mellydia.co.id Gelandang Timnas Indonesia, Thom Haye, baru-baru ini memberikan pandangannya mengenai perbedaan mencolok antara Super League, liga tempat ia kini bermain, dengan liga-liga top Eropa seperti Liga Belanda. Pengalaman pertamanya bermain di luar benua Eropa ini didapatkannya setelah bergabung dengan Persib Bandung.
Sejak kedatangannya, mantan pemain Almere City FC ini telah tampil sebanyak empat kali bersama Maung Bandung. Dari empat penampilan tersebut, tiga di antaranya terjadi di Super League, di mana ia dua kali dipercaya untuk mengisi posisi sebagai starter.
Persija Jakarta Baru Kalah Sekali, Mauricio Souza Masih Pede Macan Kemayoran Bisa Juara Super League 2025-2026
Setelah merasakan atmosfer Super League dalam beberapa pertandingan, Haye membagikan pengamatannya mengenai perbedaan mendasar antara liga ini dengan kompetisi di Eropa. Perbedaan utama yang ia soroti adalah struktur permainan yang dinilai masih kurang terorganisir dibandingkan dengan liga-liga di Eropa.
Meskipun demikian, Haye menekankan bahwa setiap pemain Eropa yang memilih untuk berkarier di Indonesia tetap dituntut untuk memberikan performa terbaiknya, yakni 100 persen. “Memang benar ini sangat berbeda dari Eropa, terutama iklimnya,” ungkap Haye dalam sebuah wawancara di kanal YouTube pribadinya.
“Menurut saya, di Indonesia, struktur permainannya masih kurang tertata. Namun, di sisi lain, semua pemain memiliki kemauan untuk memberikan yang terbaik di setiap pertandingan dan bekerja keras. Terkadang, situasinya bisa menjadi sedikit kacau, jadi ini adalah perpaduan antara momen-momen yang bagus dan momen-momen yang bisa jauh lebih baik lagi,” jelasnya.
Lebih lanjut, Haye menambahkan, “Namun, bukan berarti jika Anda telah bermain seumur hidup di Eropa, Anda bisa berpikir ‘Oh, saya datang ke Indonesia, saya akan bermain dengan 50 persen kemampuan’. Jika Anda memiliki pola pikir seperti itu, Anda tidak akan berhasil karena permainannya benar-benar berbeda. Anda harus beradaptasi dengan itu. Pertama, pastikan Anda dalam kondisi fisik yang prima, itu adalah hal yang sangat penting. Anda juga harus mengatasi semua perbedaan yang ada di sini dibandingkan dengan sepak bola di Eropa.”
Demi Rebut Kembali Puncak Klasemen Super League, Pelatih Persija Bawa Bomber Buas ke Kandang PSM
Selain menyoroti kurangnya struktur dalam permainan, Haye juga mengungkapkan kelemahan lain dari Super League, yaitu rata-rata waktu permainan efektif yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan liga-liga lain di dunia. Waktu efektif merujuk pada jumlah waktu sebenarnya bola berada dalam permainan selama pertandingan berlangsung, tidak termasuk penghentian seperti cedera, selebrasi, atau bola mati.
“Saya pikir ada lebih banyak emosi yang terlibat, baik di dalam maupun di pinggir lapangan,” kata Haye. “Banyak hal terjadi di lapangan, dan saya pikir rata-rata waktu permainan di sini jauh lebih sedikit dibandingkan di tempat lain di dunia. Saya pikir ini adalah salah satu hal yang benar-benar perlu ditingkatkan di sini, tetapi juga sesuatu yang harus Anda atasi.”
Haye memperkirakan bahwa rata-rata waktu permainan efektif di Super League hanya berkisar antara 40 hingga 45 menit. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata waktu efektif di Liga Belanda yang mencapai 60 hingga 65 menit.
“Contoh terbaik yang bisa saya berikan adalah saat kami bermain melawan Persita. Kami tidak menang, tetapi saya pikir total waktu permainan, ketika bola bergerak, mungkin hanya 40-45 menit. Jika Anda membandingkannya dengan liga-liga lain di dunia, saya pikir setidaknya 60-65 menit, bahkan mungkin sampai 75 menit. Jadi, itu berarti kami memiliki 20 menit lebih banyak waktu untuk bermain,” pungkas pemain berusia 30 tahun tersebut.
Ringkasan
Gelandang Timnas Indonesia, Thom Haye, membagikan pengalamannya mengenai perbedaan antara Super League, tempat ia bermain saat ini, dengan liga-liga top Eropa. Ia menyoroti struktur permainan di Super League yang kurang terorganisir dibandingkan liga-liga di Eropa, meskipun pemain tetap dituntut untuk memberikan performa maksimal.
Haye juga mengungkapkan bahwa waktu permainan efektif di Super League relatif lebih rendah, diperkirakan hanya sekitar 40-45 menit, dibandingkan dengan Liga Belanda yang bisa mencapai 60-65 menit. Hal ini menunjukkan perlunya peningkatan dalam efektivitas waktu bermain di Super League.