Badai sanksi menerpa Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) setelah dijatuhi denda fantastis oleh FIFA akibat kasus pemalsuan dokumen naturalisasi tujuh pemain. Akibatnya, Timnas Malaysia kini berencana mengajukan banding, namun dihadapkan pada risiko serius, yakni diskualifikasi dari Kualifikasi Piala Asia 2027.
Keputusan berat tersebut diumumkan FIFA pada Jumat lalu, menetapkan denda sebesar 350.000 franc Swiss, atau setara dengan sekitar Rp7,3 miliar, kepada FAM. Tidak hanya itu, ketujuh pemain naturalisasi yang teridentifikasi dalam kasus ini juga tak luput dari sanksi. Masing-masing dijatuhi denda sebesar 2.000 franc Swiss (sekitar Rp41,7 juta) dan dilarang berpartisipasi dalam segala aktivitas sepak bola selama 12 bulan, terhitung sejak tanggal pemberitahuan resmi.
Para pemain yang terlibat dalam pusaran kasus ini adalah Gabriel Felipe Arrocha, Facundo Tomas Garces, Rodrigo Holgado, Imanol Javier Machuca, Joao Vitor Brandao Figueiredo, Jon Irazabal Iraurgui, serta Hector Alejandro Hevel Serrano. Sanksi yang mengguncang ini telah menciptakan kegaduhan di komunitas sepak bola regional selama lebih dari lima hari sejak FIFA mengumumkan keputusannya.
FAM Akui Ada Kesalahan Teknis, tapi Tegaskan Pemain Naturalisasi Malaysia Sah
Menanggapi denda dan larangan tersebut, FAM pada Senin kemarin mengeluarkan pernyataan resmi. Dalam keterangan tertulisnya, FAM mengonfirmasi adanya “kesalahan teknis” dalam proses penyerahan dokumen yang dilakukan oleh staf administrasi mereka. Meski demikian, FAM dengan tegas menyatakan bahwa ketujuh pemain naturalisasi yang terlibat memiliki status kewarganegaraan Malaysia yang sah secara hukum.
Tidak mengherankan, Federasi Sepak Bola Malaysia kini tengah mempersiapkan langkah hukum untuk mengajukan banding kepada FIFA. Menurut laporan dari The Star, mereka sedang menanti penjelasan terperinci dari Komite Disiplin FIFA sebelum melayangkan banding ke Komite Banding. Bahkan, tak menutup kemungkinan kasus ini akan dibawa hingga ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) jika diperlukan.
Secara bersamaan, Pengadilan Sepak Bola FIFA juga akan meninjau ulang status bermain para pemain, termasuk potensi kerugian bagi Malaysia berupa kalah dalam pertandingan yang telah mereka ikuti. Proses hukum yang kompleks ini tentu membutuhkan waktu yang tidak singkat untuk diselesaikan, sehingga keputusan akhir masih harus dinantikan.
Namun, di tengah rumitnya prosedur hukum, opini publik di Malaysia justru terpecah belah dan cenderung saling menyalahkan. Jurnalis Zulhelmi Zainal, melalui media sosial, menyiratkan adanya ‘pihak asing’ yang berupaya menyabotase sepak bola Malaysia, secara implisit merujuk pada Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, yang dikenal memiliki pengaruh kuat di FIFA dan merupakan mantan pemilik Inter Milan.
Beberapa surat kabar lain turut menyoroti Vietnam, mengklaim bahwa kehadiran perwakilan mereka di Komite Disiplin FIFA dapat membawa keuntungan strategis bagi Timnas Vietnam, terutama setelah kekalahan telak 0-4 dari Malaysia dalam Kualifikasi Piala Asia 2027. Perdebatan ini semakin menambah panas atmosfer di tengah krisis yang melanda.
Nasib Tragis jika Kasus Malaysia Berdampak pada Hasil Pertandingan, Harimau Malaya Merosot Tajam di Ranking FIFA
Menyikapi permasalahan pelik yang dihadapi FAM ini, media Vietnam, Danviet.vn, memberikan pandangannya tentang satu-satunya jalan keluar bagi Malaysia untuk lolos dari sanksi FIFA. Menurut Danviet, Malaysia harus mampu membuktikan secara konkret bahwa mereka tidak bersalah dalam kasus ini.
“Pada akhirnya, Malaysia hanya punya satu cara untuk membersihkan nama,” tulis Danviet.vn dalam laporannya. “Caranya yaitu Malaysia harus membuktikan bahwa mereka benar-benar tidak bersalah. Tuduhan atau kecurigaan terhadap pihak luar hanyalah pengalihan isu dan tidak dapat mengubah inti kasus.”
Dengan batas waktu 10 hari yang diberikan FIFA untuk mengajukan banding, seperti yang diumumkan Jumat lalu, seluruh mata kini tertuju pada Federasi Sepak Bola Malaysia. Menarik untuk disaksikan apakah Malaysia mampu menghadirkan bukti yang meyakinkan agar bisa terlepas dari jeratan sanksi FIFA yang mengancam masa depan sepak bola mereka.
Ringkasan
Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) dijatuhi denda oleh FIFA sebesar 350.000 franc Swiss akibat kasus pemalsuan dokumen naturalisasi tujuh pemain. Selain denda, para pemain naturalisasi yang terlibat juga dikenakan sanksi berupa denda dan larangan berpartisipasi dalam aktivitas sepak bola selama 12 bulan. FAM berencana mengajukan banding terhadap keputusan tersebut, yang berpotensi berdampak pada keikutsertaan Malaysia dalam Kualifikasi Piala Asia 2027.
FAM mengakui adanya “kesalahan teknis” dalam penyerahan dokumen, namun menegaskan status kewarganegaraan pemain naturalisasi sah. Media Vietnam menyarankan Malaysia untuk membuktikan ketidakbersalahan mereka agar terhindar dari sanksi. Opini publik terpecah, dengan beberapa pihak menuduh adanya sabotase dari pihak luar.