78 Tahun Merdeka, Juta Rumah Tangga Masih Gelap?

Posted on

Delapan dekade kemerdekaan Indonesia, akses listrik masih menjadi tantangan besar di sejumlah wilayah. Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menunjukkan fakta mengejutkan: hingga Juni 2025, 1,28 juta rumah tangga—setara 1,49% dari total 86,6 juta rumah tangga nasional—belum menikmati aliran listrik. Direktur Jenderal Ketenagalistrikan ESDM, Jisman Hutajulu, mengungkapkan angka tersebut tersebar di 10.068 lokasi, terutama di Aceh, Sumatera Utara, dan beberapa provinsi di Indonesia bagian timur. Meskipun rasio elektrifikasi nasional telah mencapai 98,51%, jutaan warga Indonesia masih hidup tanpa akses energi dasar ini.

Situasi ini diperparah oleh kurangnya akses listrik di daerah pedesaan. Hingga akhir 2024, tercatat 340 kecamatan (sekitar 6.700 desa) belum terhubung dengan jaringan PLN. Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, menjelaskan bahwa sekitar 1,3 juta rumah tangga masih bergantung pada listrik berbahan bakar minyak (BBM) yang mahal dan tidak efisien. Banyak masyarakat menggunakan listrik swadaya terbatas, menambah beban ekonomi mereka.

Pemerintah menyadari urgensi permasalahan ini. Untuk mengatasi keterbatasan akses listrik di seluruh wilayah tersebut, dibutuhkan anggaran sekitar Rp 48 triliun dalam kurun waktu lima tahun. Menurut Menteri Bahlil, dengan dukungan Presiden, target elektrifikasi hingga ke tingkat dusun dan desa diharapkan dapat terwujud. Upaya ini sejalan dengan program listrik desa yang menargetkan 5.758 desa mendapatkan akses listrik dalam lima tahun ke depan, menyalurkan listrik ke 780 ribu rumah tangga melalui pembangunan pembangkit berkapasitas 394 megawatt. Program ini menitikberatkan pada penggunaan energi baru terbarukan, terutama di desa-desa terpencil, dengan total investasi diperkirakan mencapai Rp 50 triliun. Listrik, tegas Menteri Bahlil, merupakan hak dasar setiap warga negara, bukan sekadar pilihan, melainkan kewajiban negara untuk dipenuhi.

Prioritas pemerintah dalam jangka pendek diarahkan pada elektrifikasi di kawasan timur Indonesia. Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, menyebut kawasan timur sebagai “last mile” dari elektrifikasi nasional. Saat ini, pemerintah sedang menyiapkan anggaran dan strategi percepatan untuk mewujudkan hal tersebut.

Pilihan Editor: Lamban Realisasi Penyediaan Listrik

Ringkasan

Hingga Juni 2025, sekitar 1,28 juta rumah tangga di Indonesia (1,49% dari total rumah tangga) belum memiliki akses listrik, terutama di Aceh, Sumatera Utara, dan beberapa provinsi di Indonesia bagian timur. Meskipun rasio elektrifikasi nasional telah mencapai 98,51%, jutaan warga masih bergantung pada listrik berbahan bakar minyak yang mahal atau listrik swadaya terbatas, terutama di 340 kecamatan yang belum terhubung dengan jaringan PLN.

Pemerintah mengalokasikan sekitar Rp 48 triliun selama lima tahun untuk mengatasi masalah ini, dengan target elektrifikasi hingga tingkat dusun dan desa. Program listrik desa menargetkan 5.758 desa mendapatkan akses listrik, menyalurkan listrik ke 780 ribu rumah tangga melalui pembangunan pembangkit berkapasitas 394 megawatt, dengan fokus pada energi baru terbarukan. Prioritas jangka pendek difokuskan pada elektrifikasi di kawasan timur Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *