Pertumbuhan Ekonomi RI: Prediksi IMF, BPS, dan OJK

Posted on

Ketahanan Ekonomi Indonesia di Tengah Perlambatan Global

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar, menyatakan optimismenya terhadap kinerja ekonomi Indonesia yang tetap tangguh meskipun menghadapi perlambatan ekonomi global. Hal ini sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,8 persen yang ditetapkan oleh International Monetary Fund (IMF) dalam World Economic Outlook edisi Juli 2025. Proyeksi ini merupakan revisi dari angka 4,7 persen yang dikeluarkan pada April lalu, sekaligus peningkatan dari prediksi sebelumnya sebesar 5,1 persen. Mahendra yakin, peningkatan proyeksi ini akan semakin memperkuat daya saing Indonesia dalam memanfaatkan peluang ekonomi global.

Lebih lanjut, Mahendra memaparkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,12 persen year on year pada kuartal kedua tahun 2025. “Di tengah perlambatan ekonomi global, perekonomian Indonesia menunjukkan ketahanan yang baik,” tegas Mahendra dalam Risk & Governance Summit 2025 di Balai Kartini, Jakarta, Selasa, 19 Agustus 2025. Ketahanan ini diperkuat oleh peringkat kredit Indonesia yang tetap stabil.

Lembaga pemeringkat global Standard & Poor’s mempertahankan rating Indonesia pada peringkat BBB untuk jangka panjang dan A2 untuk jangka pendek dengan outlook stable. Kondisi ini, menurut Mahendra, mencerminkan kepercayaan internasional yang tinggi terhadap kekuatan fundamental ekonomi Indonesia, ditopang oleh kondisi fiskal dan sektor keuangan yang solid. Ia menekankan pentingnya tata kelola yang andal di sektor jasa keuangan dan pemerintahan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Penguatan ekosistem yang sehat, inklusif, dan kompetitif dinilai krusial dalam menopang pertumbuhan dan ketahanan ekonomi nasional.

Namun, tantangan tetap ada. Ketua Dewan Audit merangkap Anggota Komisioner OJK, Sophia Wattimena, menyoroti rendahnya skor Indonesia dalam Business Ready (B-Ready) Index laporan Bank Dunia tahun lalu. Skor yang berada di bawah rata-rata global ini, menurut Sophia, menunjukkan tantangan dalam iklim berusaha di Indonesia dan berpotensi menghambat perkembangannya. “Indonesia menghadapi tantangan tersendiri terkait governance,” ujar Sophia, menetapkan banyaknya tantangan struktural dalam penanaman modal dan layanan keuangan sebagai faktor penyebab.

OJK, lanjut Sophia, terus meningkatkan pengawasan dan fokus pada tata kelola yang baik untuk mengatasi hal ini. Kesenjangan dalam efisiensi layanan publik, akses ke layanan keuangan, dan regulasi bisnis menjadi fokus perbaikan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) untuk menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif.

Pilihan Editor: Amerika Menyoal QRIS dan GPN Indonesia. Pesanan Siapa?

Ringkasan

Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi mencapai 4,8% oleh IMF, revisi naik dari prediksi sebelumnya. Angka ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi 5,12% year on year pada kuartal kedua tahun 2025 menurut BPS, menunjukkan ketahanan ekonomi Indonesia di tengah perlambatan ekonomi global. Peringkat kredit Indonesia yang stabil juga mencerminkan kepercayaan internasional terhadap fundamental ekonomi Indonesia yang kuat.

Meskipun demikian, tantangan tetap ada, seperti rendahnya skor Indonesia dalam Business Ready Index yang menunjukkan kendala iklim berusaha. OJK berupaya meningkatkan pengawasan dan tata kelola untuk mengatasi hal ini, termasuk mengatasi kesenjangan dalam efisiensi layanan publik dan akses layanan keuangan demi menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *