Pelonggaran Moneter BI: Dunia Usaha Sumringah, Ekonomi Bergairah!

Posted on

JawaPos.com – Kebijakan Bank Indonesia (BI) untuk melonggarkan kebijakan moneter dengan memangkas suku bunga acuan, atau BI rate, sebesar 25 basis poin (bps) mendapat respons positif dari dunia usaha. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menegaskan komitmennya untuk terus menjalankan fungsi intermediasi secara sehat dan selektif. Fokus utamanya adalah mendukung sektor produktif dan memperkuat fondasi ekonomi kerakyatan.

Direktur Finance and Strategy Bank Mandiri, Novita Widya Anggraini, menjelaskan bahwa langkah bank sentral dalam menurunkan BI rate ini merupakan kebijakan akomodatif yang krusial. Keputusan tersebut bertujuan untuk menjaga stabilitas perekonomian nasional di tengah gejolak global yang dinamis, sekaligus mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi dengan tetap mengendalikan inflasi dan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

“Penyesuaian suku bunga acuan ini merupakan sinyal yang sangat positif bagi iklim dunia usaha. Bank Indonesia telah menunjukkan arah kebijakan yang strategis, dan kami siap memperkuat sinergi dengan otoritas moneter. Ini akan kami wujudkan melalui pertumbuhan kredit yang sehat, terukur, serta berpihak pada kebutuhan fundamental masyarakat dan para pelaku usaha,” tutur Novita pada Rabu (27/8).

Bank Mandiri, yang dikenal dengan logo pita emasnya, akan mengimplementasikan fungsi intermediasi dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian dan selektivitas. Strategi pertumbuhan perseroan akan difokuskan pada pengembangan ekosistem wholesale, sebuah pendekatan yang diyakini mampu mendorong pertumbuhan berkelanjutan melalui penerapan prinsip prudential banking.

Mengenai penyesuaian suku bunga kredit, Novita menegaskan bahwa Bank Mandiri telah melakukan adaptasi pada segmen kredit berbasis reference rate, sejalan dengan arah penurunan BI rate. Transmisi kebijakan ini ke suku bunga kredit dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kondisi likuiditas industri perbankan, struktur biaya dana (cost of fund), dan komunikasi yang efektif dengan para nasabah.

Novita menambahkan bahwa porsi portofolio kredit Bank Mandiri yang secara langsung mengacu pada BI rate hanya mencakup bagian yang terbatas dari total portofolio kredit keseluruhan. Ini menunjukkan adanya fleksibilitas dalam pengelolaan suku bunga kredit di Mandiri.

Diperkirakan, penurunan BI rate sebesar 25 bps akan mengakibatkan penurunan yield kredit sekitar 10-15 bps di tingkat portofolio. Dampak terhadap pendapatan bunga Bank Mandiri diproyeksikan relatif minimal dan dapat dikelola secara strategis. Salah satu langkah yang ditempuh adalah melalui peningkatan porsi kredit ritel dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), yang sekaligus menjaga keseimbangan portofolio kredit wholesale.

Hingga Mei 2025, Bank Mandiri mencatat kinerja impresif dalam pertumbuhan kredit wholesale sebesar 15,8 persen secara year-on-year (YoY), melampaui rata-rata pertumbuhan industri yang berada di angka 8,43 persen YoY. Sementara itu, kredit perumahan juga menunjukkan pertumbuhan kuat sebesar 14,2 persen YoY.

Di segmen ritel, pertumbuhan tercatat 8,95 persen secara tahunan, konsisten dengan tren industri. Kualitas kredit Bank Mandiri juga tetap terjaga dengan baik, tercermin dari rasio non-performing loan (NPL) yang hanya 1,06 persen secara bank only, menandakan pengelolaan risiko yang efektif.

“Pertumbuhan yang sehat dan berkualitas adalah prioritas utama bagi kami. Bank Mandiri akan senantiasa mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam setiap langkah strategis, demi memastikan perseroan tetap tangguh dan resilien dalam menghadapi berbagai siklus ekonomi serta dinamika pasar yang terus berubah,” pungkas Novita.

Ringkasan

Bank Indonesia menurunkan BI rate sebesar 25 bps, yang disambut positif oleh dunia usaha. Bank Mandiri berkomitmen untuk mendukung sektor produktif dan ekonomi kerakyatan melalui intermediasi yang sehat dan selektif. Kebijakan ini diharapkan dapat menjaga stabilitas ekonomi nasional di tengah gejolak global dan mendorong pertumbuhan dengan tetap mengendalikan inflasi.

Bank Mandiri akan fokus pada pengembangan ekosistem wholesale dan menerapkan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit. Penurunan BI rate diperkirakan akan menurunkan yield kredit sekitar 10-15 bps, namun dampaknya akan dikelola dengan meningkatkan porsi kredit ritel dan UMKM. Hingga Mei 2025, Bank Mandiri mencatat pertumbuhan kredit yang kuat di berbagai segmen, termasuk wholesale dan perumahan, dengan kualitas kredit yang terjaga.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *