mellydia.co.id Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan performa yang cukup fluktuatif pada perdagangan Senin, 22 September 2025. Setelah sempat menguat di awal sesi, indeks akhirnya ditutup melemah tipis 0,14%, menetap di level 8.040,03. Pergerakan ini menjadi perhatian para pelaku pasar yang terus mencermati sentimen domestik dan global.
Menurut Herditya Wicaksana, Head of Research Retail MNC Sekuritas, koreksi tipis IHSG kali ini memang diwarnai oleh tekanan jual. Namun, secara teknikal, ia menilai IHSG masih memegang peluang untuk melanjutkan penguatan. Potensi kenaikan diproyeksikan berada di rentang 8.098 hingga 8.155. Kendati demikian, Herditya juga mengingatkan akan skenario terburuk, di mana koreksi dapat berlanjut cukup dalam hingga menyentuh level 7.383–7.534.
Senada, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, juga melihat bahwa secara teknikal, IHSG masih berada dalam tren yang positif. Dalam analisisnya, Nafan memperkirakan indeks akan menguji level support di 7.983 dan resistance di 8.100, menandakan adanya titik-titik krusial yang perlu diperhatikan investor dalam beberapa waktu ke depan.
Sentimen Pasar: Suku Bunga, Data M2, dan Harga Emas
Nafan menambahkan, sejumlah katalis penting berpotensi memengaruhi pergerakan pasar saham. Pemangkasan suku bunga oleh Bank Indonesia (BI) dan The Fed, misalnya, seharusnya dapat menjadi angin segar bagi perekonomian domestik dan pasar saham. Namun, saat ini fokus pelaku pasar tertuju pada rilis data M2 Money Supply Agustus 2025, yang dianggap sebagai salah satu indikator vital untuk mengukur stabilitas ekonomi nasional.
Selain itu, tren penguatan harga emas global turut memberikan sentimen positif bagi emiten-emiten pertambangan emas. Goldman Sachs bahkan memproyeksikan harga emas berpotensi menembus US$ 5.000 per troi ons di tengah meningkatnya ketidakpastian global, termasuk dinamika politik Amerika Serikat dan tensi geopolitik internasional. Kondisi ini diperkirakan akan sangat menguntungkan emiten seperti ANTM, ARCI, BRMS, HRTA, MDKA, PSAB, UNTR, serta emiten baru yang akan melantai, EMAS.
IHSG Terkoreksi, Cermati Saham yang Banyak Dijual Asing di Awal Pekan Ini
Katalis lain yang tak kalah menarik perhatian investor adalah pencatatan perdana saham PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS) di Bursa Efek Indonesia (BEI). EMAS, sebagai anak usaha dari PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), dijadwalkan melangsungkan IPO pada Selasa, 23 September 2025. Kehadiran emiten baru ini diharapkan dapat menambah pilihan investasi dan memperkaya dinamika sektor pertambangan emas di pasar modal Indonesia.
Tonton: Buffett Jual Habis Saham BYD, Angkat Bicara soal Risiko Global
Ringkasan
IHSG pada 22 September 2025 ditutup melemah tipis, meskipun analis memperkirakan potensi penguatan lanjutan dengan rentang 8.098-8.155. Investor perlu memperhatikan level support di 7.983 dan resistance di 8.100. Tekanan jual dan potensi koreksi lebih dalam hingga level 7.383–7.534 juga perlu diwaspadai.
Sentimen pasar dipengaruhi oleh potensi pemangkasan suku bunga, rilis data M2, dan tren harga emas global yang positif bagi emiten pertambangan emas. IPO PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS) juga menjadi katalis yang menarik perhatian investor di sektor pertambangan emas.