Ducati meninggalkan Sirkuit Misano dengan torehan kesuksesan yang mengesankan, meskipun dominasi penuh di podium MotoGP San Marino pada balapan Minggu sempat terlepas. Pencapaian ini diperkuat oleh performa gemilang Marc Marquez, sekaligus menandai semakin sengitnya perebutan gelar Juara Dunia MotoGP yang patut dibanggakan oleh manajemen tim.
Luigi Dall’Igna, manajer umum Ducati Corse, tak dapat menyembunyikan kegembiraannya. Dikutip dari BolaSport.com via GPOne, ia menyebutnya sebagai “kemenangan yang menggembirakan di trek yang istimewa”. Baginya, GP kandang ini terasa sangat spesial, diwarnai oleh kehadiran ribuan penggemar yang memecahkan rekor penonton, merayakan kembalinya Sirkuit Misano dalam kalender kejuaraan dengan cara terbaik.
Dall’Igna secara khusus menyoroti penampilan luar biasa Marc Marquez, yang ia sebut sebagai “Raja tak terbantahkan pada musim 2025” dengan kemenangan ke-11 dari 16 balapan yang telah digelar. Kemenangan ini digambarkan sebagai “sulit, diinginkan, dan dipaksakan” melawan lawan-lawan yang cepat dan gigih, memicu antusiasme lebih besar dalam tim sambil tetap mengakui kekuatan para pesaing.
Selain sorotan utama pada kemenangan, Dall’Igna juga mengungkapkan kebahagiaannya melihat lima motor Ducati berada di antara enam posisi teratas. Ia memuji “performa Marc Marquez dan Marco Bezzecchi serta tantangan mereka” yang membuat balapan berjalan begitu sengit. “Mereka berlomba terpisah karena putaran cepat,” jelasnya. “Itulah satu-satunya cara untuk menang, mengerahkan seluruh pengalaman, kemurahan hati, dan bakat Marc untuk melawan Bezzecchi yang luar biasa dan tak kenal ampun.”
Momen “pelukan indah antara keduanya di parc ferme” menjadi puncak keindahan olahraga MotoGP, sebuah tontonan yang patut diacungi jempol. Dall’Igna juga tidak lupa memberikan apresiasi, menyebut “kehadiran Alex Marquez yang kini konsisten di podium” sebagai catatan positif lainnya, bersama dengan “balapan hebat para pembalap Ducati lainnya yang mencapai garis finis.”
Namun, situasi yang berbeda dialami oleh Francesco Bagnaia. Meskipun mencatatkan waktu putaran yang baik sebelum terjatuh, ia mengakui tidak merasakan sensasi yang sama seperti saat sesi latihan bebas dan kualifikasi. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi sang penantang Juara Dunia.
Menanggapi hal ini, tes MotoGP Misano yang digelar pada hari Senin menjadi krusial. “Tes ini penting untuk mencoba beberapa solusi alternatif,” kata Dall’Igna, seraya menekankan bahwa “satu hari tidak cukup untuk menyelesaikan situasi yang begitu rumit”. Ia menyerukan agar tim “tetap berpikiran jernih dan percaya diri”, sekaligus menyampaikan “terima kasih yang tak terhingga kepada para penggemar fantastis” mereka. Kemenangan ini, menurutnya, adalah “untuk mereka, untuk kasih sayang mereka yang selalu mendukung kami, dan pada GP tuan rumah, menjadi lebih indah dan sangat menular.”
Bagnaia sendiri berhasil menyelesaikan hari tes di posisi keenam, bahkan mengungguli rekan setimnya, Marc Marquez, di sesi sore, dengan catatan waktu gabungan kedelapan. Ia mengungkapkan kepuasannya, “Saya cukup senang karena kami bisa lebih fokus pada paket tahun ini.” Meskipun mengakui “tidak mudah menentukan arah yang harus diambil karena, tidak seperti sebelumnya, kita harus mencari performa di tempat lain,” ia optimis. “Dengan waktu yang tersedia hari ini, kami mencoba berbagai solusi. Kami mengubah keseimbangan bobot, dan harus saya akui kami menemukan solusinya.”
Jalan Terjal Alex Marquez Kena Imbas Rivalitas Valentino Rossi, Batal Kontrak dengan Yamaha hingga Jadi Penantang Juara Dunia
Alex Marquez Dibukakan Jalan oleh Timnya Rossi, Ducati Beri Motor Pabrikan untuk Adik Marc Marquez pada MotoGP 2026
Ringkasan
Ducati meraih kesuksesan di Sirkuit Misano, namun Luigi Dall’Igna mengingatkan agar tim tidak jumawa. Ia menyoroti performa Marc Marquez dan Marco Bezzecchi, serta kehadiran Alex Marquez di podium sebagai catatan positif. Dall’Igna juga menekankan pentingnya tes MotoGP Misano untuk mencari solusi alternatif dan tetap berpikiran jernih.
Francesco Bagnaia mengakui tidak merasakan sensasi yang sama seperti saat latihan bebas dan kualifikasi, meski mencatatkan waktu putaran yang baik. Ia puas dengan hasil tes dan merasa telah menemukan solusi dengan mengubah keseimbangan bobot. Bagnaia optimis meskipun mengakui tidak mudah menentukan arah karena harus mencari performa di tempat lain.