mellydia.co.id Federasi Sepak Bola Nepal (ANFA) secara resmi mengajukan gugatan krusial terhadap Timnas Malaysia ke FIFA, memicu sorotan tajam terhadap integritas pertandingan internasional.
Gugatan ini didasari oleh klaim ANFA bahwa hasil pertandingan antara Timnas Nepal dan Timnas Malaysia dipengaruhi oleh keikutsertaan pemain yang tidak memenuhi syarat dari kubu lawan. Peristiwa yang menjadi pangkal permasalahan ini terjadi pada Maret lalu, ketika Nepal dan Malaysia bertemu dalam laga perdana Grup F Kualifikasi Piala Asia 2027. Pertandingan sengit yang digelar di Stadion Sultan Ibrahim, Iskandar Puteri, kala itu berakhir dengan skor 2-0 untuk kemenangan tim tuan rumah, Malaysia, dengan gol-gol yang dicetak oleh Hector Hevel pada menit ke-29 dan La’Vere Corbin-Ong pada menit ke-71.
Dalam gugatannya kepada FIFA, Nepal mendesak agar hasil pertandingan tersebut dibatalkan dan tiga poin kemenangan dialihkan kepada mereka. Permintaan ini bukan tanpa dasar; Nepal menyoroti fakta bahwa Malaysia menurunkan Hector Hevel dalam laga tersebut, salah satu dari tujuh pemain yang belakangan dijatuhi sanksi oleh FIFA karena masalah kelayakan. Jika gugatan ini berhasil, dampaknya akan sangat signifikan bagi Nepal. Ini tidak hanya berpotensi memberikan mereka skor bersejarah dalam perjalanan Kualifikasi Piala Asia, tetapi juga dapat mengangkat mereka dari posisi juru kunci Grup F, mengubah dinamika persaingan secara drastis.
Perkembangan Skandal Naturalisasi Ilegal Malaysia, FAM Kumpulkan Bukti Tambahan untuk Jaga Reputasi
Seperti yang telah mencuat ke publik, pada 6 Oktober lalu, FIFA secara resmi menjatuhkan sanksi berat kepada Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) beserta tujuh pemain Timnas Malaysia. Sanksi ini merupakan buntut dari kasus pemalsuan dokumen naturalisasi yang menggemparkan. Insiden ini pertama kali terkuak setelah Timnas Malaysia meraih kemenangan telak 4-0 atas Vietnam dalam laga kedua Grup F pada Juni lalu. FIFA menerima pengaduan dari pihak yang tidak disebutkan identitasnya mengenai dugaan adanya praktik naturalisasi ilegal di tubuh Timnas Malaysia.
Dalam penyelidikan, FAM diduga kuat telah menggunakan dokumen palsu untuk memverifikasi bahwa para pemain tersebut memiliki kakek atau nenek yang lahir di Malaysia, sebuah prasyarat vital untuk proses naturalisasi. Sebelum menjatuhkan sanksi final, FIFA awalnya telah memberikan teguran keras kepada Malaysia pada 26 September. Induk sepak bola dunia itu juga memberikan kesempatan selama 10 hari kepada FAM untuk mengajukan banding atas tuduhan tersebut. Menanggapi teguran awal, FAM sempat membuat pernyataan bahwa pihaknya mengidentifikasi adanya “kesalahan teknis” dalam proses penyerahan dokumen kepada FIFA, yang disebut dilakukan oleh staf administrasi. Meskipun demikian, FAM tetap bersikeras menegaskan bahwa ketujuh pemain naturalisasi yang terlibat adalah warga negara Malaysia yang sah secara hukum.
Alih-alih segera mengajukan banding dalam periode yang ditentukan, FAM memilih untuk menunggu keterangan lebih lanjut dari FIFA terkait kesalahan teknis yang mereka klaim. Akibat penundaan tersebut, masa banding 10 hari pun berakhir tanpa pengajuan resmi dari FAM. Konsekuensinya, FIFA secara resmi menghukum FAM dan tujuh pemain naturalisasi Malaysia berupa denda substansial dan larangan beraktivitas di dunia sepak bola selama 12 bulan. Dalam pengumuman sanksi tersebut, FIFA menyertakan bukti kuat yang secara tegas mengidentifikasi bahwa ketujuh pemain ini tidak memiliki garis keturunan asal Malaysia dari kakek atau nenek mereka, membantah klaim FAM.
Tidak terima dengan putusan tersebut, FAM kini menyatakan akan segera mengajukan banding, meskipun waktu yang diberikan sebelumnya telah habis. Sementara itu, Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) masih menahan diri untuk membuat keputusan terkait potensi sanksi bagi Malaysia di tingkat regional. AFC baru akan membuat pengumuman resminya pada tahun depan, setelah seluruh pertandingan Kualifikasi Piala Asia 2027 selesai digelar, menambah lapisan ketidakpastian dalam saga sepak bola ini.
Ringkasan
Federasi Sepak Bola Nepal (ANFA) menggugat Timnas Malaysia ke FIFA terkait hasil pertandingan Kualifikasi Piala Asia 2027 pada Maret lalu. Nepal mengklaim Malaysia menurunkan pemain ilegal, Hector Hevel, yang kemudian dijatuhi sanksi oleh FIFA terkait masalah kelayakan. ANFA menuntut pembatalan hasil pertandingan dan pengalihan tiga poin kemenangan kepada mereka.
Gugatan ini terkait skandal pemalsuan dokumen naturalisasi yang melibatkan FAM dan tujuh pemain Timnas Malaysia. FIFA telah menjatuhkan sanksi berupa denda dan larangan beraktivitas di sepak bola selama 12 bulan kepada FAM dan para pemain. FAM berencana mengajukan banding atas putusan FIFA, sementara AFC masih menahan diri untuk memberikan sanksi di tingkat regional hingga tahun depan.