mellydia.co.id Drama Alexander Isak dan Newcastle United memasuki babak baru di mana hubungan mereka sekarang sepertinya tak bisa diperbaiki lagi.
Isak menjadi incaran Liverpool di bursa transfer musim panas ini.
Pada awal bulan ini, Si Merah sudah melepas tawaran mencapai 110 juta pound atau hampir 2,5 triliun rupiah untuk striker asal Swedia itu.
Namun, tawaran itu langsung ditolak oleh Newcastle.
Klub juara Piala Liga Inggris 2024-2025 itu dikabarkan menginginkan 150 juta pound.
Ingin memaksakan transfernya ke Liverpool terwujud, Isak lantas mangkir dari agenda pramusim The Magpies.
Dia bahkan sempat berlatih di markas klub sebelumnya, Real Sociedad.
Segera setelah tawaran Liverpool ditolak, penyerang yang musim lalu mencetak 27 gol dari 42 penampilan di semua kompetisi itu sempat kembali ke Newcastle.
Akan tetapi, suporter The Magpies sudah telanjur mencapnya sebagai pengkhianat.
Hasil Liga Inggris – Alexander Isak di Mana? Newcastle United Gagal Cetak Gol Lawan 10 Orang
Pada pekan pertama Liga Inggris, Newcastle United sama sekali tidak memasukkan Isak ke dalam tim.
Selama ini eks striker AIK dan Borussia Dortmund ini tidak mengeluarkan komentar.
Hanya sikapnya yang menegaskan bahwa dia ingin pergi dari Newcastle.
Pada Selasa (19/8/2025), Alexander Isak akhirnya mengeluarkan penyataan lewat akunnya di media sosial.
Pernyataan itu dikeluarkan seturut kesuksesan Isak terpilih masuk ke dalam Tim Terbaik Premier League 2024-2025.
Tidak ada hal bagus dalam pernyataan itu karena kata-kata Isak bakal semakin memperuncing atmosfer panas antara dirinya dan Newcastle.
Pemain kelahiran 21 September 1999 itu sampai menyebut Newcastle United sudah mengkhianati janji yang diberikan kepadanya.
Karenanya, Isak secara tersirat menyebut bahwa dia tak mau lagi bermain untuk The Magpies.
“Saya bangga terpilih untuk Skuad Terbaik Premier League 2024-2025,” kata Isak.
“Pertama-tama, saya ingin berterima kasih kepada rekan setim dan semua orang di Newcastle.”
Pernyataan Memelas Pelatih Newcastle usai Isak Mogok: Ini Tidak Sehat bagi Kami
“Kalian mendukung saya selama perjalanan ini.”
“Tetapi, saya tidak akan datang ke acara seremonial. Dengan apa yang sedang terjadi, saya merasa tidak benar jika pergi ke sana.”
“Saya tetap diam dalam waktu yang lama ketika orang-orang lain berbicara.”
“Sikap diam itu membuat orang-orang bisa menyebarkan cerita versi mereka sendiri.”
“Mereka bahkan melakukannya ketika tahu bahwa cerita itu bukan apa yang sesungguhnya dikatakan dan disetujui dalam pembicaraan pribadi.”
“Kenyataannya adalah janji telah dibuat dan klub sudah lama memahami posisi saya.”
“Bertindak sekarang seperti isu-isu ini baru saja muncul adalah sesuatu yang tidak benar.”
“Ketika janji dikhianati dan kepercayaan terkikis, sebuah hubungan tidak bisa berlanjut.”
“Itulah posisi saya sekarang dan itulah alasan mengapa perubahan perlu dilakukan untuk kepentingan semua orang, bukan cuma saya.”
Situasi Isak dan Newcastle jadi mirip-mirip dengan drama Viktor Gyokeres, Ardon Jashari, atau Ademola Lookman.
Semuanya memaksa dijual oleh klub masing-masing karena mengaku dijanjikan akan dilepas jika ada tawaran tertentu.
Gyokeres dan Jashari pada akhirnya mendapatkan keinginan mereka dijual oleh Sporting CP dan Club Brugge.
Akan tetapi, tidak demikian dengan Lookman yang harus kembali ke Atalanta setelah sempat mangkir dari pramusim dan menerima denda untuk sikap indisiplinernya.