Publik Malaysia turut menyoroti aksi suporter Timnas Indonesia di laga krusial melawan Timnas Irak, sebuah pertandingan yang mengukuhkan kegagalan skuad Garuda melangkah lebih jauh di Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Tersingkirnya Timnas Indonesia dari Kualifikasi Piala Dunia 2026 sontak memusatkan perhatian seluruh Asia Tenggara pada kondisi terkini skuad Garuda. Kegagalan ini, meskipun menyakitkan, tetap mengukir sejarah bagi Indonesia sebagai satu-satunya wakil Asia Tenggara yang berhasil menembus putaran keempat kualifikasi.
Pencapaian ini, meski belum mencapai tujuan akhir, membuat negara-negara di kawasan menaruh perhatian besar terhadap perjalanan Timnas Indonesia. Beragam respons pun bermunculan, mulai dari simpati hingga sorotan tajam.
Salah satu reaksi paling menohok datang dari negara tetangga, Malaysia, yang secara khusus menyoroti kekecewaan suporter Indonesia. Mereka menyinggung aksi kurang terpuji para penggemar yang kedapatan melempar botol minuman ke lapangan saat laga penting melawan Irak.
Media Malaysia, Stadium Astro, mencoba menyelami perasaan kecewa mendalam yang dialami suporter skuad Garuda setelah mimpi mereka untuk lolos ke Piala Dunia 2026 harus pupus. Mereka pun meminta para pendukung Timnas Indonesia untuk menelan pil pahit kekalahan ini, bahkan dengan air mata dan berbagai bentuk pelampiasan kekecewaan lainnya.
“Suporter Indonesia menangis, lempar botol ke lapangan. Pahit manis ditelan para pendukung skuad Garuda,” tulis Stadium Astro, menggambarkan suasana haru dan kekecewaan. Lebih lanjut, mereka menambahkan, “Apalagi para pemain Indonesia sudah berjuang mati-matian, namun harapan mereka tak kunjung terpenuhi saat gagal lolos ke Piala Dunia 2026.”
Meski telah berjuang keras dan nyaris mengukir sejarah, Sang Garuda harus menerima kenyataan pahit kekalahan yang mengecewakan harapan para penggemar. “Air mata yang mengalir di pipi pemain jelas mencerminkan kesedihan seluruh tim, Indonesia harus menunggu empat tahun lagi,” imbuh media tersebut, merujuk pada penantian panjang untuk kualifikasi berikutnya.
Kekecewaan publik Indonesia tidak hanya berakhir pada air mata. Gelombang tuntutan evaluasi besar-besaran kini digaungkan oleh masyarakat Tanah Air. Tuntutan ini secara khusus ditujukan kepada PSSI dan tim kepelatihan Timnas Indonesia, yang dinilai bertanggung jawab penuh atas kegagalan mencapai target.
Petaka Blunder Rizky Ridho, Pandit Malaysia: Ngapain Sih Aneh-aneh?
Publik bahkan telah menuntut pemecatan Patrick Kluivert, pelatih asal Belanda yang sejak awal memang diragukan kualitasnya oleh sebagian kalangan. Di sisi lain, tak sedikit pula yang mengungkit kembali masa lalu, menyeret nama Shin Tae-yong ke dalam pusaran drama ini.
Meskipun Shin Tae-yong sudah tidak lagi menukangi Timnas Indonesia, kesan positif yang ditinggalkan pelatih asal Korea Selatan itu masih sangat kuat dirasakan oleh fan tim nasional hingga saat ini.
Belajar dari Arab Saudi, PSSI Punya Opsi Bawa Kembali Shin Tae-yong ke Timnas Indonesia
Melihat situasi ini, menarik untuk menantikan langkah evaluasi seperti apa yang akan dilakukan oleh PSSI. Skuad Garuda masih memiliki satu ajang penting sebagai pembuktian, yakni Piala Asia 2027 yang akan digelar di Arab Saudi.
Target tinggi tentu akan diberikan kepada timnas dalam ajang tersebut, meskipun hingga kini belum jelas siapa pelatih yang akan menukangi tim. Mengingat nasib Kluivert sendiri masih di ujung tanduk, pemecatan mungkin bukan solusi instan, namun itulah salah satu tuntutan kuat dari publik. Siapa pun yang akan menggantikan posisi Kluivert nantinya, keputusan ini memerlukan pendekatan dan pertimbangan yang sangat mendalam.