Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harus menelan pil pahit dengan ditutup di zona merah pada perdagangan Senin (8/9/2025). Pelemahan signifikan ini terjadi sesaat setelah pengumuman perombakan jajaran menteri Kabinet Merah Putih oleh Presiden Prabowo Subianto, yang secara langsung memicu gejolak di pasar modal.
Pada penutupan sesi perdagangan Senin (8/9/2025), IHSG terpantau melemah 1,28% atau setara dengan 100,49 poin, berada di level 7.766,84. Dinamika pasar mencatat sebanyak 428 saham mengalami penurunan, sementara 241 saham berhasil menguat, dan 134 saham stagnan. Total volume transaksi perdagangan mencapai 33,4 miliar saham, dengan nilai transaksi yang cukup besar, yakni Rp 17,8 triliun.
Perombakan kabinet kali ini melibatkan lima posisi menteri penting. Dua di antaranya, yaitu Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Budi Gunawan dan Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo, belum diumumkan penggantinya. Sementara itu, posisi Menteri Keuangan yang sebelumnya dipegang oleh Sri Mulyani, kini digantikan oleh Purbaya Yudhi Sadewa. Abdul Kadir Karding, Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, digantikan oleh Mukhtarudin, dan Fery Juliantono dipercaya menggantikan Budi Arie Setiadi sebagai Menteri Koperasi.
Pasca-pengumuman reshuffle, para pelaku pasar kini berada dalam mode wait and see, menanti arah kebijakan dari para menteri yang baru, terutama sosok Menteri Keuangan yang baru. Pergantian Sri Mulyani, yang telah berjuang menjaga stabilitas APBN selama sepuluh tahun terakhir, menjadi sorotan utama dan di luar dugaan pasar.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, mengungkapkan bahwa sosok Sri Mulyani telah begitu melekat dan dicintai oleh pasar. “Oleh sebab itu, turunnya Sri Mulyani membuat volatilitas pasar saham meningkat,” ujarnya pada Senin (8/9/2025). Nico menambahkan, pasar pun mempertanyakan kemampuan Purbaya Yudhi Sadewa sebagai pengganti Sri Mulyani dalam menenangkan kembali sentimen investor. Meskipun demikian, para investor tetap menaruh harapan besar agar Purbaya mampu menjaga APBN dengan kebijakan-kebijakan yang bijak.
Nico menegaskan bahwa koreksi IHSG yang hampir menyentuh 1% pada hari tersebut merupakan bentuk kekecewaan yang nyata dari para pelaku pasar dan investor. Potensi koreksi lanjutan masih terbuka, dengan proyeksi pergerakan IHSG di rentang 7.730 – 7.910 untuk perdagangan Selasa (9/9/2025). “Investor harus cermati arah pergerakan pasar besok,” imbuhnya, mengingatkan akan pentingnya kewaspadaan.
Menariknya, meskipun terjadi perombakan menteri, Nico memproyeksikan IHSG akan tetap berada di rentang 7.740 – 7.920 hingga akhir tahun 2025, proyeksi ini tidak berubah dari perkiraan awalnya. Untuk jangka panjang, sektor-sektor seperti energi, komoditas emas, properti, keuangan, konsumer non-siklikal, teknologi, dan industri dasar masih dianggap menarik dan patut diperhatikan hingga pengujung tahun ini. Investor juga disarankan untuk senantiasa memperhatikan semua sentimen yang berkembang dan mengorelasikannya dengan pergerakan masing-masing sektor.
Ringkasan
IHSG ditutup melemah setelah pengumuman reshuffle kabinet oleh Presiden Prabowo Subianto, dengan penurunan sebesar 1,28% menjadi 7.766,84. Pelemahan ini didorong oleh sentimen negatif pasar terhadap perubahan beberapa posisi menteri, terutama penggantian Menteri Keuangan Sri Mulyani oleh Purbaya Yudhi Sadewa.
Pelaku pasar kini dalam mode wait and see, menantikan arah kebijakan dari para menteri baru, khususnya Menteri Keuangan. Analis memproyeksikan IHSG akan bergerak di rentang 7.730 – 7.910 untuk perdagangan selanjutnya, dengan sektor energi, komoditas emas, properti, keuangan, dan teknologi masih menarik hingga akhir tahun.