Rossi ‘Disentil’, Marquez ‘Anak Emas’? Analisis MotoGP Indonesia 2025

Posted on

mellydia.co.id Marc Marquez, sang pembalap andalan Ducati, kembali mencuri perhatian dunia usai memahkotai dirinya sebagai raja di kelas utama MotoGP. Keberhasilan ini tak lepas dari keberuntungan dan daya juang luar biasa yang melekat pada dirinya.

Kini, semua mata tertuju pada Marquez saat ia bersiap mengaspal di MotoGP Indonesia 2025 yang akan diselenggarakan di Sirkuit Mandalika, Lombok. Sebagai pembalap yang baru saja menyegel gelar juara dunia pada seri sebelumnya di GP Jepang, Si Alien diprediksi akan tampil tanpa beban, memamerkan keahliannya di seri ke-18 MotoGP 2025 ini.

Sorotan publik terhadap Marquez di seri Mandalika memang tak terhindarkan. Gelar juara dunia ketujuhnya ini bukan hanya sekadar pencapaian, melainkan penegasan dominasinya yang kini resmi menyamai rekor legenda MotoGP, Valentino Rossi, yang telah pensiun pada akhir musim 2021.

Kesuksesan yang diraih rider berusia 32 tahun ini seringkali terlihat seperti puncak gunung es. Gemerlap kejayaan yang begitu mudah disorot, sayangnya, kerap menutupi perjuangan dan jatuh bangun yang dialami Marquez sejak musim 2020. Masa-masa sulit tersebut acap kali terlupakan oleh euforia momen manis ini.

Ia menapaki jalan penuh rintangan pasca-kecelakaan nahas di Sirkuit Jerez, Spanyol, pada MotoGP 2020. Cedera parah ditambah performa motor yang jauh dari kompetitif sempat membuat pembalap berkebangsaan Spanyol itu mengalami frustrasi mendalam selama tahun-tahun terakhirnya bersama Honda.

Bahkan, niat untuk pensiun sempat terbersit dalam benak Marquez sebelum akhirnya ia mengambil keputusan berani hijrah ke tim Gresini Racing pada musim 2024. Setelah satu tahun penuh perjuangan dan adaptasi, performa gemilangnya kembali menarik perhatian tim pabrikan Ducati, mengantarkannya kembali ke puncak kejayaan musim ini.

Kisah jatuh bangun rekan setim Francesco Bagnaia ini dalam meraih puncak kejayaan tak luput dari perhatian pengamat MotoGP asal Spanyol, Jaime Alguersuari. Ia berpendapat bahwa Marquez memiliki semacam “berkah Tuhan” lantaran mampu bangkit dari situasi yang sangat sulit, nyawanya seolah terlindungi meski didera kecelakaan-kecelakaan fatal.

“Tuhan ada di sana,” ungkap Alguersuari, seperti dilansir BolaSport.com dari laman Motosan. “Marc Marquez telah jatuh berkali-kali, berkali-kali, sehingga secara statistik, dia seharusnya meninggal. Ada rival-rivalnya yang sangat berbakat dan yang berkata Anda harus mati, tapi dia tidak mau. Itulah yang membuatnya mengincar gelar juara dunia ketujuh, tapi bukan hanya itu,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Alguersuari menyoroti karakter Marquez sebagai pembalap yang tak mampu menerima kekalahan, sebuah sifat yang sangat kontras dengan Valentino Rossi. Rossi dikenal mampu memainkan momentum dan strategi sebelum melibas rivalnya, sementara Marquez adalah pengejar kemenangan yang tak kenal kompromi.

“Matematika tentang siapa yang terbaik dalam sejarah didasarkan pada jumlah GP yang dimenangkan seorang pembalap,” ucap Alguersuari. “Marquez adalah satu-satunya pembalap yang masih aktif yang tidak tahan dikalahkan. Bahkan dalam metrik 22 balapan setahun, 99,99 persen pembalap lainnya memainkan permainan ‘masuk, kalah, menang, kalah, pulih, dan pensiun.’ Marquez tidak akan pernah melakukan seperti Rossi, kegilaan tidak pernah ada di kepalanya, tidak peduli berapa pun mereka membayarnya. Dia tidak akan tahan untuk menjalani satu balapan lagi jika gagal (mengunci gelar). Sementara yang lain mengalahkannya dan berkata persetan denganmu, jadi apa yang Rossi lakukan, Marquez tidak akan pernah lakukan,” pungkasnya.

Sebagai informasi tambahan, terkait ajang balap ini, MotoGP Indonesia 2025 – Bagnaia Tidak Trauma Motor Berasap: Mekanik Pastikan Semua Aman. Jangan lewatkan juga Jadwal Mario Aji dan Arbi Aditama di MotoGP Indonesia, Panaskan Persaingan Mulai Jumat Pagi.

Ringkasan

Marc Marquez menjadi sorotan jelang MotoGP Indonesia 2025 di Mandalika setelah meraih gelar juara dunia ketujuhnya, menyamai rekor Valentino Rossi. Keberhasilannya ini dipandang sebagai kebangkitan setelah masa sulit akibat cedera dan performa motor yang kurang kompetitif, bahkan sempat membuatnya mempertimbangkan pensiun.

Pengamat MotoGP, Jaime Alguersuari, menyoroti karakter Marquez yang tak mau kalah, berbeda dengan Rossi yang lebih strategis. Alguersuari juga menyebut Marquez seolah memiliki “berkah Tuhan” karena mampu bangkit dari kecelakaan fatal, yang membuatnya terus mengejar kemenangan tanpa kompromi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *