahnya. Ia juga menegaskan bahwa gaya kepelatihannya adalah “kepemimpinan ala kakak” dan tidak pernah mengumpat atau menyerang pemain.