Ducati Bandel? Stoner Turun Tangan Bela Bagnaia, Ungkap Masalah Motor!

Posted on

Kesuksesan Francesco Bagnaia meraih kemenangan dominan di MotoGP Jepang 2025 telah menyingkap sebuah narasi menarik di balik layar tim Ducati. Muncul spekulasi bahwa tim pabrikan asal Borgo Panigale tersebut sempat mengabaikan sejumlah keluhan penting dari sang pembalap andalannya, sebelum akhirnya mendapatkan “pertolongan” krusial dari legenda balap, Casey Stoner.

Kredit besar atas kebangkitan Bagnaia ini secara khusus ditujukan kepada Casey Stoner. Mantan juara dunia itu diketahui sempat mampir ke garasi Ducati dan terlibat perbincangan mendalam dengan Bagnaia terkait masalah pada motornya, Desmosedici GP25. Keluhan Bagnaia mengenai performa motor “Si Merah Borgo Panigale” yang sulit dikendalikan ternyata dapat diterjemahkan dengan sangat baik oleh Stoner.

Seolah memiliki pemahaman instan terhadap apa yang dirasakan Bagnaia di atas lintasan, Stoner dengan sigap membantu. Ia menyampaikan beberapa masukan penting kepada kru tim Ducati Lenovo di garasi “Nuvola Rossa” yang legendaris itu, menjembatani kesenjangan komunikasi yang mungkin sebelumnya ada.

Bagnaia sendiri tidak menyembunyikan apresiasinya terhadap Stoner. “Jika memungkinkan, saya ingin selalu bersamanya, tapi kenyataannya kan tidak bisa, dan memang seharusnya begitu,” ungkap Bagnaia sebelum GP Jepang, dikutip dari GPOne. Ia menambahkan, “Ketika seseorang bisa mendapatkan manfaat dari pendapat seseorang seperti Stoner, itu sangat penting.” Ungkapan ini menunjukkan betapa besar pengaruh Stoner dalam memulihkan kepercayaan diri dan performa Bagnaia.

Setelah hasil nyata terlihat lewat kemenangan dominan Bagnaia di sirkuit Twin Ring Motegi, kenyamanan sang juara dunia di atas motor Ducatinya kembali menjadi sorotan. Perubahan positif yang terlihat kabarnya terjadi setelah tes Misano. Namun, ironisnya, pelatih Bagnaia, Manuel Poggiali, sebelumnya telah melaporkan adanya getaran motor yang mengganggu saat pengujian tersebut. Akan tetapi, dalam sesi krusial itu, Ducati disinyalir masih ‘mengabaikan’ keluhan Poggiali.

Fakta ini diperkuat oleh jurnalis David Emmett dalam Paddock Pass Podcast. Emmett menyebut bahwa Ducati “menutup mata” terhadap masalah tersebut, sebelum akhirnya Stoner ikut mengamati dan menyadari adanya ketidakberesan. “Sangat menarik juga bahwa dia terus menyebut Manuel Poggiali, karena, tentu saja, sudah banyak pembicaraan tentang, apakah Casey membantu?” ujar Emmett, dikutip dari MotoGPNews. “Tapi sepertinya Poggiali sudah mengatakan ini sepanjang waktu dan Ducati tidak mendengarkannya. Dan Casey Stoner akhirnya berkata: ‘Tidak, tidak, tidak, Poggiali benar. Dia mengatakan hal yang benar.'” Kehadiran Stoner yang memvalidasi observasi Poggiali inilah yang akhirnya membuat tim bergerak, dan terbukti berhasil.

Sebelum kehadiran Stoner di garasinya, Bagnaia sempat melalui masa sulit. Ia menutup diri dari pers usai kegagalan pada balapan kandang GP San Marino. Gagal finis pada balapan utama, ia tidak menghadiri konferensi pers, memilih mengurung diri di kantor Ducati dan berunding intensif dengan seluruh kru timnya untuk mencari tahu akar masalah yang sebenarnya terjadi.

Kini, setelah kebangkitan spektakuler di MotoGP Jepang 2025, performa Bagnaia mungkin dipandang terlambat oleh sebagian pihak, mengingat Marc Marquez telah mengunci gelar juara. Namun, dari sisi Bagnaia sendiri, pembalap berjuluk “Nuvola Rossa” ini jauh lebih bahagia. Ia akhirnya mampu mengeluarkan potensi sejatinya dan menampilkan jati diri asli yang telah lama didambakan para penggemar murid terbaik Valentino Rossi tersebut.

Ringkasan

Kemenangan Francesco Bagnaia di MotoGP Jepang 2025 mengungkap peran Casey Stoner dalam mengatasi masalah motor Ducati. Stoner membantu menjembatani komunikasi antara Bagnaia dan tim Ducati setelah keluhan Bagnaia terkait motor Desmosedici GP25 awalnya diabaikan. Stoner memvalidasi observasi Manuel Poggiali terkait getaran motor yang mengganggu, yang sebelumnya tidak dihiraukan oleh Ducati.

Sebelumnya, Bagnaia mengalami kesulitan, bahkan sempat mengurung diri usai kegagalan di GP San Marino. Kehadiran Stoner dan solusinya membantu Bagnaia mengeluarkan potensi terbaiknya. Walaupun kemenangan ini dianggap terlambat karena Marc Marquez telah mengunci gelar juara, Bagnaia merasa lebih bahagia karena mampu menampilkan performa yang diinginkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *