mellydia.co.id JAKARTA — Dunia pasar modal Indonesia kembali bergejolak seiring dengan pengumuman rebalancing terbaru FTSE Global Equity Index Series kategori micro caps. Sebanyak delapan emiten Indonesia berhasil mencatatkan namanya sebagai pendatang baru dalam indeks acuan global ini, dengan efektif berlaku pada September 2025.
Dalam perombakan portofolio investasi global ini, FTSE juga menyoroti pergerakan saham-saham besar. Salah satunya adalah DSSA dari Sinar Mas yang berhasil masuk ke papan utama, meskipun keputusan final mengenai bobotnya masih akan ditentukan pada 5 September mendatang. Di sisi lain, Bank Danamon (BDMN) harus terdepak dari indeks karena dinilai tidak lagi memenuhi target kapitalisasi pasar yang telah ditetapkan oleh FTSE, menandakan dinamika ketat dalam penilaian indeks global.
Untuk kategori micro caps, tujuh emiten yang akan mengisi daftar konstituen baru adalah PT MNC Capital Tbk. (BCAP), PT Kencana Energi Lestari Tbk. (KEEN), PT Midi Utama Indonesia Tbk. (MIDI), PT Multi Bintang Indonesia Tbk. (MLBI), PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk. (CNMA), PT Sariguna Primatirta Tbk. (CLEO), dan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Tbk. (ULTJ). Kehadiran mereka menunjukkan potensi pertumbuhan dan daya tarik baru di mata investor global.
Masuknya emiten-emiten tersebut otomatis menggantikan tujuh saham yang sebelumnya berada di indeks micro cap FTSE. Emiten yang didepak dari daftar tersebut meliputi PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk. (BEST), PT Dana Brata Luhur Tbk. (TEBE), PT IMC Pelita Logistik Tbk. (PSSI), PT Murni Sadar Tbk. (MTMH), PT Resource Alam Indonesia Tbk. (KKGI), PT Semen Baturaja Tbk. (SMBR), dan PT Uni-Charm Indonesia Tbk. (UCID), mencerminkan pergeseran fokus dan kriteria investasi.
Pengumuman rebalancing FTSE Agustus 2025 ini dijadwalkan berlaku mulai 19 September, dan akan secara resmi efektif pada perdagangan saham tanggal 22 September 2025. Momentum ini kerap dinanti para pelaku pasar karena dapat memicu pergerakan harga saham.
Seiring dengan rilisnya hasil rebalancing ini, saham-saham yang menjadi penghuni baru indeks FTSE menunjukkan respons positif di pasar. Harga saham BCAP, misalnya, melonjak 6,94% pada sesi pertama perdagangan hari ini, Selasa (26/8/2025), mencapai level Rp77 per lembar. Kinerja impresif ini bukan yang pertama, karena pada perdagangan kemarin, Senin (25/8/2025), saham BCAP juga telah menguat 12,5%. Secara akumulatif, BCAP telah menanjak 22,22% dalam sepekan terakhir dan membukukan penguatan signifikan sebesar 40% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd), kokoh di zona hijau.
: : IHSG Pekan Ini Diramal Tembus 8.000, Simak Rekomendasi Saham Pilihan IPOT
Tak hanya BCAP, harga saham emiten besutan taipan Hermanto Tanoko, CLEO, juga menunjukkan performa yang menjanjikan. Meski pada perdagangan hari ini harga saham CLEO stagnan di level Rp615 per lembar, kemarin saham ini telah menguat sebesar 5,13%. Sementara itu, KEEN juga mencatatkan kenaikan 3,11% pada perdagangan Senin kemarin. Disusul oleh ULTJ yang menguat 4,13% dan CNMA yang naik 0,72% pada hari yang sama, menunjukkan antusiasme investor terhadap pendatang baru indeks.
: : Saham Otomotif (ASII Hingga IMAS Cs) Adu Balap di Zona Hijau, Penurunan BI Rate jadi Katalis
Menanggapi masuknya BCAP ke dalam FTSE Global Equity Index kategori micro caps, Direktur Utama MNC Kapital, Yudi Hamka, menyatakan bahwa pencapaian ini menegaskan validitas fundamental perusahaan dan meningkatkan eksposur di mata investor global. “Kami secara konsisten memperkuat posisi di industri keuangan digital nasional, termasuk melalui pengembangan solusi yang relevan dan berdaya saing seperti Flash,” ujarnya dalam keterbukaan informasi, Senin (25/8/2025), menggarisbawahi strategi pertumbuhan perseroan.
Sariguna Primatirta Tbk. – TradingView
Senada dengan itu, Presiden Direktur CLEO, Melisa Patricia, menilai masuknya CLEO ke dalam indeks bergengsi seperti FTSE Global Equity Series dan MSCI akan menempatkan perseroan dalam radar investor institusi global, sekaligus memperkuat posisi di pasar. “Kami menyambut baik masuknya CLEO ke dalam indeks FTSE Global Equity Index Series. Pencapaian ini bukan hanya sebuah pengakuan, tetapi juga cerminan dari konsistensi kinerja dan kepercayaan pasar terhadap strategi jangka panjang perseroan,” ujar Melisa dalam keterangan tertulis pada Senin (25/8/2025), menekankan optimisme terhadap prospek perusahaan ke depan.