Satu momen epik terjadi di tengah hiruk pikuk Allianz Arena, Munchen, yang menjadi penentu gelar perdana Paris Saint-Germain di Liga Champions. Tatapan tajam Ousmane Dembele terpaku pada kiper Inter Milan, Yann Sommer. Sorot mata penyerang Prancis itu bukan sekadar ancaman, melainkan simbol nyata dari seorang pemain yang telah bertransformasi sepenuhnya.
Gambar Dembele yang memancarkan tekad kuat saat menatap Sommer sebelum melancarkan tendangan sapuan terburu-buru, menjadi gambaran sempurna dari determinasi yang membawa PSG meraih kemenangan telak 5-0. Hasil tersebut sekaligus mengukuhkan Les Parisiens sebagai raja Eropa yang telah lama dinanti-nantikan.
Performa individu gemilang Dembele ini menjadi puncak dari musim luar biasa yang menempatkannya sebagai favorit utama peraih Ballon d’Or. Ia pun secara resmi menerima penghargaan paling bergengsi dalam sepak bola tersebut dalam sebuah upacara megah di Paris pada hari Senin lalu.
Sejak kedatangannya dari Barcelona pada tahun 2023, Dembele telah diukir ulang oleh sentuhan magis Luis Enrique. Ia berevolusi dari seorang penyerang sayap yang seringkali inkonsisten menjadi mesin serang yang lengkap dan berbahaya. Pelatih asal Spanyol itu secara cerdik memindahkan pemain Prancis ini ke posisi yang lebih sentral dan memberinya kebebasan mutlak untuk bergerak di lapangan.
“Pelatih memberi saya banyak kebebasan di lapangan,” ungkap Dembele. “Saya tidak dipaksa untuk tetap berada di ujung serangan seperti seorang nomor sembilan. Saya hanya berusaha menciptakan ruang dan menimbulkan sedikit kekacauan di lini tengah.” Kebebasan taktis ini terbukti menjadi kunci bagi kebangkitannya.
Penilaian Luis Enrique terhadap anak asuhnya sangatlah tegas, terutama setelah Dembele mencetak dua hat-trick berturut-turut pada musim lalu. “Ousmane bisa menjadi pemain yang dia inginkan,” katanya penuh keyakinan. “Jika dia tetap percaya diri di depan gawang, dia tak tertandingi. Dia bisa mencetak gol dari posisi mana pun, bahkan dengan kepalanya. Dia adalah pemain yang luar biasa.”
Kebebasan yang diberikan oleh Enrique telah menjelma menjadi musim paling produktif dalam seluruh karier Dembele. Ia menuntaskan musim 2024/2025 dengan koleksi 35 gol dan 14 assist dari 53 penampilan di semua kompetisi bersama klub ibu kota, termasuk 21 gol di Ligue 1 yang menjadikannya pencetak gol terbanyak liga. Tak hanya itu, ia juga menyumbangkan dua assist vital di final Liga Champions saja.
Namun, yang lebih mencuri perhatian adalah etos kerja defensifnya yang kini menjadi ciri khas. Di Munchen, Dembele tercatat melakukan lebih banyak sprint daripada pemain PSG lainnya, memimpin tekanan intens yang terus-menerus mengganggu barisan belakang Inter Milan sejak peluit pertama dibunyikan, sesuai data kinerja UEFA.
Bagi Luis Enrique, kerja keras tanpa bola ini memiliki nilai yang setara dengan gol-gol yang dicetak. “Saya sungguh percaya dia layak mendapatkan Ballon d’Or,” kata pelatih tersebut. “Bukan hanya karena gelar yang dia menangkan atau gol yang dia cetak, tapi karena tekanannya. Dia melakukannya sepanjang musim, tapi secara luar biasa di final Liga Champions ini.”
Kemampuan Dembele dalam menggiring bola dengan lincah dan putaran-putaran halusnya telah lama menjadi tanda pengenalnya, dengan dribel dua kakinya yang kerap membuat bek lawan kebingungan. Namun, versi Dembele di tahun 2025 ini telah dilengkapi dengan ketajaman mematikan di depan gawang dan kemauan keras untuk mengatur tempo permainan tanpa bola.
“Ada konsistensi yang membuat tim menjadi lebih baik,” ujar Luis Enrique pada bulan Februari lalu. “Dia sudah bagus musim lalu, tetapi pada tahun 2025 dia bahkan lebih baik. Anda bisa melihat rekan-rekannya mencari dia dan menemukannya. Dia memiliki sikap yang tak tertandingi.”
Kata-kata pujian ini menandai perubahan drastis dari persepsi tentang Dembele dua tahun lalu, di mana cedera dan inkonsistensi seringkali membuatnya tampak hanya mewujudkan sebagian kecil dari potensi besarnya. Di PSG, ia tidak hanya menjadi penentu hasil pertandingan, tetapi juga sosok yang dapat diandalkan sepenuhnya.
Prancis telah melahirkan deretan pemenang Ballon d’Or sebelumnya—Raymond Kopa, Michel Platini, Jean-Pierre Papin, Zinedine Zidane, dan Karim Benzema pada tahun 2022. Selama sebagian besar dekade terakhir, anggapan umum adalah Kylian Mbappe akan menjadi penerus berikutnya. Namun, seiring dengan dominasi domestik dan penaklukan Eropa oleh PSG, perbincangan itu pun berubah haluan.
“Saya akan memberikan Ballon d’Or kepada Tuan Ousmane Dembele,” kata Luis Enrique setelah final. “Cara ia bertahan (melawan Inter)… hanya itu saja sudah layak mendapatkan Ballon d’Or. Inilah cara memimpin sebuah tim.”
Musim yang baru saja berlalu ini telah mengubah warisan Dembele secara fundamental. Kemampuan menggiring bolanya masih memukau, namun kini dipadukan dengan naluri gol, assist, dan semangat menekan yang bahkan oleh pelatihnya disebut sebagai teladan.
Tatapan matanya yang tajam kepada Sommer di Munchen telah menggambarkan semuanya: seorang pemain yang dulu dianggap rapuh, kini menjadi simbol keganasan PSG. Dari janji yang tak terpenuhi menjadi talenta yang sepenuhnya terwujud, Dembele kini adalah simbol tim dan pemenang Ballon d’Or terbaru dari Prancis.
Daftar peraih trofi Ballon d’Or
Pemain Negara Tahun
Stanley Matthews Inggris 1956
Alfredo Di Stefano Argentina/Spanyol 1957
Raymond Kopa Prancis 1958
Alfredo Di Stefano Argentina/Spanyol 1959
Luis Suárez Spanyol 1960
Omar Sivori Italia 1961
Josef Masopust Cekoslowakia 1962
Lev Yashin Uni Soviet 1963
Denis Law Inggris 1964
Eusébio Portugal 1965
Bobby Charlton Inggris 1966
Flórián Albert Hungaria 1967
George Best Irlandia Utara 1968
Gianni Rivera Italia 1969
Gerd Müller Jerman Barat 1970
Johan Cruyff Belanda 1971
Franz Beckenbauer Jerman Barat 1972
Johan Cruyff Belanda 1973
Johan Cruyff Belanda 1974
Oleg Blokhin Uni Soviet 1975
Franz Beckenbauer Jerman Barat 1976
Allan Simonsen Denmark 1977
Kevin Keegan Inggris 1978
Kevin Keegan Inggris 1979
Karl-Heinz Rummenigge Jerman Barat 1980
Karl-Heinz Rummenigge Jerman Barat 1981
Paolo Rossi Italia 1982
Michel Platini Prancis 1983
Michel Platini Prancis 1984
Michel Platini Prancis 1985
Igor Belanov Uni Soviet 1986
Ruud Gullit Belanda 1987
Marco van Basten Belanda 1988
Marco van Basten Belanda 1989
Lothar Matthäus Jerman 1990
Jean-Pierre Papin Prancis 1991
Marco van Basten Belanda 1992
Roberto Baggio Italia 1993
Hristo Stoichkov Bulgaria 1994
George Weah Liberia 1995
Matthias Sammer Jerman 1996
Ronaldo Brasil 1997
Zinedine Zidane Prancis 1998
Rivaldo Brasil 1999
Luís Figo Portugal 2000
Michael Owen Inggris 2001
Ronaldo Brasil 2002
Pavel Nedvěd Ceko 2003
Andriy Shevchenko Ukraina 2004
Ronaldinho Brasil 2005
Fabio Cannavaro Italia 2006
Kaká Brasil 2007
Cristiano Ronaldo Portugal 2008
Lionel Messi Argentina 2009
Lionel Messi Argentina 2010
Lionel Messi Argentina 2011
Lionel Messi Argentina 2012
Cristiano Ronaldo Portugal 2013
Cristiano Ronaldo Portugal 2014
Lionel Messi Argentina 2015
Cristiano Ronaldo Portugal 2016
Cristiano Ronaldo Portugal 2017
Luka Modric Croatia 2018
Lionel Messi Argentina 2019
COVID-19 —— 2020
Lionel Messi Argentina 2021
Karim Benzema Prancis 2022
Lionel Messi Argentina 2023
Rodri Spanyol 2024
Ousmane Dembele Prancis 2025