Kancah UFC baru saja diramaikan dengan kehadiran seorang petarung baru yang mencuri perhatian, bahkan sampai memancing komentar dari jagoan terkemuka, Islam Makhachev. Sosok pendatang baru yang dimaksud adalah Magomed Zaynukov, seorang rekan seperjuangan sekaligus seperguruan dari Makhachev.
Zaynukov berhasil mengamankan kontrak UFC yang diidam-idamkan setelah menunjukkan performa spektakuler dalam ajang prestisius pencarian bakat, Dana White’s Contender Series (DWCS). Dalam episode kesembilan DWCS yang berlangsung pada Selasa, 7 Oktober 2025, Zaynukov berhadapan dengan Lucas Caldas. Pertarungan tiga ronde itu sepenuhnya didominasi oleh Zaynukov, yang akhirnya meraih kemenangan angka mutlak dengan skor telak 30-26, 30-26, dan 30-26 dari ketiga juri.
Ada satu aspek yang menjadikan Magomed Zaynukov begitu menarik: gaya bertarungnya. Meskipun berasal dari Dagestan, sebuah wilayah yang masyhur dengan dominasi pegulatnya di ajang UFC, Zaynukov (31 tahun) justru tampil memukau dengan teknik striking tingkat tinggi saat melawan Caldas, berbeda jauh dari gaya gulat yang identik dengan Islam Makhachev dan petarung Dagestan lainnya. Performa striking brilian ini, yang jarang terlihat dari petarung Dagestan, sontak membuahkan kontrak UFC baginya.
Kehadiran Zaynukov yang unik ini bahkan memicu Islam Makhachev untuk melontarkan pernyataan yang seolah menjadi peringatan bagi calon rival-rival di divisi Zaynukov. Dengan tegas, Makhachev menyatakan, “Dagestan tidak hanya terkenal dengan pegulat, tetapi juga salah satu sekolah Muay Thai terbaik di dunia.” Pernyataan ini sekaligus menyoroti keberagaman talenta seni bela diri dari wilayah tersebut.
Bergabungnya Magomed Zaynukov ke UFC jelas menambah semarak dan dinamika persaingan di antara para jagoan asal Dagestan. Kedatangannya terjadi di tengah situasi yang kurang menguntungkan bagi para petarung dari wilayah tersebut. Pekan lalu, pada 5 Oktober 2025, Magomed Ankalaev harus menelan kekalahan dan gagal mempertahankan gelar kelas berat ringannya saat menghadapi Alex Pereira. Situasi ini, ditambah dengan keputusan Islam Makhachev untuk melepaskan sabuk juaranya, berarti saat ini tidak ada satu pun petarung Dagestan yang memegang gelar juara di UFC. Namun, dengan bakat seperti Zaynukov, tidak menutup kemungkinan dominasi jagoan Dagestan akan kembali berlanjut dalam beberapa tahun mendatang.
Di luar konteks persaingan gelar, keberhasilan Zaynukov mengamankan kontrak UFC disambut dengan suka cita oleh legenda UFC, Khabib Nurmagomedov. Reaksi positif dari Khabib ini diungkapkan sendiri oleh Magomed Zaynukov tak lama setelah kemenangannya atas Caldas. “Khabib menelepon saya, dia benar-benar bahagia,” tutur Zaynukov, menggambarkan euforia yang sama dirasakan seluruh timnya. “Seluruh tim saya merasa senang… Saya bertekad menyuguhkan pertarungan yang indah di sini,” imbuhnya. Dengan bangga, ia menutup, “Bahagia rasanya karena satu lagi petarung murid Nurmagomedov berhasil menembus UFC.”
Ringkasan
Magomed Zaynukov, petarung baru asal Dagestan, berhasil mendapatkan kontrak UFC setelah memenangkan pertarungan di Dana White’s Contender Series (DWCS) melawan Lucas Caldas. Zaynukov, yang merupakan rekan seperguruan Islam Makhachev, menarik perhatian karena gaya bertarungnya yang lebih mengandalkan striking dibandingkan gulat, yang merupakan ciri khas petarung Dagestan.
Islam Makhachev memberikan pernyataan yang seolah menjadi peringatan bagi calon lawannya, menekankan bahwa Dagestan juga memiliki sekolah Muay Thai yang berkualitas. Bergabungnya Zaynukov disambut gembira oleh Khabib Nurmagomedov, dan menambah dinamika persaingan di antara petarung Dagestan, terutama setelah beberapa petarung Dagestan mengalami kekalahan dan kehilangan gelar juara di UFC.