JUARA.NE – Dunia pertarungan seni bela diri campuran (MMA) kini tengah diramaikan dengan diskusi mengenai siapa yang mampu menaklukkan raja baru kelas menengah UFC, Khamzat Chimaev. Chimaev, petarung berjulukan “Si Serigala”, baru saja mengukir sejarah dengan merebut sabuk juara kelas menengah UFC pada Minggu, 17 Agustus 2025.
Dalam pertarungan yang berlangsung sengit tersebut, Khamzat Chimaev menunjukkan dominasinya secara mutlak saat menghadapi Dricus du Plessis. Ia berhasil mengendalikan jalannya laga dan membuat lawannya tak berdaya, khususnya dalam pertarungan bawah tingkat tinggi yang menjadi keahliannya. Kemenangan telak ini tidak hanya mengantarnya ke puncak singgasana divisi, tetapi juga memicu rasa penasaran publik: siapakah sosok yang memiliki potensi untuk menggulingkan sang juara tak terkalahkan ini?
Menjawab tanda tanya besar tersebut, mantan juara kelas menengah UFC, Robert Whittaker, turut angkat bicara. Whittaker, dengan pengalamannya yang luas di divisi ini, telah mengantongi satu nama yang menurutnya memiliki potensi besar untuk meredam keganasan “Si Serigala” dan bahkan mungkin merebut mahkotanya.
Debut Menyakitkan di UFC 319, Penantang Raja Kelas Bulu Bilang Begini
Tanpa ragu, Whittaker menyebut nama Reinier De Ridder sebagai petarung yang patut diperhitungkan. “Saya pikir, De Ridder punya peluang untuk menang,” ujar Whittaker, seperti dikutip dari Championat.com.
Robert Whittaker menjelaskan alasannya secara rinci. Menurutnya, duel terberat yang pernah dijalani Khamzat Chimaev adalah saat melawan Gilbert Burns, karena Chimaev menunjukkan sedikit kerentanan terhadap kemampuan jiu-jitsu tingkat tinggi. Di sinilah Reinier De Ridder hadir sebagai ancaman serius; ia adalah seorang grappler ulung dengan postur tubuh tinggi, dilengkapi dengan ilmu jiu-jitsu kelas atas, dan terbiasa dalam situasi di mana lawan berusaha mengambil punggungnya. Whittaker menambahkan bahwa ketika Chimaev berhadapan dengan lawan yang piawai dalam gulat, ia cenderung mengubah strategi menjadi adu pukulan dan tendangan. Menariknya, De Ridder juga memiliki kemampuan striking yang mumpuni, menjadikannya lawan yang lengkap.
Pandangan dari Whittaker ini tentu bukan tanpa dasar, melainkan sangat layak untuk dipertimbangkan. Pasalnya, ia sendiri pernah merasakan langsung bagaimana kehebatan De Ridder di dalam oktagon. Pada bulan Juli sebelumnya, kedua petarung papan atas ini bahkan sempat saling berhadapan di arena UFC dalam sebuah pertarungan sengit yang berlangsung lima ronde penuh, memukau para penggemar MMA.
Padahal Ikut Saksikan Kemenangan Khamzat Chimaev, Petarung Ini Sesumbar Mampu Menaklukkannya
Dalam duel yang ketat tersebut, Robert Whittaker harus mengakui keunggulan Reinier De Ridder melalui keputusan angka tipis atau split decision. Pengalaman pahit namun berharga inilah yang mendasari keyakinannya akan potensi De Ridder untuk memberikan perlawanan sengit kepada Khamzat Chimaev.
Sebelum akhirnya berlabuh di ajang pimpinan Dana White, Reinier De Ridder telah lebih dulu membangun reputasi mengesankan di panggung global, khususnya di ONE Championship. Di organisasi tersebut, ia berhasil mencatatkan namanya sebagai juara di dua kelas bergengsi sekaligus: divisi menengah dan divisi berat ringan, mengukuhkan posisinya sebagai salah satu petarung paling dominan di generasinya.
Ringkasan
Khamzat Chimaev baru saja meraih gelar juara kelas menengah UFC setelah mengalahkan Dricus du Plessis. Kemenangan telak ini memunculkan pertanyaan tentang siapa yang mampu menantang dominasinya. Robert Whittaker menyebut Reinier De Ridder sebagai petarung yang berpotensi mengalahkan Chimaev.
Whittaker berpendapat bahwa kemampuan jiu-jitsu De Ridder, ditambah dengan postur tubuh tinggi dan striking yang mumpuni, dapat menjadi ancaman bagi Chimaev. Whittaker pernah merasakan sendiri kehebatan De Ridder dalam pertarungan lima ronde, di mana ia kalah melalui split decision. De Ridder juga memiliki rekam jejak yang impresif sebagai juara di dua kelas ONE Championship.
