PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) telah mengukir sejarah baru dengan meluncurkan Green Zakat Framework di Jakarta pada Rabu, 27 Agustus 2025. Inisiatif strategis yang dikembangkan bersama United Nations Development Programme (UNDP) Indonesia dan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) ini merupakan yang pertama di dunia, secara revolusioner mengintegrasikan nilai-nilai keberlanjutan ke dalam praktik zakat.
Direktur Utama BSI, Anggoro Eko Cahyo, menjelaskan bahwa Kerangka Kerja Zakat Hijau ini dirancang agar pendayagunaan zakat tidak lagi sebatas instrumen pengentasan kemiskinan, namun juga secara aktif berkontribusi pada kelestarian lingkungan dan mendukung pembangunan berkelanjutan. “Green Zakat Framework diharapkan mampu mendorong kolaborasi yang lebih luas antarlembaga serta meningkatkan minat masyarakat untuk berzakat, mengoptimalkan potensi zakat Indonesia yang fantastis, mencapai Rp 327 triliun,” ujar Anggoro dalam keterangan tertulisnya.
Komitmen BSI terhadap zakat telah terbukti. Hingga Mei 2025, bank syariah terbesar di Indonesia ini telah menyalurkan zakat sebesar Rp 65,6 miliar secara year-to-date, menjangkau 240.075 penerima manfaat di berbagai sektor seperti ekonomi, pendidikan, kesehatan, kemanusiaan, serta dakwah atau advokasi. Secara akumulatif, total distribusi zakat korporat dan pegawai BSI bahkan telah mendekati angka Rp 1 triliun, menunjukkan dedikasi yang kuat dalam pemberdayaan umat.
Tak hanya fokus pada penyaluran zakat yang berkelanjutan, BSI juga gencar menggalakkan pembiayaan berkelanjutan. Per Juni 2025, total penyaluran pembiayaan berkelanjutan BSI telah mencapai angka impresif Rp 72,8 triliun, menegaskan perannya sebagai pelopor keuangan syariah yang bertanggung jawab.
Angka tersebut terbagi menjadi dua kategori utama: green financing sebesar Rp 15,3 triliun dan social financing yang mencapai Rp 57,5 triliun. Fokus green financing BSI didominasi oleh sektor-sektor krusial seperti pengelolaan sumber daya alam hayati dan penggunaan lahan berkelanjutan, inisiatif eco-efficient, hingga proyek-proyek energi terbarukan, selaras dengan agenda pembangunan hijau global.
Anggoro Eko Cahyo menegaskan bahwa percepatan pembiayaan berkelanjutan merupakan pilar penting dalam mendukung tercapainya pembangunan nasional yang berkelanjutan. Lebih jauh, ia menyatakan bahwa ini adalah bagian integral dari strategi BSI sebagai agen perubahan. BSI berkomitmen untuk mendorong bisnis berkelanjutan, menjaga kelestarian lingkungan, memastikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan merata, memperkuat daya saing nasional, sekaligus mengokohkan peran Indonesia dalam menghadapi krisis iklim global yang mendesak.
Pilihan Editor: Bagaimana Kesiapan Pegadaian dan BSI Menjadi Bank Emas?
Ringkasan
Bank Syariah Indonesia (BSI) meluncurkan Green Zakat Framework yang pertama di dunia, bekerja sama dengan UNDP Indonesia dan Baznas. Kerangka kerja ini bertujuan untuk mengintegrasikan nilai-nilai keberlanjutan ke dalam praktik zakat, menjadikan zakat sebagai instrumen pengentasan kemiskinan sekaligus pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.
Hingga Mei 2025, BSI telah menyalurkan zakat sebesar Rp 65,6 miliar dan pembiayaan berkelanjutan mencapai Rp 72,8 triliun, terbagi menjadi green financing dan social financing. BSI berkomitmen untuk mendorong bisnis berkelanjutan, menjaga kelestarian lingkungan, dan memperkuat peran Indonesia dalam menghadapi krisis iklim global.