Garuda Indonesia optimistis menatap masa depan dengan target ambisius: menambah tujuh pesawat baru pada tahun ini. Direktur Niaga PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk., Reza Aulia Hakim, mengumumkan penambahan armada terbesar pascapandemi ini dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR pada Senin, 22 September 2025. Langkah ini menjadi bagian vital dari strategi pemulihan kinerja perusahaan setelah dampak signifikan pandemi Covid-19.
Penambahan lima pesawat baru yang telah terealisasi tahun ini membawa total armada Garuda Indonesia menjadi 78 unit. Angka ini menandai kebangkitan signifikan setelah pandemi yang melumpuhkan industri penerbangan global. Pandemi Covid-19, yang berlangsung sepanjang 2020-2021, telah memberikan pukulan telak bagi Garuda Indonesia. Seat load factor perusahaan anjlok hingga 31 persen pada 2021, jauh di bawah angka 74 persen pada 2019.
Dampak pandemi tidak hanya dirasakan dari sisi finansial, tetapi juga operasional. Keterbatasan rantai pasok suku cadang memaksa banyak pesawat untuk di-grounded. Akibatnya, jumlah armada menyusut menjadi 68 pesawat setelah proses restrukturisasi penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) pada 2022. Rata-rata usia pesawat-pesawat tersebut mencapai 11,2 tahun, jauh berbeda dengan kondisi sebelum pandemi di mana Garuda Indonesia mengoperasikan 142 armada.
Seiring dengan pemulihan industri penerbangan, Garuda Indonesia secara bertahap meningkatkan kapasitas produksinya. Pada 2023, jumlah armada naik menjadi 71, dan bertambah menjadi 73 pada tahun berikutnya. Kini, dengan target penambahan tujuh pesawat lagi, Garuda Indonesia menunjukkan tekad kuat untuk kembali bersaing di kancah penerbangan internasional.
Reza Aulia Hakim menjelaskan fokus strategis Garuda Indonesia yang terbagi dalam tiga pilar utama. Pertama, evaluasi finansial dan komersial yang meliputi optimalisasi biaya dan penerapan cost leadership untuk mencapai ekuitas positif. Kedua, akselerasi kinerja pasca-PKPU melalui transformasi menyeluruh di berbagai lini operasional.
Ketiga, ekspansi jaringan dengan penambahan dan peningkatan armada, perluasan kerja sama dengan maskapai internasional, dan penguatan ekosistem penerbangan melalui sinergi dengan Citilink, PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMF), dan Injourney Group. Strategi terintegrasi ini diharapkan dapat membawa Garuda Indonesia kembali ke jalur pertumbuhan dan meraih kesuksesan di masa depan.
Pilihan Editor: Beban Keuangan Garuda Jika Membeli Boeing Donald Trump
Ringkasan
Garuda Indonesia berencana menambah tujuh pesawat pada tahun ini, menjadi penambahan armada terbesar pasca pandemi Covid-19. Langkah ini merupakan bagian dari strategi pemulihan perusahaan setelah terdampak pandemi, di mana seat load factor sempat anjlok dan jumlah armada menyusut.
Saat ini, Garuda Indonesia telah memiliki 78 unit pesawat dan terus berupaya meningkatkan kapasitas produksi. Fokus strategis perusahaan meliputi evaluasi finansial dan komersial, akselerasi kinerja pasca-PKPU, serta ekspansi jaringan melalui penambahan armada dan kerja sama dengan maskapai internasional.