Korea Open 2025 – Anthony Ginting Sentil BWF usai Dirugikan Wasit dan Kalah di 16 Besar

Posted on

Tunggal putra kebanggaan Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, akhirnya buka suara terkait insiden yang menimpanya di babak kedua Korea Open 2025, setelah langkahnya harus terhenti secara mengejutkan.

Perjalanan Anthony pada turnamen bergengsi Korea Open 2025 secara resmi harus terhenti di babak 16 besar. Pertandingan yang berlangsung pada Kamis (25/9/2025) ini menjadi akhir bagi asa Ginting untuk melaju lebih jauh di ajang tersebut.

Bertarung di Suwon Gymnasium, pemain yang disebutkan menduduki peringkat ke-75 dunia ini tak mampu membendung perlawanan sengit dari wakil Jepang, Kenta Nishimoto, yang merupakan unggulan ketujuh. Anthony harus mengakui keunggulan Nishimoto setelah kalah dua gim langsung dengan skor 18-21 dan 19-21 dalam durasi 54 menit.

Kekalahan ini tentu menyisakan kekecewaan mendalam bagi Anthony, terutama saat ia tengah berjuang membangun kembali momentum positif setelah sebelumnya sempat dibekap cedera. Hasil ini menjadi tantangan baru dalam upaya Anthony kembali ke performa terbaiknya.

Meskipun hasil akhir kurang sesuai harapan, rasa syukur tetap terucap dari pemain asal Cimahi, Jawa Barat, itu. Ia mengungkapkan rasa syukurnya karena bisa menyelesaikan pertandingan tanpa mengalami cedera. Anthony juga menegaskan bahwa dirinya telah mengerahkan segala upaya dan mencoba berbagai cara untuk meraih kemenangan hingga poin terakhir.

“Tetap bersyukur bisa memberikan yang terbaik dan tanpa cedera,” ujar Anthony, seperti dikutip dari siaran PBSI yang diterima BolaSport.com. “Tadi sudah mencoba berbagai cara, memang adu strategi dari awal sampai terakhir,” tambahnya.

Hasil Korea Open 2025 – Alwi Farhan Ketiban Durian sebagai Lawan di Perempat Final usai Titisan Lin Dan Menang Dramatis

Dalam kesempatan yang sama, Anthony tidak menampik bahwa dirinya sempat terbawa arus pola permainan Nishimoto, yang membuat ia kesulitan untuk mengembangkan permainannya dan bangkit. Namun, asa Anthony kian memudar tatkala ia merasa dirugikan oleh keputusan wasit di masa-masa krusial akhir gim kedua.

Insiden tersebut terjadi ketika pukulan pengembalian dari pemain jebolan SGS PLN Bandung itu, yang terlihat jelas mendarat di bidang permainan Nishimoto, justru diputuskan keluar oleh hakim garis. Anthony pun segera melancarkan gestur protes, namun di sisi lain, Nishimoto justru menunjukkan gelagat ingin segera mengakhiri pertandingan dengan langsung mendekati wasit untuk menyalami.

Terkait insiden yang merugikan ini, pemain berusia 28 tahun tersebut berharap adanya perbaikan signifikan yang dilakukan oleh BWF sebagai induk organisasi bulutangkis dunia. Anthony mengharapkan adanya sebuah terobosan atau kebijakan baru, terutama untuk lapangan-lapangan yang belum dilengkapi sistem tayangan ulang instan (Instant Replay System) guna meminimalisir kejadian serupa terulang.

“Di gim kedua, saya terlalu banyak masuk ke dalam permainan Nishimoto, sempat mengejar tapi di terakhir ada insiden yang tidak mengenakkan,” ucap Anthony. “Bolanya jelas masuk tapi mungkin teriakan lawan ketika bola belum menyentuh karpet membuat line judge kaget dan reflek memutuskan keluar.”

“Ke depan semoga ada perhatian lebih dan perbaikan dari BWF untuk kasus-kasus seperti ini terutama di lapangan-lapangan pinggir yang tidak tersedia Instant Replay System (IRS).”

Hasil Korea Open 2025 – Jojo Susul Alwi Farhan ke Perempat Final, Bisa Balaskan Dendam Ginting

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *