Kalah dari Australia, Coach Timo: Kita Tertinggal, tapi Bukan 18-0

Posted on

Tim Nasional Wanita Indonesia U-16 harus menelan pil pahit kekalahan saat menghadapi kekuatan Australia di babak semifinal Piala AFF Wanita U-16 2025. Pertandingan sengit yang dihelat di Stadion Manahan Solo pada Rabu (27/8) tersebut berakhir dengan skor 0-3 untuk keunggulan tim tamu. Meski demikian, perjuangan para srikandi muda Indonesia patut mendapat apresiasi.

Pelatih kepala Timnas Wanita Indonesia U-16, Timo Scheunemann, tetap memberikan pujian tinggi atas performa anak asuhnya, meskipun hasil akhir tidak berpihak kepada mereka. Menurut Timo, kualitas Australia memang berada satu tingkat di atas Indonesia, sebuah realita yang sudah ia perkirakan sebelumnya.

Namun, yang menjadi catatan penting Timo adalah bahwa kesenjangan kualitas antara kedua tim di level junior ini tidaklah selebar yang terjadi di level tim senior. Perbedaan ini menjadi indikator positif bagi perkembangan sepak bola wanita Indonesia di masa mendatang.

“Jadi sesuai yang saya bilang ya, bukan 18-0 atau 15-0, itu senior beda yang beda ya. Kita tertinggal tapi nggak sejauh itu,” ujar Timo Scheunemann dalam sesi konferensi pers pasca laga Indonesia vs Australia, menggarisbawahi perbandingan yang signifikan.

Pernyataan Timo merujuk pada pertemuan Timnas Wanita Indonesia di level senior dengan Australia pada gelaran Piala Asia Wanita 2022 silam. Kala itu, duel yang terjadi pada 21 Januari 2022 berakhir dengan skor yang sangat telak, 0-18, sebuah kekalahan yang sangat menyakitkan bagi Garuda Pertiwi. Dalam laga tersebut, skuad senior Indonesia memang tak mampu memberikan perlawanan berarti atau bahkan sekadar ancaman ke area pertahanan yang dijaga ketat oleh Sam Kerr dan kawan-kawan.

Kembali ke pertandingan Timnas Wanita Indonesia U-16, Timo Scheunemann turut membeberkan beberapa faktor yang menyebabkan kekalahan timnya. Ia mengupas tuntas dari sudut pandang strategi bertahan dan menyerang yang telah diterapkan. Dalam aspek penyerangan, tim sebenarnya sudah berusaha mengikuti instruksi dengan benar dalam membangun serangan. Namun, tekanan tinggi atau high pressure yang diterapkan Australia secara konsisten membuat para pemain seperti Nafeeza Nori dan rekan-rekannya kerap kehilangan bola saat hendak melancarkan inisiasi serangan.

Dari segi pertahanan, para pemain juga dinilai sudah mencoba menerapkan game plan yang disusun. Sayangnya, lagi-lagi kualitas individu Australia yang superior membuat pemain Garuda Muda Pertiwi kesulitan menjaga ketenangan saat menghadapi gempuran lawan. Hal ini seringkali berujung pada celah yang berhasil dimanfaatkan oleh tim lawan.

“Tadi kita seperti itu, rebut bola udah bener, pergeserannya udah bagus, double sixer-nya kerja bisa rebut bola. Eh dikasihkan ke teman yang ada tekanan akhirnya hilang bola lagi kita tertekan terus jadinya,” jelas Timo mengenai inisiasi serangan yang seringkali buntu. “Secara defense penugasan yang tadi banyak, jadi siapa jaga siapa gitu, itu akhirnya ada yang nggak terjaga.” Ia kemudian menambahkan, “Tapi ya intinya penugasan itu harus diperbaiki saat defense, kemudian saat merebut bola harus lebih tenang sehingga bisa berkembang.”

Terlepas dari hasil akhir yang mengecewakan, semangat juang Timnas Wanita Indonesia U-16 di laga semifinal semalam sangat layak mendapatkan apresiasi setinggi-tingginya. Meskipun telah tertinggal sejak paruh pertama pertandingan, para pemain Garuda Muda Pertiwi tetap menunjukkan kegigihan dan determinasi untuk terus berjuang di lapangan hingga peluit akhir dibunyikan. Mentalitas ini menjadi modal berharga untuk masa depan.

Dengan hasil ini, Indonesia U-16 akan menghadapi Vietnam dalam duel sengit untuk memperebutkan tempat ketiga di ajang AFF Wanita U-16. Laga penentu ini dijadwalkan akan kembali dihelat di Stadion Manahan Solo pada Jumat (29/8) mendatang, dengan waktu kick-off pukul 15.30 WIB. Sebuah kesempatan untuk menutup turnamen dengan raihan medali.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *