Emas Rekor! Raih Cuan: Strategi Investasi Emas Anti Boncos 2024

Posted on

mellydia.co.id – Kabar gembira bagi investor emas! Harga emas dunia baru saja mencetak rekor tertinggi baru, menunjukkan performa yang mengesankan di pasar global. Namun, di balik lonjakan yang fantastis ini, para analis menyarankan agar investor tetap waspada dan berhati-hati, meskipun mereka sepakat bahwa prospek emas jangka panjang masih sangat menjanjikan.

Berdasarkan data Bloomberg, pada Rabu (8/10/2025) pukul 13.20 WIB, harga emas dunia melesat ke angka US$ 4.033,52 per ons troi, sebuah kenaikan signifikan sebesar 1,2% hanya dalam sehari. Pencapaian ini menegaskan posisi emas sebagai aset yang semakin diminati di tengah dinamika pasar.

Geliat penguatan ini tidak hanya terasa di pasar global. Di tanah air, harga logam mulia Antam juga turut mencicipi manisnya lonjakan. Pada hari yang sama, harga emas Antam melonjak Rp 12.000, mencapai Rp 2.238.120 per gram. Tak ketinggalan, harga buyback emas Antam juga mengalami kenaikan serupa, bertambah Rp 12.000, sehingga kini berada di level Rp 2.296.000 per gram.

Permintaan Kuat dari Bank Sentral dan Ketidakpastian Global Memompa Harga Emas

Menurut penjelasan dari Analis Mata Uang Doo Financial Futures, Lukman Leong, fenomena lonjakan harga emas ini utamanya didorong oleh permintaan yang sangat tinggi dari bank-bank sentral dunia, dengan China sebagai salah satu pendorong utamanya. Selain itu, faktor krusial lain yang turut memperkokoh tren penguatan ini adalah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik global yang terus membayangi. “Ini bukan sekadar tren sesaat, melainkan bagian dari proses panjang yang diperkirakan akan terus berlanjut,” tegas Lukman pada Kamis (8/10/2025).

Tabel Harga Emas Antam 8 Okt 2025 – Semua Ukuran Naik 0,5% Sehari

Menjelang akhir tahun 2025, Lukman memproyeksikan harga emas dunia akan mampu bertahan di kisaran US$ 4.000 per ons troi, bahkan dengan potensi kenaikan tambahan sekitar 5%. Proyeksi optimis ini juga berlaku untuk pasar domestik; harga emas Antam diperkirakan dapat terus menanjak, berpeluang menyentuh angka Rp 2,4 juta per gram.

Tak berhenti di situ, untuk prospek jangka menengah, Lukman bahkan lebih ambisius. Ia memproyeksikan bahwa harga emas dunia berpotensi menembus level psikologis US$ 5.000 per ons troi pada tahun depan, sebuah target yang menggambarkan keyakinan kuat akan performa emas.

Strategi Investasi Emas: Akumulasi Bertahap dengan Tetap Waspada

Meskipun prospek emas terlihat sangat menjanjikan dengan potensi kenaikan yang signifikan, Lukman Leong tetap memberikan peringatan penting. Ia menekankan perlunya investor untuk tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya koreksi harga emas sewaktu-waktu.

“Sebab, fluktuasi harga, termasuk koreksi, adalah dinamika pasar yang tidak bisa dihindari,” jelasnya. Untuk itu, Lukman menyarankan penerapan strategi dollar cost averaging (DCA). Metode ini melibatkan pembelian emas secara bertahap, tidak peduli apakah harga sedang naik atau terkoreksi, sebagai cara untuk terus mengakumulasi aset emas secara konsisten.

Tonton: World Gold Council Sebut BI Jual Cadangan Emas 11 Ton. Benarkah?

Penerapan strategi DCA ini dinilai sangat efektif untuk membantu investor mengurangi risiko pembelian di harga puncak. Selain itu, cara ini juga memastikan bahwa investor tidak akan kehilangan momentum berharga saat tren bullish emas terus berlanjut, sehingga potensi keuntungan dapat dioptimalkan.

Ringkasan

Harga emas dunia mencetak rekor tertinggi baru, mencapai US$ 4.033,52 per ons troi, diikuti kenaikan harga emas Antam di Indonesia yang mencapai Rp 2.238.120 per gram. Lonjakan ini didorong oleh permintaan tinggi dari bank sentral dan ketidakpastian ekonomi global. Analis memproyeksikan harga emas dunia bisa mencapai US$ 4.000 per ons troi pada akhir 2025, bahkan berpotensi menyentuh US$ 5.000 per ons troi di tahun berikutnya.

Meskipun prospek emas menjanjikan, investor disarankan untuk tetap waspada terhadap potensi koreksi harga. Strategi *dollar cost averaging* (DCA) direkomendasikan, yaitu membeli emas secara bertahap untuk mengurangi risiko pembelian di harga puncak dan memastikan partisipasi dalam tren kenaikan harga emas yang berkelanjutan. Dengan demikian, investor dapat mengakumulasi aset emas secara konsisten dan mengoptimalkan potensi keuntungan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *