Juara dunia MotoGP 2025, Marc Marquez, menghadapi tantangan tak terduga di hari pertama rangkaian MotoGP Indonesia 2025. Pembalap andalan Ducati Lenovo itu harus menelan pil pahit setelah dua kali terjatuh di Sirkuit Mandalika, Jumat (3/10/2025), sebuah kejadian yang mengejutkan banyak pihak mengingat reputasinya sebagai pembalap ulung.
Insiden ganda tersebut terjadi saat sesi latihan bebas, di mana Marquez kehilangan kendali motor Ducati Desmosedici GP25 miliknya. Anehnya, aksi penyelamatan ikonik yang kerap ia tunjukkan di masa lalu seolah tak berdaya kali ini. Keunggulan seorang juara dunia yang baru saja dinobatkan seakan memudar begitu saja di lintasan yang memang bukan favoritnya.
Marquez menjelaskan bahwa masalah utama terletak pada kondisi ban belakang yang tidak optimal, sebuah keluhan yang juga dialami oleh banyak pembalap lain di hari pertama MotoGP Indonesia 2025 di Mandalika. Bahkan sistem elektronik canggih pada motornya, seperti kontrol traksi atau kontrol stabilitas, tak mampu menyelamatkan pembalap asal Spanyol itu dari insiden jatuh tersebut.
“Jika cengkeraman ban terlalu rendah, sistem tidak dapat lagi membantu. Sistem ini berfungsi ketika ban berputar,” jelas Marc Marquez, dikutip Bolasport dari Speedweek. Ia menambahkan, “Saya memasuki tikungan dan tidak ada lagi cengkeraman di bagian samping. Saat ban mulai tergelincir…” Situasi ini menggambarkan limitasi sistem elektronik ketika kondisi lintasan dan ban tidak mendukung.
Meski sistem kontrol stabilitas sejatinya dirancang untuk membantu dalam kondisi tergelincir, Marquez menegaskan bahwa hal tersebut tidak berlaku ketika cengkeraman ban berada di titik terendah. “Ya, tetapi saat itu tidak berfungsi karena cengkeraman terlalu rendah,” tandas Marquez, menyoroti tantangan yang ia hadapi.
Ia juga mengungkapkan adanya perubahan performa ban yang signifikan antara sesi pagi dan sore. “Di pagi hari ban bekerja dengan baik. Entah mengapa, saya mengalami lebih banyak masalah daripada biasanya di sore hari dan butuh waktu lebih lama dari biasanya untuk mendapatkan suhu ban yang ideal,” ungkapnya. Marc Marquez mengakui jarang mengeluh soal ban, namun kondisi cengkeraman dapat berubah tak terduga.
Pembalap berusia 32 tahun itu berjanji untuk bekerja keras bersama tim Ducati-nya untuk meningkatkan performa motor pada hari Sabtu. “Kami akan mencoba meningkatkan performa motor kami pada hari Sabtu. Saya kehilangan waktu tidak hanya saat akselerasi, tetapi juga saat pengereman,” jelasnya. Kedua insiden crash tersebut berdampak fatal, membuatnya gagal lolos langsung ke Q2 dan harus berjuang melalui Q1 pada sesi kualifikasi besok Sabtu (4/10).
Catatan buruk di Mandalika semakin membayangi Marc Marquez, yang belum pernah bisa finis di balapan utama MotoGP Indonesia pada dua seri sebelumnya. Dengan pasrah ia menyatakan, “Saya memulai dengan optimistis, tapi ini bukan trek saya. Saya hanya ingin melupakan akhir pekan ini dan menunggu sampai Australia tiba.” Realistis dengan posisinya, Marquez menambahkan, “Kita tidak bisa langsung menyalip dari posisi ke-11. Apalagi melawan Bezzecchi, yang sepertinya melesat di trek. Kami akan senang jika finis di lima besar.” Sebuah target yang cukup konservatif untuk seorang juara dunia.