Tim nasional bola voli putri U-21 Indonesia telah mengakhiri perjalanan mereka di Kejuaraan Dunia Voli U-21 2025 dengan menduduki peringkat ke-16.
Pencapaian ini patut diapresiasi, mengingat peringkat ke-16 jauh melampaui target awal yang ditetapkan oleh PBVSI selaku federasi induk bola voli Tanah Air bagi timnas voli putri U-21.
Torehan ini menjadi lebih istimewa karena merupakan kali pertama bagi para Srikandi Muda Indonesia untuk berlaga di kompetisi kelompok umur resmi sekelas Kejuaraan Dunia Voli U-21. Sebagai tuan rumah, Indonesia lolos secara otomatis tanpa melalui proses try out seleksi, dan hanya bermodalkan pemusatan latihan panjang serta serangkaian laga persahabatan. Situasi ini kontras dengan negara-negara lain yang harus berjuang keras di turnamen tingkat benua tahun lalu, atau melalui jalur juara bertahan Kejuaraan Dunia U-21 2023 seperti China.
Perjalanan tim juga diwarnai tantangan, di mana skuad Indonesia sudah tidak dalam kondisi komplet sejak laga ketiga akibat cedera yang menimpa dua pemain kunci, Kadek Diva Yanti Putri Ardiantana dan Junaida Santi.
Meski demikian, penampilan “menggigit” yang ditunjukkan oleh para pemain timnas voli putri U-21 Indonesia sempat membangkitkan harapan publik akan hasil yang lebih baik. Namun, setelah mencetak kemenangan pertama atas Kanada pada laga kedua fase grup, Indonesia sayangnya selalu menelan kekalahan dalam tujuh pertandingan beruntun.
Hasil Kejuaraan Dunia Voli U-21 2025 – Indonesia Masih Penasaran, Comeback dari 11-18 pun Belum Bertuah
Di luar pertandingan melawan tim-tim kuat seperti Argentina dan Italia, timnas Indonesia kerap menunjukkan pola yang mengkhawatirkan: selalu kalah setelah sempat unggul di set-set awal, bahkan empat di antaranya harus ditentukan hingga lima set. Hal ini menjadi catatan penting mengingat lawan-lawan yang dihadapi Indonesia adalah tim-tim raksasa di kancah voli putri dunia, termasuk Serbia, Thailand, Korea Selatan, dan Puerto Riko.
Pada laga penentuan peringkat 15-16, Indonesia kembali berhadapan dengan Puerto Riko. Sempat unggul 2-1 dalam kedudukan set dan menunjukkan semangat pantang menyerah dengan membalikkan keadaan dari skor 11-19, sayangnya Indonesia harus mengakui keunggulan lawan. Tim Merah Putih akhirnya tumbang dengan skor ketat 2-3 (24-26, 25-19, 25-22, 22-25, 12-15) dalam pertandingan yang digelar di Jawa Pos Arena, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (17/8/2025).
Menanggapi hasil tersebut, Marcos Sugiyama, pelatih timnas voli U-21 Indonesia, menyatakan kepada BolaSport.com dan awak media lainnya, “Menurut saya ini adalah hal normal untuk pertandingan terakhir. Namun, pada akhirnya ada sesuatu yang tidak kami lakukan sepanjang kejuaraan ini, sehingga kegagalan di momen-momen krusial menyebabkan kekalahan kami.”
Pelatih berdarah Jepang-Brasil itu secara khusus menyoroti penurunan performa di akhir pertandingan sebagai masalah utama yang harus segera dibenahi. Sugiyama menegaskan tekadnya untuk menanamkan mentalitas pantang menyerah, semangat mengejar setiap bola, dan berjuang di setiap momen kepada tim muda Indonesia.
