Sebuah percakapan internal yang menarik perhatian publik antara Marc Marquez dari Ducati Lenovo Team dan sang adik, Alex Marquez dari Gresini Racing, telah terungkap. Obrolan ini menyoroti persaingan sengit menuju penentuan gelar juara dunia MotoGP 2025, terutama menjelang momen krusial ‘match point’ pertama di Sirkuit Motegi.
Titik penentuan atau ‘match point’ pertama bagi Marc Marquez untuk mengamankan gelar juara dunia MotoGP 2025 dijadwalkan akan berlangsung di Motegi, Jepang. Gelaran MotoGP Jepang 2025 sendiri akan memanaskan Sirkuit Motegi, Haga, Tochigi, mulai Jumat (26/9) hingga Minggu (28/9).
Dalam skenario ideal, Marc Marquez berpeluang besar untuk mengunci gelar juara dunia MotoGP yang ketujuh sepanjang kariernya, langsung setelah balapan utama Grand Prix Jepang. Pembalap berjuluk “The Baby Alien” ini, yang juga dikenal sebagai MM93, hanya membutuhkan tambahan tiga angka lagi setelah main race untuk secara definitif mengakhiri perlawanan sang adik, Alex Marquez.
Secara matematis, hanya Alex Marquez yang tersisa sebagai pesaing utama untuk menggagalkan sang kakak meraih status terbaik di MotoGP 2025. Namun, melihat dominasi tak terbantahkan dari Marc Marquez, rasanya sangat sulit bagi Alex Marquez untuk merealisasikan sebuah comeback sensasional. Terlebih lagi, setelah Motegi, kalender MotoGP 2025 masih menyisakan enam seri balapan.
Perbincangan menarik antara kedua bersaudara Marquez ini terekam kamera tim MotoGP sesaat setelah balapan utama Grand Prix San Marino di Sirkuit Misano, Rimini, Italia, pada 14 September lalu. Dalam momen itu, Alex Marquez tampak terkejut dan sulit mempercayai bahwa kakaknya hanya membutuhkan tiga poin tambahan untuk mengunci gelar juara dunia MotoGP 2025.
“Untuk menjadi juara, dia (Marc Marquez) harus unggul berapa poin dariku?” tanya Alex Marquez, suaranya terdengar dalam video yang diunggah di situs resmi MotoGP. Seorang ofisial MotoGP yang berada di San Marino kala itu menjawab singkat: “Tiga poin.”
“Cuma tiga poin?” Alex Marquez menanggapi, seolah tak percaya dan ingin memastikan kembali informasi tersebut. Pembalap Gresini Racing itu lantas memalingkan pandangannya ke wajah sang kakak, Marc Marquez, yang duduk tepat di sebelahnya.
Beberapa detik berlalu dalam keheningan, di mana Marc Marquez dan Alex hanya saling bertatapan. Namun, ketegangan singkat itu segera pecah menjadi tawa bersama. “Sudah tak punya harapan lagi,” ujar Alex Marquez kepada kakaknya, sembari bercanda merujuk pada peluangnya sendiri. “Ayolah bro,” timpal Marc Marquez dengan nada santai, masih diiringi gelak tawa.
Tak berhenti sampai di situ, Alex kemudian menggoda sang kakak untuk “menyisakan sedikit poin” baginya. Alex Marquez sendiri memang tengah berjuang keras dalam perebutan posisi runner-up MotoGP 2025, bersaing ketat dengan nama-nama besar seperti Francesco ‘Pecco’ Bagnaia dan Marco Bezzecchi.
“Sisain sedikit lah buat aku,” kata Alex Marquez dengan nada menggoda. “Jadi kalau dia (Marc Marquez) dapat tiga poin lebih banyak dariku selama akhir pekan (balapan utama), dia jadi juara,” jelas staf MotoGP di San Marino itu kembali menegaskan.
“Itu gampang banget bro,” ucap Alex Marquez penuh percaya diri, seolah menantang balik sang kakak. “Apa maksudmu mudah?” respons Marc Marquez, meminta penjelasan lebih lanjut. Ternyata, AM73 sempat mengira bahwa Marc Marquez membutuhkan setidaknya 20 poin atau lebih untuk dapat mengunci gelar juara dunia MotoGP 2025 di Motegi.
“Itu enggak gampang bro. Aku harus finis di depanmu,” ujar Marc Marquez menimpali, menunjukkan bahwa setiap poin tetap harus diperjuangkan.
Dengan semua drama dan persaingan ini, tentu akan sangat menarik dinantikan bagaimana perayaan gelar juara dunia MotoGP 2025 Marc Marquez akan tersaji di Motegi. Apabila Marc Marquez benar-benar berhasil menjadi juara dunia MotoGP 2025 di “kandang” pabrikan Jepang seperti Yamaha dan Honda, pembalap asal Spanyol itu tidak hanya mengamankan gelar ketujuhnya, tetapi juga akan mengukir sebuah rekor bersejarah yang baru.
Pembalap kelahiran 17 Februari 1993 ini diproyeksikan menjadi yang pertama di era modern MotoGP yang berhasil meraih gelar juara dunia dengan sisa balapan terbanyak dalam satu musim. Marc Marquez berpotensi mengukuhkan gelarnya dengan lima balapan tersisa, meliputi Grand Prix Mandalika (Indonesia), Phillip Island (Australia), Sepang (Malaysia), Portimao (Portugal), dan Ricardo Tormo (Valencia).
Sebelumnya, rekor untuk jumlah balapan tersisa terbanyak saat merengkuh gelar juara dunia MotoGP dipegang bersama oleh Valentino Rossi (pada musim 2005) dan Marc Marquez sendiri (pada musim 2019), masing-masing dengan empat Grand Prix.
Ringkasan
Sebuah percakapan antara Marc Marquez dan adiknya, Alex Marquez, terungkap, menyoroti persaingan menuju gelar juara dunia MotoGP 2025. Marc Marquez berpeluang mengunci gelar juara dunia ketujuhnya di Motegi, Jepang, hanya dengan membutuhkan tambahan tiga angka, membuat Alex Marquez terkejut dengan sedikitnya poin yang dibutuhkan.
Perbincangan tersebut terjadi setelah Grand Prix San Marino, di mana Alex menggoda Marc untuk “menyisakan sedikit poin” baginya, sementara dia berjuang untuk posisi runner-up. Jika Marc Marquez berhasil menjadi juara dunia MotoGP 2025 di Motegi, ia berpotensi memecahkan rekor sebagai pembalap pertama di era modern MotoGP yang meraih gelar dengan sisa balapan terbanyak, yaitu lima balapan tersisa.