Sebelum FIFA mengeluarkan hukuman mengejutkan kepada Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM), bek naturalisasi Facundo Garces secara tidak sengaja memicu awalnya kontroversi.
Peristiwa ini bermula ketika Garces mengungkapkan detail sensitif tentang latar belakang keluarganya dalam sebuah wawancara. Pada Agustus lalu, dalam perbincangan dengan surat kabar Spanyol El Correo, ia mengatakan bahwa dirinya memenuhi syarat untuk bermain di Timnas Malaysia berkat ‘kakek buyutnya’. Pernyataan ini sontak memicu gelombang skeptisisme dan tanda tanya besar di kalangan publik.
Pasalnya, regulasi FIFA secara tegas menyatakan bahwa seorang pemain hanya dapat mewakili negara lain jika orang tua atau kakek-nenek mereka lahir di negara tersebut. Alternatifnya, pemain dapat dinaturalisasi jika ia telah tinggal di negara tersebut secara terus-menerus setidaknya selama lima tahun setelah usia 18 tahun. Dengan demikian, klaim Garces yang menyebut keturunan Malaysia dari kakek buyutnya jelas tidak sah menurut aturan naturalisasi.
Publik Malaysia Malu Lihat FAM dan 7 Pemain Naturalisasi Dihukum FIFA
Kesalahan Garces tersebut segera menyulut reaksi keras dan keraguan publik Malaysia terhadap proses naturalisasi pemain serta transparansi kinerja FAM. Merasakan tekanan yang masif, Garces buru-buru memberikan klarifikasi, mengklaim bahwa pernyataannya hanyalah kekeliruan penerjemahan. Pemain berusia 26 tahun itu menegaskan bahwa koneksi sahnya berasal dari kakek-neneknya, bahkan sempat mengunggah di media sosial: “Terima kasih kepada kakek saya. Saya merasa terhormat mengenakan seragam tim nasional Malaysia. Sampai jumpa.” Namun, koreksi yang tergesa-gesa ini gagal memadamkan bara kecurigaan yang telah terlanjur membakar di kalangan pecinta sepak bola, yang kian mencium gelagat tidak beres.
Puncaknya, pada tanggal 26 September 2025, FIFA secara resmi menjatuhkan hukuman berat kepada Malaysia. Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) dan tujuh pemain naturalisasi, termasuk Facundo Garces, dinyatakan bersalah karena terbukti menggunakan dokumen palsu untuk melegalkan status bermain mereka. Akibat pelanggaran serius ini, seluruh pemain yang terlibat dijatuhi larangan bermain selama satu tahun penuh, menempatkan sepak bola Malaysia dalam krisis paling parah dalam beberapa tahun terakhir.
Hukuman ini jelas menjadi pukulan telak bagi Garces, yang memiliki rekam jejak impresif di kancah profesional. Pemain yang besar di Colon, Argentina ini, telah mencatatkan 129 penampilan antara tahun 2020 hingga 2024, sebelum akhirnya meneken kontrak tiga setengah tahun bersama klub Spanyol, Deportivo Alaves. Di musim ini, Garces bahkan telah menjadi pilar penting di Liga Spanyol (La Liga), bermain penuh 90 menit dalam enam pertandingan dan berkontribusi besar mengangkat posisi Alaves ke papan tengah. Kini, dengan sanksi FIFA, Alaves harus merelakan kehilangan salah satu pemain kuncinya selama 12 bulan ke depan, sebuah kerugian besar di tengah persaingan ketat La Liga.
Ironisnya, sebelum skandal ini mencuat ke permukaan, Garces telah melakoni debut gemilangnya bersama Timnas Malaysia pada Juni 2025, saat skuad Harimau Malaya berhasil menggilas Timnas Vietnam 4-0 dalam ajang Kualifikasi Piala Asia 2027. Kala itu, pelatih kepala Peter Cklamovski bahkan tak sungkan memuji pemain Argentina ini atas karakter dan pengalamannya yang mumpuni di level tertinggi. Namun, kini semua berubah drastis; satu pernyataan yang ceroboh telah mengubahnya dari sosok harapan menjadi pusat krisis yang membelit sepak bola nasional.
Skandal Naturalisasi Malaysia Bikin Banyak Klub Eropa dan Amerika Selatan Menderita
Kasus skandal naturalisasi yang mengguncang Malaysia ini tak luput dari perhatian media internasional. Media Vietnam, Thethao247.vn, bahkan menyoroti insiden ini sebagai buah dari “salah lidah” pemain itu sendiri. Dalam laporannya, Thethao247.vn menyatakan, “Salah lidah bikin rahasia naturalisasi ilegal Malaysia terbongkar.” Mereka melihat kekeliruan Garces sebagai pemicu awal dari serangkaian investigasi FIFA yang kini menyeret sepak bola Malaysia ke dalam situasi paling sulit sepanjang sejarahnya. Dampak dari sanksi ini tidak hanya dirasakan oleh tim nasional, tetapi juga meluas ke banyak klub di Eropa, termasuk Alaves, yang harus menanggung kerugian akibat kehilangan pemain kunci mereka.
Tanpa diragukan lagi, insiden ini akan meninggalkan jejak dampak jangka panjang, tidak hanya dalam performa di lapangan, tetapi juga dalam mengikis kepercayaan publik terhadap transparansi dan integritas proses naturalisasi dalam sepak bola Malaysia di mata dunia.
Ringkasan
Skandal naturalisasi Malaysia mencuat setelah bek Facundo Garces secara tidak sengaja mengungkapkan detail sensitif tentang latar belakang keluarganya yang memicu keraguan publik. Pernyataan Garces mengenai kakek buyutnya sebagai dasar naturalisasinya bertentangan dengan regulasi FIFA, yang berujung pada investigasi dan hukuman berat bagi FAM dan tujuh pemain naturalisasi.
FIFA menjatuhkan sanksi kepada FAM dan pemain naturalisasi karena terbukti menggunakan dokumen palsu. Media Vietnam menyoroti kesalahan Garces sebagai pemicu terungkapnya skandal, yang berdampak luas tidak hanya pada tim nasional Malaysia, tetapi juga klub-klub Eropa seperti Deportivo Alaves yang kehilangan pemain kunci. Insiden ini mengikis kepercayaan publik terhadap transparansi dan integritas proses naturalisasi sepak bola Malaysia.