Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) hingga kini belum juga mengajukan banding terhadap sanksi berat yang dijatuhkan oleh FIFA. Sanksi ini berkaitan erat dengan kasus dugaan pemalsuan dokumen yang melibatkan tujuh pemain naturalisasi, sebuah isu yang telah menimbulkan sorotan tajam dalam dunia sepak bola Malaysia.
FIFA telah mendakwa FAM melanggar Pasal 22 Kode Disiplin FIFA (FDC), sebuah regulasi yang mengatur tentang pemalsuan dokumen. Pelanggaran serius ini melibatkan deretan nama pemain naturalisasi yang diproyeksikan untuk Timnas Malaysia. Mereka adalah Gabriel Palmero, Facundo Garces, Rodrigo Holgado, Imanol Machuca, Joao Figueiredo, Jon Irazabal, dan Hector Hevel.
Atas pelanggaran tersebut, Komite Disiplin FIFA menjatuhkan denda sebesar 350.000 franc Swiss, atau setara dengan sekitar Rp7,3 miliar, kepada FAM. Tidak hanya itu, ketujuh pemain naturalisasi Harimau Malaya tersebut juga tidak luput dari hukuman. Masing-masing dikenakan denda sebesar 2.000 franc Swiss, sekitar Rp42 juta, dan yang lebih signifikan, mereka dilarang beraktivitas di dunia sepak bola selama 12 bulan.
FIFA memberikan jangka waktu 10 hari bagi pihak pelanggar untuk mengajukan banding, terhitung sejak sanksi resmi dijatuhkan pada 26 September lalu. Dengan demikian, batas akhir pengajuan banding jatuh pada Senin, 6 Oktober 2025. Namun, hingga hari terakhir batas waktu yang ditentukan, Asosiasi Sepak Bola Malaysia masih belum menunjukkan tanda-tanda telah mengajukan banding.
Sebelumnya, FAM telah mengungkapkan bahwa mereka masih menunggu keputusan penuh dari FIFA sebelum mengambil langkah hukum selanjutnya. Alasan serupa kembali ditegaskan oleh Sekretaris Jenderal FAM, Datuk Noor Azman Rahman, baru-baru ini.
Dalam pernyataannya, Azman menjelaskan bahwa tim hukum FAM siap untuk bergerak segera setelah dokumen lengkap putusan tersebut diperoleh. “Proses banding hanya dapat dimulai setelah dokumen keputusan lengkap diterima secara resmi,” kata Azman, seperti dikutip SuperBall.id dari Bharian.com.my. Ia menambahkan, “Setelah keputusan lengkap diterima, tim hukum FAM akan mengajukan banding dengan dokumen pendukung yang kuat.”
Dalam keterangan sebelumnya, Azman juga mengakui adanya “kesalahan teknis” dalam proses penyerahan dokumen ketujuh pemain naturalisasi tersebut. Meskipun demikian, ia tidak merinci lebih jauh mengenai jenis kesalahan teknis yang dilakukan oleh staf FAM. Azman hanya menegaskan bahwa ketujuh pemain naturalisasi yang terlibat adalah warga negara Malaysia yang sah secara hukum. “FAM menanggapi masalah ini dengan serius. Namun, FAM ingin menekankan bahwa para pemain warisan yang terlibat adalah warga negara Malaysia yang sah,” ujarnya, sembari menegaskan kembali bahwa FAM menunggu putusan penuh dari FIFA sebelum mengajukan banding sesuai dengan proses dan upaya hukum yang berlaku.