mellydia.co.id JAKARTA.
Rupiah spot berhasil menunjukkan performa positif di sesi penutupan perdagangan Jumat, 26 September 2025. Mata uang Garuda ini menguat tipis 0,07% terhadap dolar Amerika Serikat (AS), ditutup pada level Rp 16.738 per dolar AS. Capaian ini merupakan perbaikan dari posisi sehari sebelumnya yang berada di angka Rp 16.749 per dolar AS. Meskipun demikian, dalam rentang waktu sepekan, nilai tukar rupiah tercatat mengalami pelemahan sebesar 0,82%.
Penguatan rupiah ini menempatkannya sebagai salah satu mata uang dengan kinerja terbaik di kawasan Asia pada hari itu. Di antara beberapa mata uang yang turut menguat terhadap dolar AS, rupiah mencatatkan kenaikan persentase terbesar yakni 0,07%. Kinerja positif ini diikuti oleh dolar Singapura yang menguat 0,06%, dolar Hong Kong naik 0,04%, dan yen Jepang yang juga menguat tipis 0,01%.
Namun, tidak semua mata uang Asia bernasib sama. Mayoritas di antaranya justru mencatat pelemahan signifikan terhadap dolar AS sore ini. Ringgit Malaysia mengalami tekanan terdalam dengan depresiasi 0,30%. Selanjutnya, dolar Taiwan melemah 0,26%, won Korea 0,16%, peso Filipina 0,08%, baht Thailand 0,07%, rupee India 0,01%, dan yuan China menunjukkan pelemahan tipis 0,007%.
Sementara itu, untuk memberikan gambaran yang lebih luas mengenai pergerakan dolar AS secara global, indeks dolar (DXY) terpantau melemah. Indeks yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap sekeranjang mata uang utama dunia ini berada di level 98,44, turun dari posisi 98,55 pada hari sebelumnya. Penurunan indeks dolar ini sedikit banyak turut memengaruhi dinamika nilai tukar mata uang di pasar global, termasuk di Asia.
Ringkasan
Pada tanggal 26 September 2025, Rupiah spot berhasil menguat tipis 0,07% terhadap dolar AS, ditutup pada Rp 16.738 per dolar AS. Meskipun demikian, dalam sepekan terakhir, Rupiah tercatat mengalami pelemahan sebesar 0,82%. Rupiah mencatatkan kenaikan persentase terbesar di antara mata uang Asia yang menguat terhadap dolar AS.
Namun, mayoritas mata uang Asia lainnya justru mengalami pelemahan terhadap dolar AS. Sementara itu, indeks dolar (DXY) terpantau melemah, yang sedikit banyak turut memengaruhi dinamika nilai tukar mata uang di pasar global.