“Saya akan berusaha keras untuk mengubah proses pelatihan di kategori U-21 dan di bawahnya,” imbuh Sugiyama. “Kami berupaya keras menanamkan mentalitas untuk tidak menyerah dalam kondisi apa pun, untuk memperebutkan setiap bola, dan berjuang di setiap momen. Tujuannya agar mereka sepenuhnya memahami proses ini.” Ia menambahkan permintaan maaf, “Jadi, saya perlu meminta maaf kepada semua orang karena tidak meraih kemenangan di pertandingan terakhir, namun kami akan terus melanjutkan proses ini demi kemajuan tim.”
Sugiyama turut menjelaskan keputusannya untuk tetap menurunkan Junaida Santi, meskipun sang pemain tidak dalam kondisi fit akibat cedera lutut. Santi diketahui mengalami robek meniskus. Meskipun MVP Proliga itu masih tampak berhati-hati, kehadirannya di lapangan terbukti mampu menjadi pemecah kebuntuan dan motor serangan bagi tim Indonesia.
Sugiyama menekankan bahwa keputusan itu diambil setelah mempertimbangkan aspek medis; Santi telah menjalani tes sebelum pertandingan, dan ia tidak akan ragu menariknya jika ada masalah. “Jika dia mengatakan sesuatu kepada kami, kami pasti akan menariknya keluar. Dia tidak mengatakan apa-apa karena dia adalah seorang pejuang,” tutur Sugiyama. “Namun, saya melihat raut wajahnya, dan wajahnya seolah memberikan jawaban kepada saya. Saya akhirnya harus menggantinya dengan Zahwa (Aliah Jasmien) di lini belakang karena dia merasa sangat kesakitan. Dia ingin bertahan di lapangan, tetapi rasa sakitnya begitu besar,” lanjutnya, mengakui, “Inilah yang terjadi pada seorang pejuang saat dia berada di lapangan. Maka dari itu, saya ingin meminta maaf karena ini adalah kesalahan saya.”
HASIL PERTANDINGAN INDONESIA DI KEJUARAAN DUNIA U-21 2025
Fase Grup (Peringkat 3, 2 Kemenangan, 8 poin)
- Indonesia 0-3 Vietnam (15-25, 16-25, 18-25)
- Indonesia 3-1 Kanada (28-26, 25-18, 18-25, 25-21)
- Indonesia 2-3 Puerto Riko (25-17, 26-28, 25-15, 23-25, 15-17)
- Indonesia 2-3 Serbia (21-25, 27-25, 23-25, 25-22, 13-15)
- Indonesia 0-3 Argentina (23-25, 18-25, 22-25)
16 Besar
- Indonesia 1-3 Italia (12-25, 25-19, 21-25, 25-13)
Playoff Pemeringkatan 9-16
- Indonesia 0-3 Thailand (24-26, 19-25, 22-25)
Playoff Pemeringkatan 13-16
- Indonesia 2-3 Korea Selatan (25-22, 15-25, 25-17, 18-25, 5-15)
Final Pemeringkatan 15-16
- Indonesia 2-3 Puerto Riko (24-26, 25-19, 25-22, 22-25, 12-15)
Kejuaraan Dunia Voli U-21 2025 – Direpotkan Tim Beda 60 Peringkat, Pelatih Italia Akui Potensi Indonesia
Ringkasan
Timnas bola voli putri U-21 Indonesia meraih peringkat ke-16 di Kejuaraan Dunia Voli U-21 2025, melampaui target awal PBVSI. Meskipun sempat menunjukkan performa menjanjikan dan meraih kemenangan atas Kanada, Indonesia mengalami kekalahan beruntun dalam tujuh pertandingan berikutnya. Cedera pemain kunci seperti Kadek Diva Yanti Putri Ardiantana dan Junaida Santi menjadi tantangan tersendiri bagi tim.
Pelatih Marcos Sugiyama menyoroti masalah performa di akhir pertandingan dan bertekad untuk menanamkan mentalitas pantang menyerah kepada tim. Ia juga meminta maaf atas kekalahan di pertandingan terakhir, mengakui bahwa masih banyak yang perlu diperbaiki dalam proses pelatihan. Sugiyama menjelaskan keputusannya menurunkan Junaida Santi yang cedera, menekankan bahwa keputusan itu diambil setelah mempertimbangkan aspek medis.