Dengan tujuh seri balapan MotoGP 2025 tersisa, pabrikan Ducati telah secara resmi mendeklarasikan diri sebagai juara dunia konstruktor. Pengumuman mengejutkan ini menggarisbawahi dominasi tak terbantahkan tim asal Italia tersebut di lintasan balap musim ini.
Keunggulan Ducati di MotoGP 2025 memang luar biasa. Dalam 14 balapan utama yang telah berlangsung musim ini, 12 di antaranya berhasil dimenangi oleh para pembalap Ducati, baik dari tim pabrikan maupun tim satelit mereka. Total ada tiga tim yang mengandalkan kehebatan motor Desmosedici: tim Ducati Lenovo, Pertamina Enduro VR46, dan BK8 Gresini.
Di tengah gelombang kemenangan Ducati, hanya dua pabrikan lain yang berhasil mencuri podium tertinggi. Honda melalui Johann Zarco sukses meraih kemenangan di MotoGP Prancis, sementara Aprilia berjaya di MotoGP Inggris berkat aksi Marco Bezzecchi.
Dengan total 504 poin yang luar biasa, Ducati telah mengukuhkan posisinya, dengan Marc Marquez menjadi salah satu penyumbang poin terbanyak. Kemenangan gemilang Marc Marquez di Sprint MotoGP Catalunya 2025 menjadi momen krusial yang secara matematis memastikan Ducati tak akan terkejar lagi oleh para rivalnya, meski masih ada tujuh seri balapan tersisa.
Perolehan poin ini menempatkan Aprilia di posisi kedua klasemen konstruktor, namun mereka terpaut jauh, yakni 276 poin dari Ducati. Di belakangnya, KTM menempati peringkat ketiga, sementara dua raksasa pabrikan Jepang, Honda dan Yamaha, harus puas berada di barisan terbawah.
Rookie Ducati Makin Percaya Diri usai Nyaris Pepet Marc Marquez di MotoGP Austria 2025
Motor Desmosedici memang telah merajai panggung MotoGP selama beberapa musim terakhir. Secara keseluruhan, jika menghitung balapan Sprint, Ducati telah menguasai 27 dari 29 balapan musim ini, sebuah rekor yang menunjukkan konsistensi luar biasa. Pencapaian ini sekaligus menandai gelar juara konstruktor keenam secara berturut-turut bagi Ducati sejak tahun 2020, sebuah dinasti yang tak tertandingi.
Menanggapi pencapaian historis ini, CEO Ducati, Claudio Domenicali, mengungkapkan perasaannya. “Meraih enam gelar juara MotoGP berturut-turut adalah sebuah pencapaian yang beberapa tahun lalu terasa mustahil untuk dibayangkan. Ini sekali lagi membuktikan bahwa dengan metode, visi, dan tekad yang kuat, Ducati mampu mencapai segala hal,” ujarnya, seperti dikutip dari Motosan.
Domenicali menambahkan bahwa kemenangan ini jauh melampaui sekadar prestasi di lintasan. “Ini adalah kesuksesan olahraga yang jauh melampaui performa di lintasan, karena kesuksesan ini mencerminkan jati diri kami sebagai perusahaan dan cara kami bekerja. Filosofi ini kemudian tercermin langsung dalam desain dan konstruksi sepeda motor yang kami produksi untuk para penggemar kami di jalan raya setiap hari,” jelasnya, menyoroti keterkaitan antara balapan dan produk massal mereka.
Ia juga tidak lupa menyampaikan apresiasi. “Terima kasih saya kepada Gigi (Luigi Dall’Igna), para pembalap kami, dan setiap anggota Ducati Corse, Ducati Lenovo, serta tim Gresini Racing. Bersama-sama, kita telah mampu mengubah pengalaman, semangat, dan bakat menjadi hasil nyata yang membanggakan,” pungkas Domenicali penuh rasa syukur.
Kesuksesan Ducati juga terletak pada kemampuannya menjaga konsistensi yang luar biasa di tengah derasnya inovasi dan pembaruan teknologi. Pabrikan lain, termasuk para raksasa, tampak kesulitan untuk mengimbangi performa motor Ducati dari musim ke musim. Fenomena ini seakan memperparah kondisi pabrikan Jepang seperti Honda dan Yamaha, yang terlihat kesulitan bangkit pasca-era dominasi Valentino Rossi.
Teori Pengamat soal Nasib Ducati andai Tak Rekrut Marc Marquez di MotoGP 2025
Enam musim dominasi berturut-turut mungkin memang terasa “membosankan” bagi sebagian penggemar yang menginginkan lebih banyak persaingan, namun itulah realitas yang terpampang nyata di lintasan. “Kekuatan kami terletak pada kemampuan kami untuk mempertahankan konsistensi dan kontinuitas dari waktu ke waktu. Soliditas inilah yang memungkinkan kami meraih hasil-hasil luar biasa, yang bahkan mungkin terasa ‘membosankan’ di mata mereka yang mengamati kami,” tutur Claudio Domenicali, menyadari pandangan tersebut.
Ia melanjutkan, “Kenyataannya, memenangkan sebuah balapan itu sulit, mengulanginya bahkan jauh lebih sulit lagi, dan menjadikannya sebuah kebiasaan… itu adalah tingkatan olahraga yang sama sekali berbeda.” Menutup pernyataannya, Domenicali menegaskan, “Kami tahu para pesaing kami terus berkembang dan setiap musim MotoGP menghadirkan tantangan baru. Namun, hari ini kami ingin sepenuhnya menikmati kepuasan karena telah menorehkan lembaran tak terlupakan dalam sejarah kami dan dunia balap sepeda motor.”
Ringkasan
Ducati secara resmi mendeklarasikan diri sebagai juara dunia konstruktor MotoGP 2025, meskipun masih ada tujuh seri balapan tersisa. Dominasi Ducati sangat terlihat dengan memenangkan 12 dari 14 balapan utama musim ini, baik melalui tim pabrikan maupun tim satelit yang menggunakan motor Desmosedici.
Dengan total 504 poin, Ducati unggul jauh dari Aprilia yang berada di posisi kedua. Pencapaian ini menandai gelar juara konstruktor keenam berturut-turut bagi Ducati sejak tahun 2020, menegaskan konsistensi dan soliditas mereka dalam menghadapi tantangan di setiap musim MotoGP. CEO Ducati, Claudio Domenicali, menyampaikan apresiasi kepada tim dan pembalap atas pencapaian bersejarah ini.