Sepak Bola Malaysia Terancam Sanksi FIFA? Mantan Pejabat FAM Memohon!

Posted on

Mantan Wakil Presiden Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM), Firdaus Mohamed, dengan tulus memohon agar FIFA tidak lagi menjatuhkan sanksi lanjutan kepada Malaysia. Permohonan ini disampaikan menyusul mencuatnya kasus naturalisasi palsu yang kini mengguncang ekosistem sepak bola Negeri Jiran. Sanksi yang telah dijatuhkan oleh FIFA terhadap FAM dan tujuh pemain naturalisasi tersebut telah menimbulkan dampak serius.

Firdaus Mohamed mengingatkan FAM untuk mengambil langkah proaktif dan berupaya keras memastikan tidak ada hukuman tambahan dari badan sepak bola dunia itu. Ia menekankan pentingnya bagi federasi untuk bertindak lebih teliti dan cermat dalam setiap pemeriksaan dokumen, khususnya terkait proses naturalisasi. Keputusan yang diambil FAM haruslah tepat, mengingat konsekuensi dari setiap sanksi akan berimbas luas pada klub-klub dan afiliasi sepak bola di seluruh negeri.

Firdaus pun sangat berharap FIFA tidak memperberat hukuman bagi Malaysia atas kasus pemalsuan dokumen ini. “Saya yakin FAM berupaya keras untuk memastikan tidak ada hukuman lebih lanjut yang dijatuhkan FIFA,” ujarnya. Ia menambahkan, “Itulah harapan kami, karena ketika ada sanksi, asosiasi dan afiliasi negara bagian juga akan merasakan dampaknya.” Kasus ini diharapkan menjadi pelajaran berharga yang mendalam bagi FAM untuk perbaikan di masa mendatang.

Takut Dikibulin, Striker JDT Tolak Dinaturalisasi Malaysia: Bukan Urusan Saya!

Bagi Firdaus, insiden naturalisasi palsu ini adalah persoalan serius yang menuntut pertanggungjawaban penuh dari FAM sebagai induk organisasi sepak bola di Malaysia. “Ini masalah serius, dan saya harap FAM belajar dari apa yang telah terjadi,” tegas Firdaus Mohamed. Ia menambahkan, “Mungkin ini akan mengingatkan mereka bahwa kita perlu teliti dan meneliti segala sesuatunya dengan benar.” Meskipun ia tidak terlibat langsung dalam manajemen tim nasional atau FAM saat ini, Firdaus menegaskan bahwa “terlepas dari apakah itu tim nasional Malaysia atau bukan, pada akhirnya FAM harus bertanggung jawab sebagai induk organisasi.”

Sebagai respons terhadap situasi ini, Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) dikabarkan tengah berupaya mencari pengacara internasional yang berpengalaman dalam kasus serupa. Langkah ini mengindikasikan keseriusan FAM untuk menghadapi FIFA di Pengadilan Sepak Bola FIFA nantinya. Lebih lanjut, jika hasil dari proses tersebut dinilai belum memuaskan, FAM diprediksi tidak akan ragu untuk membawa kasus ini ke tingkat yang lebih tinggi, yaitu Pengadilan Arbitrasi Olahraga (CAS).

Tantangan Terbuka! FAM Harus Menyeret 7 Pemain Naturalisasi Palsu ke Publik, Jelaskan Silsilah Keturunan Malaysia

Sementara itu, ketujuh pemain naturalisasi yang tersandung sanksi FIFA kini telah kembali berada di Kuala Lumpur, Malaysia. Mereka menjalani masa penonaktifan dari segala aktivitas sepak bola selama 12 bulan atau satu tahun penuh. Klub-klub yang semula menaungi para pemain ini pun terkesan mengambil jarak, menyerahkan sepenuhnya penyelesaian kasus ini kepada FAM dan para pemain yang bersangkutan.

Perkembangan selanjutnya dari kasus dokumen naturalisasi palsu yang menyeret nama Timnas Malaysia ini tentu menjadi sorotan publik dan menarik untuk terus dinantikan.

Ringkasan

Mantan Wakil Presiden FAM, Firdaus Mohamed, memohon agar FIFA tidak memberikan sanksi lanjutan kepada Malaysia terkait kasus naturalisasi palsu. Sanksi yang telah dijatuhkan kepada FAM dan tujuh pemain naturalisasi berdampak serius, sehingga FAM diingatkan untuk lebih teliti dalam pemeriksaan dokumen, khususnya terkait proses naturalisasi.

FAM dikabarkan tengah mencari pengacara internasional untuk menghadapi FIFA di Pengadilan Sepak Bola FIFA, bahkan mempertimbangkan membawa kasus ini ke CAS jika diperlukan. Sementara itu, ketujuh pemain naturalisasi yang terkena sanksi telah kembali ke Malaysia dan menjalani masa penonaktifan selama satu tahun. Kasus ini diharapkan menjadi pelajaran berharga bagi FAM untuk perbaikan di masa mendatang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *