JAKARTA – PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menunjukkan komitmen kuatnya dalam mengembangkan potensi pertambangan di Indonesia. Hingga September 2025, perusahaan pelat merah ini telah mengalokasikan total biaya eksplorasi preliminary unaudited mencapai Rp 176,95 miliar, berfokus pada pengembangan cadangan mineral strategis seperti emas, nikel, dan bauksit.
Dalam upaya memperkuat portofolio emas, ANTM aktif melakukan kegiatan eksplorasi di wilayah Pongkor, Jawa Barat. Hingga kuartal III-2025, fokus utama kegiatan ini adalah pengeboran intensif, mencakup in mine drilling atau pengeboran bawah tanah dan deep drilling yang dilakukan di permukaan tanah.
Selain emas, eksplorasi nikel juga menjadi prioritas utama Aneka Tambang. Hingga 30 September 2025, kegiatan ini terpusat di Konawe Utara dan Pomalaa, Sulawesi Tenggara. Menariknya, jangkauan eksplorasi nikel juga meluas ke IUP milik entitas anak Antam, yaitu PT Sumberdaya Arindo (PT SDA) yang berlokasi di Buli, Maluku Utara, sebagaimana disampaikan oleh Corporate Secretary Aneka Tambang, Wisnu Danandi Haryanto, dalam keterbukaan informasi, dikutip Senin (13/10/2025).
Di Konawe Utara, manajemen ANTM menjelaskan bahwa rangkaian kegiatan eksplorasi cukup komprehensif. Ini meliputi pemetaan geologi detail, percontohan dan logging core, pengukuran dan re-pengukuran grid, pemasangan patok pra-pengeboran (predrill) dan pasca-pengeboran (postdrill), serta pengukuran resistivitas. Proses eksplorasi dilanjutkan dengan pengeboran single tube, preparasi sampel, analisis di laboratorium, didukung oleh berbagai kegiatan pendukung lainnya.
Sementara itu, di daerah Pomalaa, ANTM melaksanakan kegiatan eksplorasi yang serupa namun spesifik, mencakup pemetaan geologi, percontohan core dan logging core, pengukuran dan re-pengukuran grid, serta pemasangan patok ukur. Proses pengeboran single tube juga dilakukan, diikuti oleh tahapan preparasi dan analisis di laboratorium untuk memastikan data yang akurat. Khusus di Buli, PT SDA, entitas anak ANTM, fokus pada logging core, pengukuran serta pemasangan patok benchmark, pemasangan patok ukur, re-pengukuran, dan pengeboran untuk mendapatkan gambaran cadangan nikel yang lebih jelas.
Beralih ke bauksit, eksplorasi ANTM hingga akhir September 2025 berlokasi di tiga wilayah strategis di Kalimantan Barat: Tayan, Landak, dan Mempawah-Toho. Di Tayan, kegiatan utama meliputi penggalian test pit, pengukuran dan pemasangan patok benchmark, pengukuran lintasan grid test pit, serta pembuatan sumur uji untuk evaluasi kualitas endapan.
Di Landak, eksplorasi bauksit melibatkan identifikasi lahan, pemetaan geologi yang cermat, penggalian sumur uji, pengukuran dan pemasangan patok benchmark, serta pengukuran lintasan grid test pit untuk memetakan potensi sumber daya secara detail. Sementara di Mempawah-Toho, rangkaian kegiatan eksplorasi mencakup identifikasi lahan, pemetaan geologi, percontohan sumur uji, pengukuran poligon grid/lintasan, dan pembuatan sumur uji, semuanya diarahkan untuk mengidentifikasi dan menilai cadangan bauksit.
Seluruh kegiatan eksplorasi mineral ini dikoordinasikan secara terintegrasi melalui Unit Geomin ANTM. Unit ini bertanggung jawab atas serangkaian aktivitas mulai dari survei area, eksplorasi geologi dan geofisika, survei geodesi, pengeboran, pengujian analisis fisik dan kimia, hingga perhitungan cadangan dan sumber daya mineral. Semua proses tersebut didukung oleh Sistem Informasi Geografis (GIS) yang terintegrasi, memastikan efisiensi dan akurasi data.
Wisnu Danandi Haryanto menegaskan bahwa eksplorasi yang gencar ini merupakan bagian integral dari strategi jangka panjang perusahaan. Tujuannya adalah untuk menjamin kecukupan potensi sumber daya dan cadangan mineral strategis ANTM di masa depan, mendukung keberlanjutan operasi pertambangan dan pertumbuhan bisnis perusahaan.