Atlet beladiri, Tony Ferguson, kini kembali tersenyum lebar setelah berhasil meraih kemenangan yang begitu berarti baru-baru ini. Setelah melalui serangkaian tahun yang penuh tantangan, petarung legendaris ini akhirnya merasakan kembali manisnya kejayaan yang telah lama ia rindukan.
Perjalanan Tony Ferguson di panggung UFC memang dipenuhi dengan liku-liku, terutama di beberapa tahun terakhir yang sarat dengan hasil buruk. Sebagai mantan juara interim kelas ringan pada tahun 2018, Ferguson terakhir kali mengukir kemenangan di oktagon pada 2019, saat mengalahkan Donald Cerrone. Sejak saat itu, ia terperosok dalam jurang kekalahan, mencatatkan delapan kekalahan beruntun hingga laga terakhirnya di UFC.
Puncak dari rentetan hasil minornya terjadi saat ia menghadapi Michael Chiesa di UFC on ABC pada 3 Agustus 2024. Tak lama setelahnya, di awal tahun 2025, Tony Ferguson resmi berpisah dengan UFC. Namun, perpisahan ini bukan berarti akhir dari kariernya di dunia pertarungan. Alih-alih memilih istirahat, Ferguson justru mengalihkan perhatiannya ke tantangan baru, kali ini di arena tinju.
Ia memutuskan untuk menjajal ring tinju dan baru saja tampil di acara bergengsi Misfits Boxing 22, menghadapi lawan tangguh bernama Salt Papi. Di sinilah momen kebangkitan itu tiba. Dalam duel sengit tersebut, Ferguson berhasil mengukir kemenangan TKO atas Salt Papi, secara dramatis mematahkan rentetan hasil buruk yang telah menghantuinya selama bertahun-tahun.
Usai kemenangan yang emosional tersebut, Tony Ferguson tak dapat menyembunyikan rasa bahagianya. Ia mengakui bahwa momen itu adalah luapan kegembiraan murni setelah melalui tahun-tahun yang terasa hambar. “Saya tidak menangis. Itu hanyalah kegembiraan dan menikmati momen itu sejenak karena Anda berbicara tentang bertahun-tahun tidak bahagia,” ujar Ferguson setelah laga. “Bukan karena kekalahan, hanya saja karena tidak bahagia. Ini adalah sesuatu yang selalu ingin saya lakukan, memakai sarung tinju. Malam ini adalah contoh sempurna untuk itu, dan menghilangkan rasa gugup serta meraih kemenangan pertama itu.”
Baginya, kemenangan ini bukan hanya sekadar catatan statistik, melainkan sebuah katalis yang sangat dibutuhkan untuk mengembalikan jati dirinya sebagai seorang petarung. “Saya butuh satu kemenangan untuk kembali ke tempat saya seharusnya berada, yaitu mode pembunuh, dan untuk membawa kepercayaan diri itu, agar saya bisa memahami siapa saya sebenarnya,” tegas Ferguson. Lebih dari itu, ia mengisyaratkan bahwa kemenangan ini juga berhasil mengangkat beban dan tekanan berat yang selama ini ia rasakan, membangkitkan kembali semangat juang yang tak tergoyahkan.
Ringkasan
Tony Ferguson, mantan juara interim kelas ringan UFC, kembali meraih kemenangan setelah mengalahkan Salt Papi dalam debut tinjunya di Misfits Boxing 22. Kemenangan TKO ini mengakhiri rentetan delapan kekalahan beruntun yang dialaminya sejak 2019 dan memberikan kebahagiaan setelah perpisahannya dengan UFC awal 2025.
Ferguson mengungkapkan bahwa kemenangan ini bukan hanya sekadar statistik, melainkan katalis untuk mengembalikan kepercayaan diri dan semangat bertarungnya. Ia merasa bahwa kemenangan ini membantunya kembali ke “mode pembunuh” dan mengangkat beban serta tekanan yang selama ini dirasakannya, serta membangkitkan kembali jati dirinya sebagai seorang petarung.