mellydia.co.id JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) secara konsisten mendorong investasi berkelanjutan melalui tiga indeks utamanya yang berfokus pada prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola (environmental, social, governance/ESG). Ketiga indeks tersebut adalah Indeks SRI-Kehati, Indeks ESG Sector Leaders IDX KEHATI (ESGS-Kehati), serta ESG Quality 45 IDX KEHATI (ESGQ-Kehati). Meskipun demikian, per penutupan perdagangan Jumat (29/8), kinerja ketiga indeks tersebut masih menunjukkan tren pelemahan sejak awal tahun. Indeks SRI Kehati tercatat turun 1,5% year to date (YTD), diikuti oleh Indeks ESG Sector Leaders IDX KEHATI yang terkoreksi 1,45% (YTD), dan Indeks ESG Quality 45 IDX KEHATI dengan penurunan sebesar 1,69% (YTD).
IHSG Berpotensi Koreksi, Simak Rekomendasi Saham BRIDanareksa Hari Ini (1/9)
Prospek Emiten ESG Masih Menarik
Kendati demikian, para analis pasar modal sepakat bahwa saham-saham berbasis ESG tetap menawarkan prospek yang menjanjikan di tengah dinamika pasar. Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menyatakan optimisme ini selaras dengan komitmen kuat pemerintah dalam mengakselerasi program energi terbarukan, termasuk inisiatif waste to energy yang inovatif. Menurut Nafan, yang disampaikannya pada Minggu (31/8/2025), “Keberadaan emiten ESG diharapkan bisa berkontribusi signifikan terhadap keberhasilan program tersebut sekaligus menjaga keberlanjutan bisnis perusahaan.” Bagi investor, ia menekankan pentingnya mencermati konsistensi penerapan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance/GCG) serta pertumbuhan laba bersih emiten sebagai penentu fundamental dan prospek jangka panjang yang solid.
IHSG Berpeluang Menguat Senin (1/9), MNC Sekuritas Rekomendasikan ARCI hingga TOBA
Sejalan dengan pandangan tersebut, Investment Analyst Edvisor Profina Visindo, Indy Naila, turut berpendapat bahwa saham-saham ESG memiliki prospek cerah, terutama berkat dukungan kuat pemerintah dalam bentuk insentif energi terbarukan. Indy menjelaskan, “Insentif energi terbarukan menjadi sentimen positif jangka menengah dan panjang karena mendukung proyek serta permintaan ke depan.” Namun, Indy mengingatkan para investor untuk tetap cermat dalam memantau realisasi konkret dari program-program energi terbarukan yang dijalankan oleh masing-masing emiten.
IHSG Berpotensi Tertekan di Tengah Tensi Sosial Politik, Ini Saran untuk BEI dan OJK
Sorotan Saham Energi
Melengkapi analisis prospek emiten ESG secara umum, Head of Investment Specialist Maybank Sekuritas Indonesia, Fath Aliansyah Budiman, menyoroti secara khusus potensi PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA). Fath menggarisbawahi fokus TOBA dalam mengembangkan sektor waste to energy yang dinilai sangat menjanjikan. “Ekspansinya diperkirakan agresif dan pertumbuhan kapasitas pengolahannya bersifat eksponensial,” ungkap Fath. Ia menambahkan bahwa saham TOBA patut dicermati, khususnya saat kondisi pasar sedang mengalami koreksi, menjadikannya pilihan menarik bagi investor yang mencari peluang.
BEI Pastikan Perdagangan Senin (1/9), Tetap Beroperasi Secara Normal
Rekomendasi Saham
Menyikapi prospek pasar, sejumlah analis memberikan rekomendasi saham spesifik:
- Nafan Aji Gusta (Mirae Asset Sekuritas) merekomendasikan akumulasi beli untuk beberapa saham, dengan target harga sebagai berikut:
- BBCA target Rp 8.825
- BBNI target Rp 4.470
- BBRI target Rp 4.220
- BMRI target Rp 5.075
- BNGA target Rp 1.755
- SIDO target Rp 550
- Sementara itu, Indy Naila (Edvisor Profina Visindo) menyarankan untuk mencermati saham ANTM dengan target harga Rp 3.600.
Bagaimana Nasib IHSG Senin (1/9), Bakal Naik atau Turun? Simak Prediksi 3 Analis
Dorongan Pemerintah
Dukungan kuat terhadap sektor energi terbarukan dan emiten ESG semakin dipertegas dengan langkah konkret pemerintah. Saat ini, pemerintah tengah mempercepat proses regulasi terkait waste to energy melalui penerbitan Peraturan Presiden (Perpres) baru, diharapkan dapat menciptakan kerangka kerja yang lebih solid. Di sisi pendanaan, sebuah inisiatif signifikan datang dari Danantara Investment Management yang sedang mempersiapkan penerbitan Patriot Bond senilai Rp 50 triliun, dengan tenor 5 hingga 7 tahun dan kupon 2% per tahun. Serangkaian langkah strategis ini diharapkan mampu memberikan dukungan vital bagi pendanaan proyek-proyek energi terbarukan, sekaligus secara fundamental meningkatkan prospek cerah bagi emiten-emiten berbasis ESG di pasar modal Indonesia.
Ringkasan
Meskipun indeks ESG di Bursa Efek Indonesia menunjukkan pelemahan, analis pasar modal tetap optimis terhadap prospek saham berbasis ESG, terutama didorong oleh komitmen pemerintah dalam program energi terbarukan. Implementasi good corporate governance (GCG) dan pertumbuhan laba bersih emiten menjadi faktor penting yang perlu dicermati investor. Pemerintah juga mempercepat regulasi terkait waste to energy dan menyiapkan pendanaan melalui Patriot Bond untuk mendukung proyek-proyek energi terbarukan.
Beberapa saham energi, seperti PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA), disoroti karena fokusnya pada pengembangan sektor waste to energy yang dinilai menjanjikan. Beberapa analis memberikan rekomendasi saham spesifik seperti BBCA, BBNI, BBRI, BMRI, BNGA, SIDO, dan ANTM. Dukungan pemerintah melalui insentif energi terbarukan diharapkan menjadi sentimen positif jangka menengah dan panjang bagi saham-saham ESG.