Skandal Pemalsuan Dokumen Pemain: Malaysia Terancam Dicoret dari Piala Asia!

Posted on

Sepak bola Malaysia kembali diguncang skandal serius menyusul temuan Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) yang membongkar adanya pemalsuan dokumen dalam proses pendaftaran sejumlah pemain keturunan yang kini membela tim nasional Malaysia. Pengungkapan ini secara telak menyoroti kelemahan tata kelola serta proses verifikasi yang dilakukan oleh Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM), memicu keraguan mendalam di kancah sepak bola Asia.

Dalam pembahasan dokumen resmi yang dipimpin oleh Wakil Ketua Komite Disiplin FIFA, Jorge Palacio, pada Senin (6/10/2025), FIFA secara gamblang memaparkan adanya inkonsistensi signifikan. Palacio mengungkapkan perbedaan mencolok antara akta kelahiran asli yang berhasil diidentifikasi oleh FIFA dengan dokumen akta kelahiran yang sebelumnya diajukan oleh FAM sebagai dasar legalitas para pemain untuk memperkuat timnas Malaysia.

“Komite ingin menekankan bahwa akta kelahiran asli menunjukkan kontras yang tajam dengan dokumentasi yang diberikan,” ujar Palacio dalam putusannya, yang dikutip dari the Star pada Selasa (7/10/2025).

Pengumuman resmi dari FIFA ini sontak menyeret sepak bola Malaysia ke dalam krisis besar yang tak terhindarkan. Temuan ini secara tegas menyoroti kerapuhan sistem verifikasi internal FAM serta membangkitkan kekhawatiran serius akan transparansi dalam pengelolaan administrasi pemain.

Untuk memberikan gambaran lebih jelas mengenai praktik ini, FIFA secara spesifik menyoroti beberapa kasus. Salah satunya melibatkan Hector Hevel, gelandang kelahiran Belanda, yang dokumennya diajukan FAM menyebut kakeknya lahir di Melaka. Namun, investigasi FIFA justru menemukan dokumen asli yang mencantumkan Den Haag, Belanda, sebagai tempat kelahiran sebenarnya. Kasus serupa juga terjadi pada Jon Irazabal; FAM mengklaim kakeknya berasal dari Kuching, Sarawak, namun dokumen asli yang diperoleh FIFA menunjukkan tempat lahir yang sebenarnya berada di Villa de Guernica, Viscaya, Spanyol.

Lebih lanjut, putusan FIFA secara eksplisit menyatakan bahwa enam pemain lainnya—yakni Gabriel Palmero, Facundo Garces, Rodrigo Holgado, Imanol Machuca, dan Joao Figueiredo—turut terbukti bersalah bersama FAM atas pelanggaran Pasal 22 Kode Disiplin FIFA. Pasal ini secara spesifik mengatur tentang pemalsuan dan penggunaan dokumen palsu dalam proses resmi.

Sebagai konsekuensi atas pelanggaran serius ini, FAM dijatuhi denda fantastis sebesar 350.000 franc Swiss (setara RM1,8 juta atau sekitar Rp7 Miliar). Sementara itu, keenam pemain yang terlibat masing-masing dikenai denda 2.000 franc Swiss (sekitar RM11.000 atau Rp42 juta) serta larangan bermain selama 12 bulan penuh di seluruh kompetisi yang berada di bawah naungan FIFA.

Skandal ini semakin meruncing dengan adanya pernyataan dari Departemen Registrasi Nasional (NRD) Malaysia yang juga disertakan dalam laporan FIFA. NRD Malaysia secara tegas mengonfirmasi bahwa otoritas mereka tidak pernah menerima akta kelahiran asli yang seharusnya menjadi dasar verifikasi silsilah para pemain tersebut. Palacio mengutip pernyataan NRD yang menyatakan, “NRD mengonfirmasi bahwa otoritas Malaysia tidak pernah menerima akta kelahiran asli. Sebaliknya, NRD menerbitkan salinannya sendiri berdasarkan informasi sekunder dan dokumen asing dari Argentina, Brasil, dan Spanyol.” Pengakuan ini, menurut komite, “menunjukkan bahwa proses validasi pemerintah Malaysia mungkin tidak didasarkan pada dokumen asli, yang mempertanyakan ketelitian proses verifikasi FAM,” sekaligus menambah daftar panjang kejanggalan dalam kasus ini.

Keputusan krusial dari FIFA ini berpotensi membawa dampak langsung yang sangat merugikan terhadap status Malaysia dalam ajang Kualifikasi Piala Asia 2027. Datuk Seri Windsor Paul, Sekretaris Jenderal Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC), sebelumnya telah memberikan indikasi tegas: jika putusan FIFA ini dikukuhkan, maka seluruh hasil pertandingan yang telah dilakoni Malaysia dalam kualifikasi tersebut bisa dibatalkan. Konsekuensinya, poin-poin yang sejauh ini berhasil dikumpulkan oleh Harimau Malaya—yang mencatat dua kemenangan dari dua laga—akan hangus dan dialihkan kepada tim lawan. Ini menempatkan Malaysia pada posisi yang sangat sulit dalam ambisi mereka menuju Piala Asia.

Ringkasan

FIFA membongkar skandal pemalsuan dokumen pemain keturunan yang membela tim nasional Malaysia, menyoroti kelemahan tata kelola dan verifikasi oleh FAM. FIFA menemukan inkonsistensi signifikan antara akta kelahiran asli dengan dokumen yang diajukan FAM, melibatkan kasus seperti Hector Hevel dan Jon Irazabal, serta enam pemain lainnya yang terbukti melanggar Pasal 22 Kode Disiplin FIFA tentang pemalsuan dokumen.

Akibatnya, FAM dijatuhi denda 350.000 franc Swiss, dan keenam pemain didenda masing-masing 2.000 franc Swiss serta larangan bermain selama 12 bulan. NRD Malaysia juga mengonfirmasi tidak pernah menerima akta kelahiran asli para pemain, yang mempertanyakan ketelitian proses verifikasi FAM. Malaysia terancam kehilangan poin di Kualifikasi Piala Asia 2027 jika putusan FIFA dikukuhkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *