Isu PHK Massal Gudang Garam, Saham GGRM Sempat Bayar Dividen Rp 500 Per Saham

Posted on

mellydia.co.id Jakarta. Awal September 2025 diwarnai kabar mengejutkan mengenai dugaan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal di perusahaan rokok raksasa, PT Gudang Garam Tbk (GGRM). Isu ini dengan cepat menyebar dan menjadi viral di tengah laporan melemahnya kinerja keuangan perusahaan. Namun, di balik awan gelap tersebut, emiten berkode GGRM ini tetap menunjukkan komitmennya kepada investor dengan mampu membayarkan dividen saham.

Kabar PHK di Gudang Garam mencuat dari sebuah video pendek yang beredar luas di berbagai platform media sosial, sebagaimana dilaporkan oleh Kompas.com. Video viral tersebut menggambarkan suasana perpisahan yang mengharukan, di mana para pekerja yang disebut-sebut terdampak PHK terlihat saling bersalaman, berpamitan, dan berpelukan, menciptakan gelombang empati publik.

Meskipun demikian, keabsahan video tersebut masih menjadi pertanyaan besar. Belum ada konfirmasi pasti apakah video itu merupakan kejadian baru atau rekaman lama yang kembali beredar. Pihak Gudang Garam sendiri hingga saat ini belum mengeluarkan pernyataan resmi untuk menanggapi isu PHK yang tengah viral tersebut, meninggalkan banyak spekulasi di benak masyarakat.

Terlepas dari misteri video PHK, tekanan terhadap kinerja keuangan PT Gudang Garam Tbk memang telah menjadi sorotan serius. Penjualan rokok perusahaan mengalami penurunan signifikan akibat berbagai faktor, mulai dari kebijakan kenaikan cukai hingga maraknya peredaran rokok ilegal yang semakin merajalela. Kondisi ini, meskipun belum sampai mencatatkan kerugian, telah menyebabkan laba perusahaan melorot drastis dalam beberapa periode terakhir.

Penurunan laba Gudang Garam terlihat jelas dari data keuangan perusahaan. Pada tahun 2023, Gudang Garam berhasil membukukan keuntungan sebesar Rp 5,32 triliun. Namun, hanya setahun berselang, laba perusahaan anjlok tajam menjadi Rp 980,8 miliar pada tahun 2024, mencerminkan penurunan hingga 81,57 persen yang cukup mencengangkan.

Tren pelemahan laba ini berlanjut di tahun 2025. Sepanjang semester I tahun ini, Gudang Garam hanya mampu mencetak laba bersih sebesar Rp 117 miliar, melanjutkan tren penurunan yang signifikan dan menimbulkan pertanyaan mengenai prospek keuangan jangka pendek perusahaan.

Padahal, selama belasan tahun lamanya, Gudang Garam dikenal sebagai salah satu perusahaan rokok terkemuka yang menjadi langganan dalam daftar emiten paling menguntungkan di Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan keuntungan fantastis mencapai triliunan rupiah setiap tahunnya. Perusahaan ini juga selalu menjadi incaran para investor, khususnya karena konsistensinya dalam membagikan dividen tinggi, meskipun harga sahamnya sendiri relatif mahal di pasaran.

Masa kejayaan industri rokok, misalnya pada tahun 2019, sempat membuat harga saham Gudang Garam (GGRM) di pasar modal melambung tinggi, nyaris menyentuh angka Rp 90.000 per lembarnya, menunjukkan betapa kuatnya posisi perusahaan saat itu.

Kini, pada penutupan perdagangan 4 September 2025, harga saham GGRM berada di level Rp 8.800. Meskipun angkanya jauh di bawah puncaknya, saham GGRM sempat menunjukkan sedikit penguatan, ditutup naik 225 poin atau 2,62% dibandingkan hari sebelumnya.

Menariknya, jauh sebelum isu PHK beredar luas dan menarik perhatian publik, PT Gudang Garam Tbk telah terlebih dahulu melaksanakan pembayaran dividen saham kepada para investornya. Pembayaran tersebut tercatat senilai Rp 500 per saham, sebuah langkah yang menunjukkan komitmen perusahaan di tengah tantangan.

Produsen rokok terbesar di Indonesia ini telah melakukan pembayaran dividen saham tersebut pada tanggal 23 Juli 2025, memberikan sinyal positif kepada pemegang saham meski dihadapkan pada situasi keuangan yang menantang dan rumor yang beredar kemudian hari.

Inilah Lokasi SPBU Di Tangerang, Cilegon, Serang yang Masih Jual Shell Super

Tonton: Target Berantas Tambang Ilegal, DPR Minta Ditjen Gakkum ESDM Buat Peta Jalan


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *