CUAN! Petrindo Investasi Rp10 T Bangun Pembangkit Listrik Raksasa di Halmahera

Posted on

PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), entitas yang berafiliasi dengan orang terkaya di Indonesia versi Forbes, secara resmi mengumumkan langkah korporasi strategis terbarunya. Melalui anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki, PT Volta Daya Energi Indonesia (VDEI), CUAN telah meneken perjanjian pembelian saham atau Share Purchase Agreement (SPA) untuk mengakuisisi 90% saham PT Guna Darma Integra (GDI). Ini menandai babak baru dalam ekspansi bisnis perusahaan di sektor energi.

Akuisisi ini bukan tanpa alasan. Berdasarkan keterangan resmi perusahaan, PT Guna Darma Integra (GDI) akan mengemban tugas krusial untuk mengembangkan sebuah proyek Pembangkit Listrik berkapasitas masif 680 MW. Lokasi proyek vital ini berada di kawasan industri terintegrasi Feni Haltim (FHT) Industrial Park, Halmahera Timur, Maluku Utara. Estimasi nilai proyek tersebut diperkirakan menembus angka fantastis US$ 600 juta, atau setara dengan Rp 10 triliun, mengukuhkan komitmen CUAN terhadap investasi energi berskala besar.

Michael, selaku Presiden Direktur Petrindo, menegaskan bahwa target pelaksanaan pembangunan proyek pembangkit listrik ini direncanakan rampung dalam waktu 28 bulan. Akuisisi GDI ini merupakan langkah fundamental yang terintegrasi dalam rencana strategis jangka panjang Petrindo. Fokusnya adalah pada pengembangan energi baru, selaras dengan visi perusahaan untuk menciptakan nilai tambah secara berkelanjutan melalui optimalisasi sektor pertambangan mineral dan energi.

Michael lebih lanjut mengutarakan, “Penandatanganan perjanjian ini tidak hanya sekadar transaksi, melainkan refleksi nyata komitmen Petrindo untuk berperan aktif dalam mendorong pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik di Tanah Air. Selain itu, kami bertekad untuk terus meningkatkan nilai tambah bagi sektor energi dan industri nikel di Indonesia secara keseluruhan.” Pernyataan ini disampaikan pada Jumat (10/10), menggarisbawahi urgensi dan dampak strategis akuisisi ini.

Feni Haltim (FHT) Industrial Park sendiri bukanlah sembarang lokasi. Kawasan industri terintegrasi ini menjadi pilar penting dalam implementasi strategi hilirisasi mineral yang digagas pemerintah Indonesia, khususnya dalam merealisasikan potensi pengembangan pusat industri baterai kendaraan listrik di Tanah Air. Sementara itu, Petrindo beroperasi sebagai perusahaan induk (holding) yang fokus menjalankan kegiatan usaha di sektor pertambangan mineral dan energi melalui berbagai anak perusahaannya.

Didirikan pada tahun 2008, CUAN, atau Petrindo Jaya Kreasi Tbk, juga tercatat sebagai perusahaan induk yang memiliki afiliasi kuat dengan PT Barito Pacific Tbk (BRPT). Saat ini, Petrindo telah aktif menjalankan operasi pertambangan batu bara dan emas melalui sejumlah anak perusahaan yang tersebar di wilayah strategis seperti Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara Barat. Ini menunjukkan jejak langkah perusahaan yang telah mapan di sektor sumber daya alam.

Saat ini, Petrindo memusatkan perhatian pada tiga lini bisnis utama yang saling melengkapi. Pertama adalah Pertambangan, yang mencakup komoditas vital seperti batubara termal, batubara metalurgi, emas, dan perak. Lini kedua adalah Jasa Pertambangan, yang menyediakan berbagai layanan kontrak pertambangan terintegrasi serta jasa Engineering, Procurement, and Construction (EPC). Dan yang ketiga, yang relevan dengan akuisisi GDI ini, adalah lini Infrastruktur dan Jasa Lainnya. Segmen ini menyediakan fasilitas offshore supply base serta layanan infrastruktur krusial lainnya, termasuk pengembangan pembangkit listrik. Keterlibatan di sektor ini memperkuat posisi Petrindo dalam mendukung ekosistem energi nasional.

Baca juga:

  • Purbaya Janjikan Insentif Buat Pegawai Pajak, Bagaimana Ketentuannya?
  • Danantara Buka Lelang Pembangkit Sampah November, Katalis Baru OASA, TOBA, MHKI?
  • Harga Saham BBCA Terus Rontok, Investor Bandingkan dengan UNVR, Ini Kata Analis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *