Bagnaia Melempem? Aprilia Ungkap Fakta Mengejutkan Soal Penurunan Performa Pecco!

Posted on

Musim MotoGP 2025 tampaknya membawa tantangan berat bagi Francesco Bagnaia, sang juara dunia dua kali. Setelah persaingan sengit dengan Jorge Martin pada musim sebelumnya, performa pembalap tim Ducati Lenovo ini kini dinilai mengalami penurunan drastis. Penurunan ini, menurut beberapa pengamat, disebabkan oleh setelan motor yang justru lebih buruk dari sebelumnya.

Kini, Pecco—sapaan akrabnya—terlempar ke posisi ketiga dalam klasemen MotoGP 2025. Ia hanya bisa menyaksikan dominasi luar biasa dari Marc Marquez yang telah memenangkan 11 dari 16 seri balapan. Sementara itu, Bagnaia baru sekali meraih kemenangan di Circuit of the Americas (COTA), itu pun setelah Marquez terjatuh, semakin memperlihatkan perbedaan performa yang signifikan.

Faktor utama di balik kemerosotan penampilan Francesco Bagnaia ini disinyalir adalah perubahan pada motor yang digunakannya. Perubahan setelan motor ini secara langsung mempengaruhi kemampuannya untuk bersaing di level tertinggi, sebuah pandangan yang turut diamini oleh pembalap KTM, Maverick Vinales.

Menurut Vinales, tidak ada yang salah dengan gaya balap Pecco. “Jika saya harus memberinya nasihat, saya rasa dia tidak membutuhkannya,” ujar Vinales, seperti dikutip Juara.net dari Motosan. “Dia juara dunia MotoGP dua kali, sementara saya belum. Jadi sulit untuk menasihati seseorang yang lebih baik dari kamu saat ini,” imbuhnya, menunjukkan rasa hormatnya terhadap prestasi Bagnaia.

Vinales berpendapat bahwa Pecco sudah mengendarai motornya dengan sangat baik. Diakuinya, bukan perkara mudah bagi seorang pembalap untuk beralih dari motor yang terasa kurang pas atau “sedikit lebih buruk” baginya. “Yang saya lihat adalah dia mengendarai motor yang, secara teori, adalah yang terbaik,” kata Vinales. “Tidak mudah untuk beralih ke motor yang sedikit lebih buruk,” lanjutnya, menjelaskan bahwa masalahnya terletak pada adaptasi dengan kendaraan, bukan pada kemampuan pembalap.

Fenomena serupa pernah dialami sendiri oleh Vinales saat ia berpindah tim dari Yamaha ke Aprilia. “Itulah yang terjadi pada saya ketika saya beralih dari Yamaha ke Aprilia. Saya berpikir, ‘Mungkin saya bisa menangani Aprilia,’ tetapi butuh waktu lama bagi saya untuk sampai ke sana.” Pengalaman pribadinya ini memberikan bobot lebih pada analisanya tentang kondisi Bagnaia saat ini.

Meski demikian, Vinales tetap optimis. “Meskipun saya pikir mungkin semuanya berubah dari satu balapan ke balapan berikutnya. Itu bukan hal yang pasti… jika dia kuat, dia akan tetap kuat. Bukan berarti dia harus belajar mengendarai motor, dia sudah tahu cara mengendarainya dan dia melakukannya dengan sangat baik. Jadi saya pikir ini masalah kecepatan, menurut saya, itu adalah tahapan,” pungkasnya. Ia percaya bahwa ini hanyalah fase penurunan performa sementara yang bisa berbalik dalam beberapa balapan ke depan.

Dengan sisa enam seri, peluang Pecco untuk mengejar perolehan poin Marc Marquez di puncak klasemen nyaris mustahil. Bahkan, ia kini justru berada dalam posisi rawan untuk disalip oleh Marco Bezzecchi. Pembalap asal Italia itu hanya terpaut delapan poin dari Bagnaia setelah insiden gagal finis di San Marino, menambah tekanan pada sisa musim MotoGP 2025.

Ringkasan

Performa Francesco Bagnaia di MotoGP 2025 dinilai menurun drastis setelah sebelumnya bersaing ketat dengan Jorge Martin. Penurunan ini diduga kuat akibat perubahan setelan motor Ducati Lenovo yang justru memperburuk kemampuannya, membuatnya terlempar ke posisi ketiga klasemen sementara dan baru meraih satu kemenangan.

Maverick Vinales, pembalap KTM, berpendapat bahwa masalah Bagnaia bukan pada gaya balapnya, melainkan pada adaptasi dengan motor yang kurang pas. Vinales meyakini bahwa ini hanyalah fase penurunan sementara dan Bagnaia akan kembali kuat jika menemukan kecepatan yang tepat, meski peluang mengejar Marc Marquez di klasemen semakin tipis.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *