mellydia.co.id – JAKARTA. Momentum positif menyelimuti pasar modal Indonesia setelah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup menguat signifikan sebesar 1,04% ke level 8.250 pada perdagangan Kamis (9/10/2025). Kinerja impresif ini diproyeksikan akan berlanjut, dengan optimisme menyelimuti perdagangan Jumat (10/10), menandakan potensi reli berkelanjutan.
Dalam rincian sektoral, sektor transportasi memimpin penguatan dengan melonjak 3,44%, menunjukkan vitalitas di tengah geliat ekonomi. Di sisi lain, sektor teknologi justru mengalami koreksi terdalam, turun 1,65%, mencerminkan dinamika pasar yang bervariasi antar sektor.
Pendorong utama di balik kenaikan IHSG adalah derasnya arus modal asing. Menurut Oktavianus Audi, VP Equity Retail Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia, aksi beli bersih atau net buy asing mencapai Rp 1,7 triliun. Arus masuk dana ini tidak terlepas dari respons pasar terhadap penguatan nilai tukar Rupiah yang perkasa, menembus level Rp 16.538 terhadap dolar Amerika Serikat (AS), yang kian menambah daya tarik aset-aset domestik.
Sentimen positif juga datang dari ranah global. Risalah Dewan Kebijakan bank sentral AS, The Fed, mengindikasikan peluang pemangkasan suku bunga acuan sebanyak dua kali hingga akhir tahun 2025. Prospek kebijakan moneter yang lebih longgar ini menjadi “angin segar” yang signifikan, memicu optimisme investor di pasar saham global, termasuk di Indonesia.
Tak hanya itu, Alrich Paskalis Tambolang, Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas, mengamati adanya sinyal awal window dressing. Strategi mempercantik kinerja portofolio pada akhir periode pelaporan ini, terutama menjelang akhir tahun atau kuartal, seringkali melibatkan pembelian saham-saham unggulan, yang secara historis memberikan dorongan tambahan bagi pasar.
Alrich menekankan bahwa kecenderungan IHSG untuk membukukan kinerja positif pada bulan Oktober telah menjadi pola historis selama sepuluh tahun terakhir, memperkuat ekspektasi akan berlanjutnya tren kenaikan. Optimisme ini ditopang oleh berbagai data ekonomi domestik yang menunjukkan geliat.
Salah satu data yang disoroti adalah penjualan ritel domestik bulan Agustus 2025 yang tumbuh 3,5% secara tahunan (YoY), meskipun sedikit melambat dibandingkan bulan Juli 2025 yang mencapai 4,7% YoY. Data ini memberikan gambaran tentang daya beli masyarakat yang masih terjaga.
Menariknya, angka ini menandai pertumbuhan selama empat bulan berturut-turut, sebuah indikator positif yang menurut Alrich didorong oleh stimulus ekonomi pemerintah untuk memperkuat daya beli masyarakat. Selain itu, sektor otomotif juga menunjukkan sinyal beragam.
Penjualan motor pada September 2025 melonjak 7,3% YoY, meningkat tajam dari 0,7% YoY di bulan sebelumnya. Kenaikan signifikan ini diyakini terpicu oleh tren penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia, yang mendorong kredit konsumsi dan memperkuat optimisme investor terhadap pemulihan ekonomi.
Namun, di tengah gairah pasar motor, penjualan mobil justru menunjukkan tren penurunan. Pada September 2025, angka penjualan mobil merosot 15,1% YoY, setelah sebelumnya juga melemah 19,0% YoY di bulan Agustus 2025. Ini mengindikasikan adanya perbedaan dinamika permintaan di segmen otomotif.
Dari perspektif teknikal, Alrich mengidentifikasi beberapa sinyal positif. Indikator MACD telah membentuk golden cross dan Stochastic RSI kembali bergerak naik di area pivot, menandakan potensi penguatan lebih lanjut. Ketahanan IHSG di atas level krusial 8.200, yang didukung oleh volume beli yang solid, semakin memperkuat sentimen bullish.
Dengan kombinasi faktor fundamental dan teknikal ini, IHSG diproyeksikan berpeluang melanjutkan penguatan, dengan level support di 8.150 dan resistance di 8.300 menjadi target selanjutnya. Kendati demikian, Alrich mengingatkan investor untuk tetap waspada terhadap potensi pullback jangka pendek yang mungkin terjadi karena aksi profit taking menjelang akhir pekan.
Senada dengan Alrich, Oktavianus Audi dari Kiwoom Sekuritas juga memprediksi IHSG akan melanjutkan relinya. Ia memperkirakan indeks akan bergerak dalam rentang support 8.180 dan resistance 8.335, juga didukung oleh indikator MACD yang membentuk golden cross.
Penguatan ini, menurut Audi, akan turut didorong oleh kenaikan harga beberapa komoditas global. Tembaga, misalnya, mengalami kenaikan seiring adanya disrupsi pasokan di Chile dan Indonesia, yang berdampak positif pada emiten terkait.
Tidak hanya itu, harga CPO juga menunjukkan performa impresif, berhasil bergerak ke atas level MYR 4.595 per ton, mencapai titik tertinggi dalam tiga bulan terakhir. Kenaikan harga komoditas sawit ini tentu memberikan sentimen positif bagi emiten-emiten yang bergerak di sektor perkebunan.
Melihat potensi ini, Audi merekomendasikan speculative buy untuk beberapa saham pilihan. Di antaranya adalah PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) dengan rentang harga Rp 1.240-1.400, serta PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) yang diproyeksikan bergerak di kisaran Rp 1.665-2.000.
Di sisi lain, Alrich memiliki daftar saham rekomendasi untuk perdagangan selanjutnya. Pilihannya meliputi PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT), PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), yang diperkirakan memiliki potensi menarik di tengah euforia pasar.
Ringkasan
IHSG ditutup menguat signifikan sebesar 1,04% ke level 8.250 pada hari Kamis dan diproyeksikan akan melanjutkan penguatan pada hari Jumat. Kenaikan ini didorong oleh derasnya arus modal asing dengan net buy mencapai Rp 1,7 triliun, respons positif terhadap penguatan nilai tukar Rupiah, serta sentimen global dari indikasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed. Sektor transportasi memimpin penguatan, sementara sektor teknologi mengalami koreksi.
Analis merekomendasikan beberapa saham pilihan seperti LSIP dan DSNG dari sektor perkebunan, serta BRIS, TOWR, BWPT, AALI, dan BBTN. Investor disarankan untuk tetap waspada terhadap potensi pullback jangka pendek meskipun indikator teknikal seperti MACD menunjukkan sinyal positif. IHSG diperkirakan bergerak dalam rentang support 8.180 dan resistance 8.335.