mellydia.co.id – Bursa Efek Indonesia (BEI) secara resmi menghentikan sementara perdagangan saham PT Humpuss Maritim Internasional Tbk (HUMI) dan Waran Seri I HUMI-W. Langkah suspensi ini mulai berlaku pada Kamis (28/8) di seluruh pasar, baik reguler maupun tunai. Keputusan ini diambil sebagai tindakan “cooling down” yang strategis guna melindungi kepentingan para investor dan memberikan mereka waktu untuk mempertimbangkan keputusan investasi secara lebih matang.
Langkah tegas dari BEI ini dipicu oleh lonjakan harga saham HUMI yang luar biasa signifikan. Dalam satu pekan saja, saham HUMI telah melonjak 130%, dan dalam kurun waktu sebulan, peningkatannya mencapai 206,67%. Bahkan, sejak awal tahun atau year to date (YTD), saham perusahaan pelayaran ini telah terbang meroket hingga 268%, menarik perhatian pelaku pasar dengan volatilitas yang tinggi.
Lonjakan harga di tengah isu delisting induk usaha
Yang menarik, reli harga saham HUMI ini justru terjadi bersamaan dengan kabar rencana delisting induk usahanya, PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk (HITS). Berdasarkan data RTI, HITS saat ini masih memegang mayoritas kepemilikan saham HUMI, yakni sebesar 76,5%. Sebelumnya, HITS telah mengumumkan rencana untuk menjadi perusahaan tertutup atau go private melalui skema tender sukarela yang akan dilaksanakan oleh PT Joyo Agung Permata (JAP).
Selain dinamika terkait induk usaha, HUMI juga baru-baru ini melaporkan adanya perubahan dalam komposisi pemegang sahamnya. PT Humpuss Transportasi Kimia (HTK) diketahui telah melepas 96,49 juta saham, atau setara dengan 0,53% dari total kepemilikannya, melalui transaksi di bursa pada tanggal 27 Agustus 2025. Akibatnya, porsi kepemilikan HTK di HUMI berkurang menjadi 6,55%, sementara kepemilikan publik justru mengalami peningkatan menjadi 16,95%.
Analis: kenaikan lebih ke faktor spekulatif
Menanggapi fenomena lonjakan harga saham ini, Analis Investasi dari Edvisor Profina Visindo, Indy Naila, berpendapat bahwa kenaikan saham HUMI lebih didorong oleh sentimen spekulatif daripada fundamental perusahaan yang solid. “Apalagi, hal ini terjadi di tengah isu delisting induknya,” tegas Indy kepada Kontan, Kamis (28/8), menyoroti kejanggalan di balik pergerakan harga tersebut.
Senada dengan pandangan tersebut, Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia, Muhammad Wafi, menambahkan bahwa manajemen HITS sempat mendorong para pemegang saham untuk mengalihkan portofolio mereka ke HUMI saat pengumuman rencana go private. Hal ini dilandasi oleh posisi HUMI sebagai “anak usaha inti yang akan menjadi penggerak usaha grup ke depan,” ujarnya, mengindikasikan bahwa HUMI diproyeksikan sebagai tulang punggung bisnis grup di masa mendatang.
Prospek usaha HUMI
Dari sisi operasional, PT Humpuss Maritim Internasional Tbk (HUMI) menunjukkan geliat bisnis yang aktif dalam mengembangkan sektor pelayaran. Portofolio layanan mereka mencakup jasa angkutan LNG, minyak, kimia, kargo laut, hingga manajemen awak kapal yang komprehensif. Sebagai bagian dari ekspansi, HUMI juga telah menambah dua unit SPHB serta mengakuisisi sebuah tugboat baru untuk memperkuat armadanya.
Kendati demikian, dari aspek valuasi, data RTI menunjukkan bahwa rasio harga terhadap laba (PER) HUMI berada di level 20,61x dan rasio harga terhadap nilai buku (PBV) mencapai 1,32x. Angka ini terlihat kontras jika dibandingkan dengan induknya, HITS, yang memiliki valuasi lebih rendah dengan PER 5,58x dan PBV 0,75x. Indy Naila kembali menggarisbawahi, “Valuasi HITS masih murah, tetapi HUMI sudah cukup relatif mahal,” mengindikasikan bahwa harga saham HUMI saat ini mungkin telah melampaui nilai intrinsiknya.
Catatan untuk investor
Mengingat suspensi yang masih berlangsung dan analisis para ahli, investor disarankan untuk lebih cermat dalam meninjau prospek fundamental perusahaan. Penting bagi mereka untuk tidak hanya terbawa arus tren kenaikan harga saham semata. Lonjakan harga saham HUMI yang bertepatan dengan isu delisting HITS disinyalir lebih bersifat spekulatif dan mungkin tidak sepenuhnya mencerminkan kinerja riil atau kondisi fundamental perusahaan yang sebenarnya.
Ringkasan
Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi menangguhkan perdagangan saham HUMI dan waran seri I HUMI-W karena lonjakan harga saham yang signifikan, mencapai 130% dalam seminggu dan 268% sejak awal tahun. Suspensi ini bertujuan untuk mendinginkan pasar dan melindungi investor agar dapat mempertimbangkan investasi dengan lebih hati-hati. Lonjakan harga terjadi bersamaan dengan isu delisting induk usaha HUMI, yaitu HITS, yang memicu spekulasi di pasar.
Analis berpendapat bahwa kenaikan harga saham HUMI lebih didorong oleh sentimen spekulatif daripada fundamental perusahaan, terutama mengingat isu delisting HITS. Meskipun HUMI menunjukkan geliat bisnis yang aktif dalam mengembangkan sektor pelayaran, valuasi sahamnya dianggap relatif mahal dibandingkan dengan HITS. Investor disarankan untuk lebih cermat meninjau fundamental perusahaan dan tidak hanya terbawa tren kenaikan harga saham.